Julian bersama Nathalia berjalan ke luar GH. Cowok itu menggenggam tangan Nathalia erat. Berkali-kali Nathalia meminta dilepaskan namun, tak diindahkan oleh Julian. Nathalia tidak nyaman menjadi pusat perhatian anak-anak GH.Apalagi saat mereka mampir sebentar ke lantai tiga, tempat tinggal tim black venom. Semua temannya Julian malah menggodanya dengan siulan dan juga kata-kata yang menurutnya alay, lebay serta najisin.
Nathalia rasanya ingin memukul mulut mereka satu persatu agar berhenti menggodanya. Yang paling menyebalkan adalah Saki, jungler black venom yang katanya no counter. Cowok itu bisa-bisanya membuatnya semakin tidak bersemangat karena menyinggung soal dirinya yang didepak dari VOS.
"Lo kenapa manyun terus kayak bebek?" tanya Julian yang tidak tahan karena sedari tadi Nathalia tak kunjung membuka suara.
"Gara-gara lo, lah! Pake nanya lagi!" ucap Nathalia sewot.
"Gue ngapain emangnya?"
"Pikir aja sendiri! Buruan lah, jalan! Dari tadi diem mulu di basement, gak ada bensin mobilnya?" Nathalia melipat tangannya di dada sembari menatap Julian sebal.
"Iya, Nona Nathalia yang terhormat."
Tidak mau membuat Nathalia semakin kesal, Julian segera memacu mobilnya keluar dari basement. Tujuannya kali ini adalah Kota Tua. Ia ingin sekali kencan pertamanya dengan Nathalia terasa romantis dan aesthetik. Seperti bermain sepeda di Taman Fatahillah, melihat-lihat barang antik di dalam museum, berfoto bersama di Jembatan Kota Intan, makan romantis di Cafe Batavia, dan terakhir mengunjungi Toko Merah. Romantis sekali. Membayangkannya saja Julian sudah senyum-senyum tidak jelas.
"Lian, lo ... Sawan?" tanya Nathalia hati-hati. Ia ngeri melihat Julian yang terus tersenyum seperti orang gila. Demi apapun, tidak lucu kan kalo jalan sama orang ganteng tapi gila?
"Hah? Sawan?"
"Iya, lo gila, kan?"
"Enak aja gila! Kalo gue gila, mana bisa orang gila bawa mobil gini! Yang ada kita berdua bisa mati," jelasnya cepat. Bisa hancur acara kencannya jika Nathalia menganggapnya orang gila. Salahkan saja otaknya yang membayangkan kencan aesthetik di Kota Tua.
"Terus kenapa lo senyum-senyum gitu?"
"Gapapa, kok."
Nathalia mengedikan bahunya acuh. Suka-suka Julian saja. Asal cowok itu tidak melakukan hal macam-macam padanya Nathalia merasa aman.
Kurang lebih tiga puluh menit mereka sudah sampai di Kota Tua. Jarak dari Jakarta pusat menuju Kota Tua memang tidak terlalu jauh. Beruntung jalan kali ini sedikit lengang. Setelah memarkirkan mobilnya, Nathalia buru-buru turun diikuti oleh Julian.
Nathalia menatap takjub bangunan serta suasana di Kota Tua yang sangat unik menurutnya. Ini pertama kalinya dia mengunjungi tempat ini, meskipun ia sudah satu tahun lebih tinggal di Jakarta. Ia sangat berterima kasih pada Julian karena telah membawanya ke sini. Suasana hatinya seketika membaik.
"Julian!! Lo so sweet banget anjirr! Tau banget tempat kalo gue pengen ke tempat ini." Nathalia mengguncang tubuh Julian heboh dan terakhir memeluk cowok itu tanpa sadar.
Mendapat perlakuan dari Nathalia yang tiba-tiba, kaki Julian rasanya lemas seperti jelly. Dan juga jantungnya yang berdetak lebih cepat. Padahal gadis itu hanya memeluk lehernya sebentar, kenapa reaksinya sangat berlebihan? Bagaimana kalo Nathalia mencium pipinya, Julian sepertinya langsung tewas seketika. Ia tak menyangka efek berdekatan dengan Nathalia akan mengerikan seperti ini. Padahal tadi ia biasa saja, masih normal.
Nathalia melirik Julian yang hanya diam seperti orang linglung. Cowok bertopi itu terus saja memegang pipinya yang memerah.
"Lo salting karena barusan gue peluk, Lian?" tanya Nathalia sambil menahan tawanya yang siap meledak.
"Mana ada gue salting! Gue--"
"Muka Lo merah sampe telinga tau." Nathalia terkikik geli.
"Nath, pacaran yuk."

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOO
Jugendliteratur"Kamu liatin apa sih? Cewek lain yang lebih cantik?" -Nathalia Agni Karunasankara "Mana ada liatin cewek lain! Aku lagi liatin kamera, kalo pun aku liatin cewek cantik ya pasti itu kamu, Nathalia." -Julian Aezar Danantya #nunobenoia #nubeskesatunoia...