Follow Instagram @wp.indahyuuv
*・゜↝__V__O__M__E__N__ ↝ *・゜
~☆~
Evan menaruh tas di sofa, lalu menjatuhkan tubuhnya yang masih berbalut pakaian sekolah itu di kasur. Ia sempat berpikir, mengapa bisa mulut serta hatinya mengatakan hal tadi kepada gadis yang baru ditemuinya kemarin.
Baru kali ini, ia seperti itu pada seorang gadis. Biasanya ia tidak akan bertindak sejauh ini, pikirannya mulai melayang kemana-mana. Evan memijit kepalanya lalu lekas pergi ke kamar mandi.
Mungkin dengan cara mandi, ia bisa sedikit menghilangkan pikiran tersebut. Suara musik mengalun, mengiringi suara gemericik air di dalam kamar mandi.
•🎧•
Salsabila merasakan sesak pada dadanya, setelah 30 menit berlari dari sekolah menuju rumahnya. Ia berpegangan pada pagar, mengatur nafas yang tersengal-sengal. Kemudian gadis tersebut masuk ke dalam rumah yang cukup besar itu.
Ia melihat ke seluruh rumah, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang. Tapi, saat Salsabila ingin masuk ke kamarnya. Langkahnya terhenti oleh suara panggilan dari seorang wanita.
"Dari mana saja kamu? Kamu tidak melihat sudah jam berapa sekarang?!"
Salsabila berbalik badan sambil menundukkan kepalanya, "Maaf, Tante. Tadi di sekolah masih ada kelas tambahan." Bohongnya
"TIDAK USAH BERBOHONG!" Tegasnya, sekarang Salsabila merasakan sekujur tubuhnya gemetar seperti diguncang gempa bumi berkekuatan 7,5 skala richter.
Wanita berdres merah dengan rambut pendek itu mengambil gelas yang penuh terisi air, lalu menuangkannya di atas kepala Salsabila. "Kamu ingin bolos dari tanggung jawab kamu, HAH?"
Salsabila menggeleng, "M-maafin, a-aku T-tante. S-salsabila j-anji e-nggak a-akan t-telat p-pulang l-lagi." ucapnya terbata-bata.
Pyangggg, pecahan gelas berserakan di lantai. Salsabila kembali gemetar, jantungnya berdegup lebih kencang. Kedua kakinya serasa mati rasa, mata cokelatnya juga sudah mulai berkaca-kaca.
"Cepat bersihkan seluruh rumah sekarang juga, dan buatkan saya makan malam sesegera mungkin!" Titahnya, lalu melenggang pergi dari hadapan Salsabila. Untung saja wanita itu tidak berbuat nekat pada gadis lugu tersebut.
Salsabila menaruh tasnya di atas meja ruang tamu, ia mengambil sapu untuk membersihkan lantai yang sudah dipenuhi belahan beling. Satu persatu pekerjaan dikerjakan, rasa penat sudah mulai datang. Namun apa daya, ia harus melakukan semuanya agar wanita itu tidak marah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evan Mahendra [ Revisi ]
Teen Fiction🎀FOLLOW SEBELUM MEMBACA🎀 Rasa kesal, marah dan juga benci menjadi satu di hati pemuda bernama Evan Mahendra. Iya, Evan Mahendra si cowok cuek, irit bicara, tapi sekali bicara bisa membuat lawan bicaranya tak berdaya. Sampai-sampai ia mendapat julu...