Penerbangan menuju Seoul

61 6 7
                                    

~Sejauh apapun jaraknya, jika pertemuan itu memang sudah digariskan, maka akhirnya akan
tetap saling bertemu ~


Tetesan air menetes berjatuhan dari tiap helai daun yang telah membasahi pekarangan yang luas tersebut, hujan memang baru saja berhenti sore ini. terdengar gelak tawa dari dalam rumah mewah yang berdiri kokoh disana, Rumah keluarga Steeven. suami Ida Eleanor tersebut sedang melakukan perjalanan bisnisnya keluar kota, ia memang seorang pengusaha yang sukses. Steeven merupakan suami yang hangat, sangat mencintai keluarga kecilnya, ia juga orang yang baik dan ramah. tehadap ketiga sahabat-sahabat dari istrinya, Steeven tidak canggung sama sekali dan malah menganggap mereka sebagai saudara bagian dari keluarganya. ia juga mempercayakan istrinya berteman pada ketiganya.

"A'ay ! baru kali ini gw perhatiin foto laki lu ". ucap Ryn Moa sambil menatap foto pernikahan Ida Eleanor dan Steeven yang terpajang pada bingkai besar diruang keluarga tersebut, tempat mereka berempat sekarang berkumpul.

"Emang kenapa sama laki gw mom?"

"Pantesan lu kepincut sama si nchim, suami lu aja.." belum selesai apa yang ingin Ryn Moa katakan, Melody sudah melanjutkan kalimat untuknya.

"Ganteng kayak nchim !"

"Kayaknya lebih ganteng Steeven lagi deh, dari si nchim" timpal windi.

"Tapi lu nggak ada niat buat ngerebut Steeven dari gw kan Ody ?". mata Ida menatap pada Melody yang duduk disebelah Ryn Moa yang kini asyik menyantap kue yang dihidangkan Ida bersama dengan teh panas untuk menghangatkan tubuh saat cuaca hujan tadi.

"Ya enggak lah ! biarpun idola kita sama..aku demennya si nchim, bukan demen ama suamimu ! tapi klo nchim yang jadi suamimu, mau nggak mau..kamu harus terima aku jadi madumu !" balas Melody dengan senyum sedikit menggoda Ida. "kapan lagi kan, kamu bisa dapat madu yang manis, jangkung, suka menyanyi kayak aku"

Begitupun dengan Windi,yang tak lepas juga dari candaan mereka karena para lelaki yang menaruh rasa padanya. entah apa yang dipikirkan gadis itu,padahal pria-pria itu masuk kategori tampan dan kaya. seperti Fajar yang ketampanannya mirip model asal china Xu Zhibin, anak juragan jengkol. si Ucup, nama aslinya sih Yusuf Mustafa, ketampanannya juga nggak kalah mirip sama aktor Bertrand antolin, anak juragan empang. kemudian si Rehan, anak blasteran indo-jerman ketampanannya paripurna banget mirip Tom Cruise, anak pengusaha hotel berbintang. trus si Mamat, yang sebenarnya bernama Rahmat Anugrah, ketampanannya tidak kalah dari aktor asal korea..bisa dibilang mamat itu ibarat duplikatnya Lee Min Ho, anak seorang Dokter ternama di salah satu rumahsakit elit yang terkenal. dan yang terakhir si Tarjo, ketampanannya emang indientik pribumi indonesia asli seperti Riki Harun, anak juragan perkebunan teh.
tapi tetap saja satu-satunya impian dan harapannya Windi, jika suatu saat ia akan menjadi kekasihnya Kim Seokjin.

"eh, tiga hari lagi kita berangkat yaa.. hari ini steeven pulang. berhubung steeven nggak ikut, nanti ia yang antar kita kebandara. lu bertiga pada jomblo juga dirumah ! ngk ada yang nganter kan ?"

"Okey.." jawab mereka bertiga bersamaan. menyetujui usul ida yang baru saja ia utarakan tanpa sedikitpun keluar bantahan dari mulut mereka.

🌻🌻🌻

Sesuai janji yang telah dibuat, steeven dan Ida menjemput mereka bertiga dari rumah masing-masing, dan mengantarkan mereka kebandara karena hari ini penerbangan mereka ke negeri ginseng tersebut.

