[✅️] Friendship Struggles 2 | 04line

Bagian Pertama

Jengga memakai kacamata sambil menuruni tangga. Laki-laki itu berjalan menuju ruang makan lalu mencium pipi mama nya.

"Pagi, ma. Sarapan apa aku hari ini?" tanya Jengga seraya tersenyum lebar dan menatap sang mama.

Namun, Mama nya malah memutar kedua bola mata. Wanita paruh baya itu menyodorkan satu piring sandwich ke hadapan sang anak.

"Kamu hari ini ke kampus?" tanya Mama dibalas anggukkan kepala oleh Jengga. "Hari ini aku ada kelas sampe sore."

"Yaudah, bawa kunci rumah ya. Mama mau nyamperin Papamu sampe besok." ujar Mama. Mendengar itu, Jengga mengernyitkan keningnya. "Emang Papa kemana?"

"Lagi dinas di Bogor, jadi Mama mau nyamperin kesana. Sampe besok doang kok, kamu jangan aneh-aneh, ya!" Mama menatap Jengga dengan tatapan penuh peringatan membuat lelaki berzodiak Libra itu tertawa.

"Tenang aja, Ma. Aku gak akan berbuat aneh-aneh selama Mama ke Bogor."

Baru saja sang Mama menghela napas lega, Jengga melanjutkan ucapannya sebelumnya.

"Tapi aku ajak temen-temenku party disini ya, Ma."

Jengga langsung dapet super duper bombastic side eye dari sang mama.

▪︎▪︎▪︎

"WOY, VANO!"

Vano yang baru saja keluar dari toilet itu langsung menoleh ke belakang saat mendengar namanya dipanggil seseorang. Ternyata orang tersebut adalah Hagara dan Brandon.

"Loh kok lo berdua dateng barengan? Tumben." ujar Vano bingung. Soalnya dari pertengahan semester satu kemaren sampai awal semester dua ini, Hagara dan Brandon kerap melempar tatapan kemusuhan karena tugas-tugas kuliah mereka.

Hal tersebut terjadi karena baik dosen dari prodi Hagara dan Brandon sama-sama meminta mahasiswa-mahasiswinya untuk bekerja sama. Tapi sialnya, tugas yang dibikin Hagara untuk keduanya kerjakan malah menyusahkan Brandon.

Hagara anak Arsitektur yang gabisa liat temennya hidup damai ngerjain tugas bareng Brandon anak Teknik Sipil yang kesabarannya setipis tisu dibagi dua itu pun menjadi perpaduan baru di persahabatan anak-anak cowok.

Gak jarang sih si Vano, Ken, Jengga, dan Alex merasa terhibur dengan pertengkaran dua sahabat mereka itu.

"Ya gue sama dia harus ke ruang dosen buat ngumpulin tugas anjir." jawab Brandon seraya melirik sinis Hagara.

Hagara memutar kedua bola matanya kemudian disambut oleh tawa Vano. Ketiga lelaki itu berjalan bersama menuju lantai 5 kampus karena ruang kelas mereka ada disana semua.

Sesampainya di lantai 5, Vano, Hagara, dan Brandon dikejutkan oleh presensi Jengga bersama seorang perempuan sedang berdiri menghadap jendela, yang dimana dua orang itu membelakangi ketiganya.

"Eh... Itu si Jengga?" tanya Brandon dengan suara pelan. Vano dan Hagara kompak menganggukkan kepala seraya menatap Jengga juga perempuan tersebut. Ketiga lelaki itu memutuskan untuk bersembunyi di sebalik pilar sebuah ruangan kelas, bertujuan untuk mengintip Jengga dan si perempuan.

"Lah? Dia gajadi ngejar Yunita? Udah move on dia?" gumam Vano yang terdengar di kedua telinga Hagara dan Brandon.

"Gatau, anjir. Seminggu yang lalu sih dia curhat ke gue katanya si Yunita lagi di deketin kating. Tapi dia gak tau nama katingnya siapa." ujar Hagara membuat Vano dan Brandon langsung mengalihkan pandangan mereka ke lelaki berzodiak Aries tersebut.

"Hah? Yunita deket sama kating?" tanya Brandon terkejut. Vano yang mendengar ucapan Hagara tadi juga terkejut, pasalnya seingat dia, Vano gak pernah liat Yunita bareng cowok lain selain dari geng mereka.

"Iya, kating." jawab Hagara seadanya. Saat ketiganya tengah terdiam, mereka dikejutkan oleh kedatangan Jengga yang berdiri di belakang Brandon.

"KAGET, ANJIR!" seru Brandon kala berbalik badan. Jengga menyengir kemudian merangkul pundak Vano, "kalian ngapain deh ngumpul disini? Kayak gak ada tempat lain aja."

Vano, Hagara, dan Brandon saling bertatapan sebentar. Kemudian Hagara lah yang membalas ucapan Jengga, "kita ngeliat lo tadi makanya mau nungguin lo biar bareng."

Jengga ber-oh-ria seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. Padahal dia udah tau dari awal tiga sahabatnya itu bersembunyi dibalik pilar dan akhirnya menghampiri mereka setelah menyelesaikan obrolannya dengan salah satu teman kelasnya.

Jengga juga denger pembicaraan mereka soal Yunita yang lagi deket sama salah satu kakak tingkat. Jengga gak marah sih denger mereka ngomongin dia, tapi seketika Jengga menghela napas panjang kala mengingat pertemuannya dengan Yunita tadi pagi di lobi kampus.

Yunita terlihat duduk bersama salah seorang laki-laki yang Jengga yakini orang itu adalah gebetan baru gadis tersebut.

Dan hal itu jelas membuat Jengga cemburu tak karuan.

《》《》《》