[Gusion]
Beberapa hari kemudian.
Aku melirik suamiku malu-malu. Ia tampak terlelap dengan mata terpejam di sampingku.
Kami sedang dalam pesawat pulang hari ini, setelah bulan madu yang sangat menyenangkan. Dimana akhirnya aku telah menjadi omega sejati. Telah menjadi milik alphaku seutuhnya. Apa yang terjadi selama hari-hari kemarin sungguh merupakan pengalaman yang indah. Mengingatnya saja membuat pipiku memerah dan terasa panas.
"Alpha... " aku memberanikan diri merebahkan kepalaku di bahunya yang bidang. Tuan Aamon membuka matanya dan duduk lebih tegak dan menjauh dariku.
"Lupakan saja"
Apanya?
Aku menatapnya heran. "Lupakan apanya suamiku?"
"Yang kemarin... Dan kemarinnya lagi. Lupakan saja"
"Hah?" aku melongo tak mengerti apa maksud Tuan Aamon.
"Aku tak mengerti Tuan... Maksudmu apa suamiku?"
"Haduh kau ini bodoh sekali. Masa gitu aja tidak mengerti. Ah sudahlah. Jangan ganggu"
Tuan Aamon mendengus kesal lalu memunggungiku. Membuatku tidak berani mengganggunya lagi. Hanya bisa menatap punggung kokoh yang tak bergeming itu.
Memangnya... Aku salah apa?
***
"Tuan Nyonya!"
Milie menyambutku di bandara dengan senyum lebar di wajahnya.
"Sini... Sini saya bawakan kopernya. Bagaimana bulan madunya? Pasti menyenangkan bukan?"
Aku hanya mengangguk dan membiarkan Milie mengambil alih troli yang berisi koperku dan koper Tuan Aamon.
Milie mengajakku ke mobil yang telah menunggu di luar bandara namun saat akan naik aku mendadak sadar suamiku tak lagi bersamaku.
"Eh... Tuan Aamon mana?" tanyaku bingung. Milie tampak sama bingungnya dan celingukan.
"Tunggu disini" aku berbalik dan masuk kembali ke area bandara mencari Tuan Aamon yang entah sejak kapan menghilang begitu saja.
"Tuan Aamon! Alpha!" aku berseru dan mencari-cari di keramaian orang hingga... Ah itu dia. Ternyata dia ada di sisi lain parkiran bandara bersama seseorang.
"Suamiku!" Aku berseru dan berlari menghampirinya.
Setelah dekat aku sadar dia sedang bersama seseorang. Seorang omega cantik bertubuh langsing semampai.
"Oh... Hallo" aku tersenyum dan mengangguk sopan padanya. Bertanya-tanya dalam hati. Siapa omega cantik ini. Mungkin teman sekantornya?
"Aku Gusion Paxley, istri Tuan Aamon" ucapku memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.
Si omega tidak menyambut uluran tanganku. Alih-alih ia menatapku sinis dari atas sampai bawah sambil mencibir.
"Gusion... Paxley? Lelucon yang bagus"
Aku menurunkan tanganku dan berusaha tetap tenang. "Err... Maaf kamu siapa?"
Ia tidak menjawab, hanya melipat tangan sambil mendengus. Tuan Aamon menarik tangan sang omega dan mengajaknya masuk ke mobil putih yang terparkir.
"Ayo Ling" gumamnya.
"Tunggu"
Ling menahan lengan Tuan Aamon dan mulai mengendusinya. Kemudian ia mendekatiku dan melakukan hal yang sama padaku.
"Ling... "
"Apa-apaan ini. Kenapa baumu sama dengannya? Sebenarnya kau pergi bisnis dengan siapa? Jangan bilang...?"
"Sayang ayolah. Nanti aku jelaskan"
Sayang?
Kenapa suamiku memanggil omega ini sayang?
Ling tampak marah dan memberontak. Namun cengkraman Tuan Aamon lebih kuat hingga akhirnya ia mau juga masuk ke dalam mobil putih itu.
"Tuan... " aku menahan lengan Tuan Aamon yang hendak masuk juga ke mobil.
Tuan Aamon menarik nafas panjang sebelum menghadapiku dan berkata dingin.
"Pulang sana"
"Tapi tuan... Bukankah kamu harusnya pulang bersamaku? Lalu omega itu siapa?"
"Bukan urusanmu"
"Aku istrimu! Tentu saja ini urusanku. Omega itu siapa?" tanyaku dengan nada suara makin tinggi. Aku tidak rela suamiku malah mau pergi dengan omega lain tepat setelah kami baru saja berbulan madu.
"Akh! Sakit Tuan!" aku tersentak kaget saat Tuan Aamon mencengkram kemejaku kasar. Matanya yang biru safir menatapku tajam.
"Dia kekasihku. Puas?" ia berkata demikian lalu mendorongku menjauh.
"Apa?... Tunggu... Tuan! Tuan Aamon!" aku berusaha mengejarnya yang masuk ke mobil dan pergi bersama kekasihnya.
"Alpha!" aku berseru sambil menatap nanar mobil putih itu yang berlalu dari hadapanku.
"Tuan Nyonya Gusion! Anda tidak apa-apa?!" Milie mengejarku dan memegangi lenganku yang bergetar.
"Ayo Tuan Nyonya" Milie yang tampak kasihan padaku membimbingku kembali ke dalam mobil yang terparkir di sisi lain. Aku masuk ke bangku belakang dan Milie duduk di sampingku. Perlahan mobil yang dikendarai supir berjalan meninggalkan bandara.
"Minum dulu Tuan Nyonya"
Aku mengangguk dan meminun air putih yang disodorkan pelayanku yang setia ini.
"Milie... "
"Ya?"
"Kalau Tuan Aamon memang sudah memiliki kekasih, kenapa dia menikahiku?" tanyaku dengan suara serak.
Aku merasa bodoh telah berpikir Tuan Aamon mulai menyukaiku setelah apa yang terjadi di villa. Namun ternyata semua itu tak ada artinya baginya.
"Aku tidak tahu Tuan Nyonya... Aku hanya pelayan..." jawab Milie takut-takut.
Aku menyeka mataku yang tanpa sadar mulai basah. Tidak aku tidak boleh menangis. Kakek tidak membesarkanku menjadi orang cengeng.
"Jadi... Siapa omega itu?"
"Oh... Dia... Tuan Nona Ling. Mereka sudah lama berpacaran. Tapi, asal Tuan Nyonya tau, kami semua tidak menyukainya! Dia sangat angkuh dan sombong dan selalu semena-mena pada pelayan. Kami sangat senang sebenarnya ketika tahu Tuan Aamon tidak jadi menikahi Tuan Nona Ling"
"Benarkah?"
"Iya! Tuan Nyonya! Percayalah. Kami sangat senang menyambut Tuan Nyonya Gusion di rumah. Tolong... Tolong jangan berkecil hati ya. Saya yakin suatu saat Tuan Aamon pasti akan jatuh hati pada kebaikan dan ketulusan anda"
Aku menunduk dan menggeleng tidak yakin.
"Dia sangat cantik" gumamku. Mengingat sosok omega itu. "Dan sepertinya... Tuan Aamon sangat mencintainya..."
"Anda bicara apa, anda jauh lebih cantik dari dia!" sela Milie berapi-api sambil menepuk bahuku memberi semangat.
"Tuan Nyonya Gusion! Berjanjilah padaku, kau tidak akan menyerah!"
Milie meremas tanganku dengan semangat membuatku mau tak mau tersenyum padanya.
Entahlah....
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
➡️ Unwanted Marriage
Fanfictionatas permintaan kakek yang sangat disayanginya, Gusion Baroque, seorang omega cantik yang baru saja menginjak usia dewasa menerima perjodohan dengan seorang alpha dari keluarga terpandang Paxley. namun pernikahan ini ternyata tidak berjalan sesuai...