"Makasih om atas tumpangannya." Ucap Nauval dengan tersenyum
Danu menyembulkan kepalanya dari jendela yang baru terbuka "sama gue kagak." Celetuk Danu yang langsung mendapat teguran dari Alan.
Nauval beralih pada Danu dengan senyum yang di paksakan "terima kasih, Danu." Nauval dengan wajah sok baiknya lalu memberikan satu jitakan di dahinya
"Awss.." ringis Danu dengan mengelus jidatnya "gak tau terima kasih emang Lo." Gerutu nya
"Biarin, lagian yang nyetir dari tadi itu om Alan bukan Lo, Lo eluss aja tuh si pipi sampai bulunya rontok." Sahut Nauval tak mau kalah
Alan tertawa melihat perdebatan antar keduanya "ya udah Val, kalau gitu om duluan ya." Ramah Alan lalu melajukan kendaraannya ikut berbaur dengan yang lain
Nauval masuk ke dalam area bengkel "gimana bang, sudah selesai gak." Tanya nya pada salah satu pegawai bengkel
"Sudah dong, tuh ada di sana.." tunjuk pria paruh baya itu pada motor Supra milik Nauval yang sudah menjadi kinclong seperti baru "cek aja dulu!" Titahnya
Nauval dengan antusias menaiki motornya "wih..keren bang." Pujinya
"Iya, lagian kamu ada-ada aja, sudah tau motor tua, malah di pakai untuk Kebut-kebutan di jalan."
"Ya namanya nya juga kepepet bang." Sahut Nauval
***
Saat ini Nauval dan motor tuanya sudah berada di depan gerbang. Nauval turun dari atas motornya guna membuka gerbang.
Seketika pergerakannya terhenti ketika benda pipih di sakunya bergetar "kantor polisi." dengan cepat diangkat, menempelkannya pada telinga
"Siang pak." Ujarnya pada seseorang di seberang sana
🦊🦊🦊
Sore menjelang malam. Dama, Danu Alana dan Alın tengah berkumpul di rumah nya Alana.
"Taro di kitchen sink dong, Dan." Tegur Alana pada Danu yang meletakkan piring kotor di atas meja tempat masak
"Apaan? Kagak ngerti gue." Nyolot-nya saat dua perempuan itu terus saja menyebut nama benda yang bahkan dirinya tidak tau.
"Maksud gue wastafel, Danu." Jengah Alana menjelaskan
"Wastafel kamar mandi." Beo-nya
Alana menghembuskan nafas gerah lalu menunjuk tempat wastafel pencucian piring "Oh..bilang dong dari tadi." Ujarnya yang baru memahami maksud dari Alana
Dama dan Alın datang sembari membawa kue yang baru saja di keluarkan dari oven.
"Awas, masih panas." Imbau Dama, meletakkan kue pada meja lalu mengeluarkannya dari loyang
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya kue yang tadi masih panas sudah mendingin, krim dan coklat cair nya juga sudah selesai tinggal waktunya untuk menghias.
"Sekarang kuenya mau di hiasi kek mana." Celetuk Alana meminta pendapat
"Gue tau, gimana kalau kuenya kita gambar lope-lope terus topingnya ada jengkol sama Pete." Alın memberi pendapat
BINABASA MO ANG
Kumpulan Manusia Priik!!
Teen Fiction"mengapa harus mereka?! ya karna dengan adanya mereka gue bisa menyalurkan bakat ketidak warasan gue." _nauval atanla