03 : Bulan Madu

609 61 19
                                    

[Aamon]

Tok. Tok

"Ya masuk"

Natalia, sekertarisku masuk dan mengangguk sopan.

"Tuan Aamon, anda dipanggil Tuan Besar"

"Sekarang?"

"Iya tuan"

Aku menutup laptop kerjaku dan bergegas menuju ruangan kakek yang ada di lantai 15. Lantai tertinggi di gedung ini.

Srttt.

Pintu lift terbuka. Sudah ada seseorang di sana. Pemuda flamboyan berambut merah manyala dengan dasi dan jas berantakan. Dia tersenyum miring saat melihatku.

"Hallo, brother"

Orion. Adikku. Alpha kedua keluarga Paxley.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku datar.

"Kakek memanggilku"

Hening beberapa saat hingga lift berhenti di lantai 15 dan aku keluar diikuti adikku yang bersenandung santai.

Kakek tersenyum menyambut kedua cucunya dan menyuruh kami duduk di sofa.

"Ada apa kek?" tanyaku to the point. "Aku masih banyak kerjaan"

"Bagaimana kabar istrimu? Baik-baik saja?"

"Oh... Dia. Baik" aku bergumam.

"Dia cucu dewa penolong kakek. Kakek harap kau bersikap baik padanya"

Aku mengangguk perlahan.

"Oh ya, kakek sudah merencanakan liburan untuk kau dan istrimu. Bulan madu. Anggap saja hadiah pernikahan dari kakek"

"Bulan madu? Tapi.. Aku sedang banyak kerjaan kek, ada banyak proyek yang harus ku tangani bulan ini"

'Biar adikmu yang handle"

Aku melirik Rion yang tersenyum manis dan menepuk pundakku.

"Serahkan padaku, kakak" ucapnya. Aku mendengus.

"Kek, tapi---"

"Pergilah, Aamon. Aku sudah siapkan semuanya. Sopir akan datang menjemput kalian besok pagi. Tak perlu khawatirkan apapun. Pergilah" titah kakek.

Aku menarik nafas dan bangkit lalu membungkuk padanya.

"Baik, kek"

"Have fuuunnn brother" goda adikku sambil melambaikan tangannya.

Aku menggelengkan kepala mengacuhkan Orion yang tampak jelas senang dengan kepergianku. Sial.

Aku tahu persis adikku akan melakukan berbagai cara agar dia jadi alpha utama pewaris perusahaan kakek. Tidak akan kubiarkan!

***

"Dua Minggu? Aamon itu lama sekali. Kenapa sangat mendadak?" Ling terdengar kesal saat aku meneleponnya.

"Maaf ya sayang. Tapi... Ini pekerjaan yang benar-benar penting untukku" ucapku terpaksa berbohong padanya.

"Kerjaan apa sih?"

"Ini berkaitan dengan kolega kakek di luar negeri. Hanya dua minggu sayang. Aku janji nanti aku belikan oleh-oleh"

"Aku ikut"

"Ga bisa sayang. Aku bukan jalan-jalan aku mau kerja"

"Bete ah"

"Ayo dong sayang. Ya udah gini, nanti limit kartu kreditmu aku naikkan. Oke? Kamu shopping biar ga bad mood"

➡️ Unwanted MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang