"Aku tak tau kalau semuanya akan sia-sia. Jika tau, mungkin aku tak akan terlalu berharap"-a.u.p
***
Sekarang Syura sedang berada di dalam mobil milik Marvel. Tadi Marvel yang telah memanggil nya. Ia pikir yang memanggil nya adalah salah satu murid disana, tapi ternyata itu adalah abangnya, Marvel.
Hening didalam sana, Marvel yang fokus menyetir dan Syura yang fokus dengan ponselnya. Sampai suara Marvel memecahkan keheningan.
"Menginaplah di rumah," Katanya.
Syura menoleh. "Rumah? Apakah papa tidak di rumah sekarang?" Tanyanya. Marvel mengangguk. "dia sibuk dengan berkas-berkas di perusahaan," Katanya.
"Oke, gue nginap."
Dan kembali hening. Yahh beginilah Syura dan Marvel, mereka sama sama cuek satu sama lain. Tapi mereka juga menyayangi satu sama lain. Beginilah mereka.
Sesampai di sebuah rumah dengan pagar berwarna hitam yang tinggi, dengan halaman rumah yang cukup luas. Inilah kediaman Thabrani, rumah yang tak terlalu besar, padahal mereka kaya. Bahkan orang terkaya nomor 3 dinegara nya.
Bagi mereka mempunyai rumah mewah dan besar itu tidak nyaman, terutama rumah yang begitu luas tapi hanya dihuni oleh beberapa orang saja. Rumah yang tak terlalu besar lebih dari cukup.
Syura dan Marvel masuk, ada beberapa pelayan yang memandangi mereka dengan penuh tanya. Ya, Syura lah yang mereka tatap. Gadis cantik yang manis, dengan rambut yang sedikit ikal diujung, kulit putih bersih, bola mata coklat yang bulat, serta bibir kecil merah muda. Yang membuat semua orang disana terpukau akan kecantikan nya.
Mereka bertanya tanya, siapa dia? Dan terlihat akrab dengan tuan mereka? Berbeda dengan Syura, ia hanya abai.
"Duduk lah," ucap Marvel. Syura mengangguk dan segera duduk di sofa ruang tamu. Berhadapan dengan Marvel yang sedang melepaskan dasinya. Dia bertepuk tangan dua kali, dan datang lah seorang wanita paru baya.
"Buat teh bi, yang satu banyakkan gula nya, dan yang satu lagi jangan terlalu manis," tintahnya. Wanita paru baya itu mengangguk dan segera berjalan kearah dapur.
Sedangkan Syura memandang dengan pandangan yang mengisyaratkan rindu kepada wanita itu. Wanita paru baya itu adalah orang yang merawat nya ketika ia masih kecil, dia adalah ibu asuh Safara. Marvel melihat Syura menatap seperti itupun menatap sendu. "Safara ...," Lirihnya.Syura yang mendengar itu langsung sadar. "Ahh, gue gapapa."
"Istirahatlah, ayo abang antar ke kamar mu."
"Hm .... "
***
"Gak berubah ...," Gumamnya. Marvel yang mendengar itu langsung mengelus surai adik nya itu. "Gak berubah, dan gak bakal berubah," katanya.
Syura menatap lamat-lamat tempat ini, ini Adalah tempat favoritnya ketika ia merasa lelah, ketika ia ingin menenangkan diri, dan lainnya.
"Makasih."
Marvel tersenyum lembut, "istirahatlah, jika butuh apa apa panggil abang. nanti teh nya akan kemari," katanya kemudian pergi dari sana. Syura masuk, dan membaringkan dirinya ke kasur kesayangan nya. Memikirkan sesuatu yang membuat dia bertahan disini. Apa yang lo sembunyikan di masa lalu lo Syura? Batinnya.
***
Malam ini Syura pergi keluar, untuk membeli beberapa camilan di Indomaret depan komplek, sekalian jalan-jalan mencari angin. Ia sudah izin kepada Marvel tadi, dan dia mengizinkan. Syura pun tersenyum puas.
Ia keluar menggunakan Hoodie berwarna hitam, dan celana yang berwarna hitam juga. Ia trus berjalan, dan sampai. Kemudian membeli beberapa makanan ringan, kemudian pergi dari sana setelah membayar.
Sedang asik berjalan menikmati angin malam, tiba tiba saja ia melihat seorang gadis yang tak tampak asing di depannya. Gadis itu sedang bergelut manja dengan seorang pria yang sudah berumur. Syura mengamati sosok itu, sambil bersembunyi di balik pohon yang ada disana. Dan ia sengaja menguping pembicaraan mereka.
"Sayang~ jadikan kau akan membelikan ku sebuah mobil keluaran terbaru?" Ucapnya bergelut manja. Syura hanya menatap jijik.
"Tentu. Aku akan membelikan mu sayang," jawab pria itu. Kemudian menarik gadis itu ke pelukannya, dan mencium bibirnya.
Syura menatap dengan tatapan jijik yang kental. "Dasar jalang," gumamnya. Ia tau itu siapa, kemudian ia tersenyum miring. Ahh, ini menyenangkan. Lihatlah nanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Batin Syura.
Ia mengambil ponselnya dan memfoto serta merekam secara diam. Kemudian menyeringai lebar. Ini sangat menyenangkan bagi Syura, ia mendapatkan mainan baru.
"Lihat kejutan lo nanti ... Diva."
Tbc
***Hello! Maaf up lama. Soalnya lagi ujian, hehe.
Jangan lopa votment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia SAFARA (END)
Science Fiction"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safara Thabrani Putriasya, gadis yang dikenal kejam dan tidak punya hati memasuki raga seorang Syura Arab...