"Moa..aku titip istriku pada kalian bertiga ya. tolong, disana kalian bisa saling menjaga. meski kadang kau sedikit naif, tapi setidaknya lebih bijaksana sedikit dari istriku yang manja ini" ucap Steeven sambil menebarkan senyum manisnya yang mirip Park Jimin. "apalagi dari mereka berdua, mereka berdua terlalu bar bar kalau bertindak" Steeven berbicara di dekat telinga Ryn Moa seolah sedang berbisik, tapi tetap saja suaranya terdengar sangat jelas sama yang lainnya.

Melody dan Windi saling bertukar pandang sambil membuat reaksi julid dengan memajukan bibir mereka beberapa centi setelah mendengar ucapan Steeven yang terasa panas ditelinga mereka berdua, sangat santai diucapkan oleh seorang Steevan dengan tebaran pesona senyum manisnya namun berhasil membuat kedua gadis itu tersipu malu karena apa yang dikatakan Steevan tadi memang benar adanya. Ryn Moa, Ida dan Steevan tersenyum melihat tingkah mereka berdua.

"Yaaa!! Steeven !! tidak bisakah kau mengucapkannya dengan lebih pelan lagi. agar orang-orang yang lewat tidak sampai bisa mendengarnya !". protes Melody pada Steeven yang memang mengenal dekat dengan ketiga sahabat istrinya ini

"Benar ! kalau ingin bergosip itu..diam-diam! jangan keras seperti tadi. lagipula aku ini wanita yang lemah lembut..bukan bar bar ". Windi menambahkan.

"Maaf ! maaf !" Steevan tersenyum."kalau kalian marah, sepertinya 35% aura kecantikan kalian berdua memudar. coba kalian liat Moa, dia tidak pernah ambil pusing pada perkataan orang lain".

"Huuuuuu!! kau tak tau saja kalau Moa marah, badannya memang mungil..tapi dia mampu melemparmu hingga ke pinggir lapangan pesawat sana". suara Melody menggebu-gebu.

"Ody, bukannya itu kelakuanmu ?" Windi menatap kearah melody yang berdiri disampingnya sambil memukul pelan tubuh melody menggunakan sikutnya. "Mommy kan orangnya emang cuek. kalau marah paling cuma diteriakin sama mommy, plus ngerap sama kayak idolanya".

"Sudah ! sudah, ayo kita masuk. tuh..pengumannya sdh terdengar."
kata Ryn Moa, ketika mendengar penguman bahwa penerbangan ke seoul akan segera berangkat sesuai waktu yang telah ditentukan.

"Sayang ! aku berangkat dulu ya". Ida pamit pada suaminya.

"Iya sayang, tolong hati-hati ya disana nanti". Steeven mengecup lembut kening dan bibir istrinya. kali ini mereka bertiga ingin memasukkan pasangan suami istri tersebut kedalam karung dan melemparkannya ke rawa-rawa terdekat, karena selalu memamerkan kemesraan mereka yang kadang tidak kenal tempat, hingga membuat ketiga jomblowati didekat mereka jadi baper dan ingin rasanya segera memiliki pasangan seperti dalam cerita-cerita dongeng yang berakhir dalam kebahagiaan.

"Moa ! titip yaa" ulang steevan lagi

"Okeey !" jawabnya singkat,"dah...". Ryn Moa segera menarik kopernya dan menjauh dari steevan dan disusul dengan yang lainnya.

"Sayang..bye bye..". Ida melambaikan tangan sambil berjalan mengikuti yang lain.

"Bye.." Steevan membalas lambaian tangan istrinya sambil tersenyum.

Ini bukanlah perjalan pertama Ryn Moa ke negeri ginseng tersebut. dulu dia pernah kesana, hanya saja saat itu dia pergi kesana sekedar untuk berlibur semata dari kepenatan kesibukan hariannya yang terasa monoton. dan pernerbangannya sekarang, karena ia dan sahabatnya ingin bertemu dengan idola mereka.

Pesawat yang mereka tumpangi, secara perlahan mulai lepas landas dari bandara. Tak pernah Ryn Moa sadari, jika penerbangan menuju Seoul kali ini akan membawanya pada garis pertemuan yang telah ditakdirkan dalam hidupnya dan membuat hidupnya berubah. dimana ia menemukan sosok seseorang yang kelak membuatnya jatuh hati serta mampu melunturkan perasaannya pada sosok 'RM' yang selama ini begitu sangat ia dambakan.

🌻🌻🌻

You and Me, ketika cinta beda negaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang