Kumpulan manusia priik!_1

121 38 44
                                    

Terlalu lama semenjak libur sekolah 'why should they?' merasa kehilangan jati diri mereka yang sebenarnya.

Terlalu lama merenung dan juga tertekan baik batin maupun rohani karna tidak bisa menyalurkan bakat terpendam mereka, yaitu; membuat kehebohan dimana mereka berdiri, membuat mereka tidak waras dalam beberapa waktu.

Subuh menjelang pagi, semua sudah siap dengan seragam yang melekat pada tubuhnya.

"PAGI SEMUANYA!!" Teriak Nauval, setelah memarkirkan kendaraan butut miliknya pada parkiran.

"Woi!! lama Lo kek keong." Teriak Dama. Pria dengan postur tubuh sedikit bongsor berteriak dari atas gedung sekolah dengan kaki menjuntai.

"Tau, gue sudah dari jam 5 subuh disini nungguin Lo pada."

"Gak seru Lo, Val. Janjinyakan jam tiga subuh sudah pada kumpul." Lanjut Alın, dengan dasi yang melingkar di kepala.

"Itu mah kemauan Lo, Bego!!" Alana, dengan menonyor kepala Alın, gemas.

Nauval, yang baru saja bergabung dengan geng menye-menye nya itu lantas berjingkrak bahagia. Akhirnya setelah lama batinnya merana.

"WOI!!  BUKAIN GERBANG NAPA." Teriak Danu, yang baru saja datang dari balik gerbang, mengelus kepala anak ayam berwarna hijau neon yang dengan antengnya bertengger pada pundak lebar-nya.

"Cit, cit-.."

Cicit anak ayam dengan mematuk telinga, Danu. Menggunakan paruh mungilnya.

"Ututu..!! Kasian anak gue, laper ya!!" Monolognya pada pipi_si ayam hijau.

"WOI.. CEPETAN NAPA? PONAKAN LO PADA SUDAH KELAPERAN NIH, JANGAN PAKSA GUE BUAT DOBRAK INI GERBANG YA." teriak Danu pada mereka yang baru saja sampai pada gerbang.

"Kasian banget ponakan gue sampe kelaperan, belum sarapan ya! Sini sama uncle." Dama, mendramatis dengan mengambil alih pipi.

❤️❤️❤️

"TARIK MANG-..!!"

Nauval berjoget dengan hebohnya diatas meja kantin dengan yang lain di bawah.

Siswa yang juga kebetulan berada di tempat yang sama hanya bersikap acuh. Pemandangan tersebut selalu mereka lihat selama kurang lebih, dua tahun lebih enam bulan. Semenjak mereka menginjakkan kaki di SMA tersebut.

Dengan orang yang sama, dengan wajah yang sama, dan dengan tingkah konyol yang sama pula.

Dan di tambah lagi dengan pak Mamat. Selaku penjual kantin yang dengan senang hatinya membawakan mereka radio jadul miliknya untuk memutar musik dangdut, dan membuat kekonyolan mereka semakin menjadi-jadi.

"Masak-masak sendiri, cuci-cuci sendiri-.." Nauval dengan mengikuti alunan musik dengan suara sumbang miliknya.

"Mang, Lagunya bisa di ganti sama yang lebih aduhai lagi gak." Request Danu, dengan mengacungkan tangan.

"Lagu apa atuh!! Memangnya ada." Mang Mamat, dengan menyelempang-kan sarung di pundak.

"Ada atuh mang, gini nih!!" Danu menggeser posisi, Nauval. Di atas meja, dengan sebelumnya menitipkan pipi pada, Dama.

"Di geboy mujaer Nang, neng, nong -."

Dengan tubuh montoknya, Danu. Berjoget di atas meja yang tak luput dari perhatian seisi kantin.

"Tapi, Danu lupa lanjutannya!!" Seru Danu, ingin turun dari atas meja.

"STOP!!" Alın menghentikan, Danu.

Kumpulan Manusia Priik!!Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon