15] Penyampaian Fakta

96 10 0
                                    

So, guys jangan lupa votement kalian ya. Semoga part ini bisa menyadarkan kita semua yaa. Makasih guys

.

.

.

Bragghh!!

Nafas Adnan tersengal-sengal usai menyaksikan batang pohon tumbang di hadapannya, hampir saja menimpa Adnan. Jika Adnan tidak segera menyadarkan diri, sudah dipastikan ia akan menjadi manusia geprek. Sekali lagi Adnan bersyukur atas pertolongan Tuhan.

"Heii, kamu gapapa nak?"

Sudut mata Adnan menangkap dua bapak-bapak bertopi merah sedang menyatukan tangan untuk meminta maaf. Adnan hanya tersenyum kecil, kemudian melanjutkan perjalanan. Ia harus menemui circle lama'nya di suatu tempat.

Disisi lain, terlihat Mika yang nampak sangat gelisah. Pikiran Mika masih saja terpusat pada kalimat Asti. Si cewek tinggi benar-benar ingin Mika agar selalu menjaga Adnan. Sementara itu, hati Mika merasa tidak puas jika menganggap Adnan lebih.

Kenapa lo php-in Adnan?!

Rasanya sangat ngeri apabila Asti beneran menyampaikan kalimat itu. Mika membayangkan jika seandainya Asti marah besar padanya. Sudah dipastikan Mika akan merasa sangat bersalah.

Tuling... nuning.... nuning

Sebuah nomor misterius tertera di layar handphone berhasil mengalihkan perhatian Mika. Perlahan Mika menyentuh layar hijau atau 'terima telpon' dari kejauhan, takut yang memanggilnya adalah tukang gendam online.

"Ya halo?"

"Selamat malam, maaf mengganggu waktunya. Saya ibunya Adnan mau bertanya, apa Adnan ada disana ya?"

Sontak Mika menempelkan handphone di telinga karena pelakunya ternyata orang yang benar.

"Maaf tante, bahkan Adnan aja gatau alamat rumah saya."

"Kamu Mika kan? Tadi Adnan ngaku mau pergi ke rumah Mika. Makanya saya telpon kamu, diem-diem loh saya nyuri nomor hpmu dari dia."

"Anu, saya kurang tahu tante."

"Haduh, anak itu mana sih? Ga biasanya dia kayak begini," keluh Ibu Adnan

Mika jadi takut dengan tindakan Adnan. Setahu Mika, penampilan Adnan tadi seperti geng motor. Kemungkinan Adnan melakukan aksi begal di jalan. Namun Mika tidak ingin mengambil kesimpulan dengan cepat.

"Nanti coba saya bantu tante untuk mencari Adnan yaa. Semoga segera ketemu."

"Iya nak, tante minta tolong yaa."

"Yaudah tante tenangkan pikiran dulu, Adnan pasti ketemu tan. Mika janji."

"Makasi banyak yaa nak."

Panggilan telpon terputus. Entah kenapa Mika spontan membicarakan itu kepada Ibu Adnan? Sekarang Mika sudah terlanjur menerima permintaan, jadi mau tidak mau, Mika harus berpikir keras untuk menelusuri sosok Adnan lagi.

Pretended || Friendzone Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang