17. Wife mode

1.3K 87 5
                                    

"Menurut kamu mending daging ayam atau daging sapi?" Tanya Gabby menunjuk kearah penyimpanan daging.

"Hmm karena kita sering makan daging sapi, mending ayam aja deh.." Wanda melipat kedua tangannya di bahu.

"Okaayy aku ambil ini aja deh." Gabby mengambil satu dada ayam yang masih utuh.

Karena dua hari ini mereka tidak ada jadwal jadi mereka memutuskan untuk pulang kerumah. Gabby dan Wanda kini berada di swalayan untuk membeli beberapa bahan makanan dan camilan untuk dibawa pulang.

"Aku kira masakan kak Ariel ya gitu-gitu aja, ternyata enakk bangettt. Pasti mamanya kakak juga jago masak…" Goda Wanda sambil memperhatikan Gabby yang sedang fokus memilih beberapa bumbu instant.

"Oh jadi kamu ragu sama masakan aku?" Gabby meninggikan nadanya tanpa menoleh ke Wanda.

"Awalnya gitu hehe.." Kekeh Wanda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Awas aja kamu yaa.. Tapi mama sih emang jago banget masaknya, tiap ada acara dirumah mama selalu masak sendiri. Tapi ini semua aku belajar dari maminya Maxim." Gabby menoleh ke arah Wanda sambil mengangkat kedua alisnya. "Dulu aku selalu nolak untuk diajarin waktu mama masih ada, dan itu jadi salah satu penyesalanku." Gabby berjalan kesamping menuju rak lainnya. "Kalo aja aku nurut mungkin sekarang aku udah punya restoran." Gabby terkekeh.

"Kemarin jadi desainer sekarang pemilik resto, trus besok apalagi.." Wanda menggeleng-gelengkan kepalanya, ia heran dengan jawaban Gabby yang selalu penuh imajinasi.

"Yaa gimana yaa, mama gue emang jago banget sih. Udah cantik, pinter, jago masak pula, bener-bener istri ideal." Kini Gabby sudah bergeser ke area tempat penyimpanan frozen food. "Hmm kalo aja mereka masih hidup mungkin sekarang aku udah terbang pulang liburan ke Tokyo." Ia menghela napas besar.

Wanda hanya mengangguk saja mendengar ucapan Gabby. Gadis itu mengekor di belakang Gabby yang hendak berpindah tempat mencari sesuatu yang lain. Tak lama kemudian ujung bibirnya melengkung kebawah dan wajahnya memuram. "Maaf kak.."

Melihat hal itu Gabby jadi tertawa karena terlihat jelas wajah Wanda yang kini sedang merasa bersalah. "Ngapain minta maaf cobak? Justru aku malah seneng bisa bahas ini, karena aku gak bakal bisa ngomongin kedua orang tuaku ke sembarang orang kan?" Tanya Gabby meyakinkan Wanda.

Gabby meninggalkan Wanda yang masih mematung itu dan berbalik ke belakang lagi. "Udah yok, mau sampai kapan berdiri disitu terus?"

Setelah keluar dari swalayan kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan. Gabby mengendarai mobil Tesla milik Maxim yang sengaja ia pinjam paksa sejak beberapa minggu yang lalu.

"Aku juga gak tau kalo kak Ariel juga bisa nyetir.." ucap Wanda yang kini sibuk dengan snack ditangannya.

"Kamu itu yaa dari tadi ngeraguin aku banget." Gabby memicingkan matanya ke arah Wanda.

"Iya iya, sorry... udah lihat depan aja tuh lagi macett." Dagu Wanda menunjuk ke arah depan kemudi.

"Tapi Kak.. berarti Kak Maxim udah gak sama Yura lagi?"

"Gak tau juga.. aku gak pernah bahas itu. Lagipula aku juga gak berharap lebih. Maxim baik ke aku itu rasanya udah lebih dari cukup."

"Kalo jadi kakak mungkin aku bakal marah dan labrak Yura sih."  Wanda menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pandangan kosong.

"Kamu kira aku gak gitu? Pengen banget sebenarnya. Tapi aku ini siapa? Justru aku lah yang paling tau gimana Maxim mencintai Yura. Apalagi Maxim udah suka sama Yura sejak lama." Gabby tersenyum semaksimal mungkin berusaha menjaga mood tetap stabil.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang