02 : Dia Bukan Tipeku

574 59 20
                                    

[Aamon]

"Yang ini saja" aku memilih kalung liontin dengan batu permata berwarna violet.

"Baik, tuan Paxley"

Pelayan menyiapkan kotak perhiasan dan menyimpan kalung cantik itu dengan hati-hati. Aku menyerahkan credit card ku untuk pembayaran.

"Terima kasih Tuan Paxley"

***

Di tengah jalan aku mampir ke toko bunga untuk membeli buket bunga mawar yang besar.

Kau tahu? Mengambil hati omegamu yang sedang merajuk bukanlah hal yang mudah.

Ting tong.

Aku membunyikan bel di apartemen mewah itu. Apartemen yang sengaja kubelikan untuk kekasihku.

"Ya... Oh kau. Mau apalagi sih"

Aku menahan pintu yang hendak kembali menutup dan menyerahkan buket bunga mawar pada omega cantik berambut ungu muda itu.

"Sayang ayolah, biarkan aku masuk"

Ling menghela nafas namun akhirnya membuka pintu apartemennya.

"Mau apa pengantin baru menemuiku? Bukankah harusnya kau sedang berbulan madu?" ia berkata sinis namun tak urung menerima bunga mawarnya dan menyimpannya dalam vas.

"Sayang.. " aku merengkuhnya dalam pelukanku. Sang omega menolak namun aku juga menolak untuk melepasnya. Hingga akhirnya ia menyerah dan membiarkanku memeluknya.

"Aku melihatnya saat pernikahanmu.. Dia cantik" gumam Ling.

"Sudah kubilang kan kau tidak usah datang" aku berkata sabar.

"Tapi aku penasaran! Aku ingin melihatnya! Dan Ya Tuhan... Dia sangat cantik. Masih sangat muda. Bahkan sepertinya belum pernah menerima heat pertamanya. Omega perawan... Hhh. Kesukaan kalian kan para lelaki buaya!"

"Sayang, kau tahu kan aku bukan pria seperti itu... "

Ling mendorong dadaku dan berbalik memunggungiku.

"Kau tidur dengannya?"

"Nggak sayang"

Aku memeluknya dari belakang dan mengecup rambutnya yang harum.

"Tolong mengertilah. Kakek tidak akan menyerahkan perusahaan padaku jika aku tidak menikahi omega itu. Ini satu-satunya cara agar aku bisa menerima warisan kakek"

"Harusnya aku yang disana, menikah denganmu. Harusnya aku yang sekarang tinggal dan jadi nyonya besar di rumahmu!"

"Ssttt... Iya sayang aku tahu. Sabar ya... " aku mengusap pipi kekasihku yang mulai basah oleh airmata.

"Tolong beri aku waktu dua tahun. Aku akan menceraikannya dan menikah denganmu"

"Aamon! Dua tahun? Itu sangat lama!"

"Please... Bersabarlah. Aku tidak bisa langsung menceraikannya sekarang. Kakek akan curiga. Jika sudah setidaknya dua tahun aku akan berkata pada kakek kalau dia mandul. Kakek tidak akan bisa memaksaku terus menikahinya kan jika ia tidak bisa memberikanku keturunan?"

Ling menarik nafas panjang dan menyenderkan kepalanya ke dadaku.

"Dua tahun?"

"Dua tahun sayang... Kumohon tunggulah aku"

"Tapi ada syaratnya!"

"Ya? Apapun yang kau inginkan... "

"Pertama. Kau tidak boleh tidur dengannya! Aku tak rela!"

➡️ Unwanted MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang