Semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu, kedua nya terlihat semakin dekat. Banyak teman dari Risha pun menyuruhnya untuk segera jadian dengan Daffa, karena mereka merasa kedua nya cocok, terlebih Daffa sangat perhatian ke Risha. Bahkan tidak sering Daffa menjemput Risha, padahal kantor mereka jaraknya cukup jauh.
"Yakin kalian berdua belum pacaran juga?" tanya Jessi yang penasaran dengan status Risha dengan Daffa.
"Kan dia belum nembak juga. Ya aku diem aja deh." jawab Risha ke teman-temannya yang ikut nimbrung di kantor itu.
"Hei, kalian ngapain kayaknya seru nih." tiba-tiba saja pak bos mengagetkan semua orang.
"Ini nih pak, masa Risha belum ditembak juga sama Daffa." kata Anita.
"Iya nih pak. Gimana sih anak buah bapak yang cowok itu diem diem aja deh." Jessi pun ikut mengompori pak bos.
"Udah udah tenang aja. Itu urusan bapak nanti. Risha udah bapak anggep anak sendiri. Nanti biar bapak yang ngomong sama Daffa." ucap pak bos ke mereka semua. Kemudian dia meninggalkan kantor untuk bertemu dengan beberapa klien nya.
Semua nya pun melanjutkan obrolan itu. Dan Risha ikut ketawa dengan kelakuan semua teman-teman nya.
Sedangkan disisi lain, pak bos yang sudah menduga hal itu pun sudah mempunyai mainan baru. Namanya Sherly, dia adalah salah satu sekretaris pak bos di kantor cabang yang lain. Dan hari ini, dia bukan menemui klien nya, tapi menemui Sherly untuk meminta jatah.
"Sherly, kamu dimana?" pak bos pun mencari simpanan nya itu.
"Ada disini pak. Ada apa?" ucap Sherly sembari merapikan baju yang dia kenakan. Dia sengaja melepas dua kancing bajunya karena gundukan besar di dada nya membuat dia merasa sesak.
"Ngewe yuk sayang. Gatel nih pengen digarukin sama memek kamu." ucap pak bos sambil mengelus pipi Sherly.
"Ah bisa aja pak. Yuk deh mumpung sepi." Sherly segera mengajak pak bos masuk ke dalam ruangan nya. Tidak lupa mereka menutup tirai dan juga mengunci pintu itu. Untuk selanjutnya, mereka berdua sudah saling telanjang, melucuti pakaian satu sama lain dan bersiap untuk bertempur di ruangan itu.
Seketika ruangan itu menjadi tempat peraduan mereka berdua, dan suasana nya pun menjadi panas.Disisi lain Risha menunggu jemputan dari Daffa didepan kantor.
"Eh belum pulang? Mau ikut bareng gak?" tanya Jessi dan Anita menawari tumpangan.
"Gak deh, kalian dulu aja ya."
"Yaudah hati-hati ya. Nanti kamu diculik orang." ucap Jessi yang bercanda kala itu. Kemudian Jessi dan Anita meninggalkan Risha sendirian.
Cukup lama menunggu Daffa, Risha pun sedikit kesal. Hingga akhirnya sebuah mobil menghampiri Risha yang duduk sendirian didepan kantor.
"Kamu kemana aja sih? Aku tungguin sampe kering nih kulit aku." gerutu Risha sambil masuk ke dalam mobil.
"Maaf cantik, kejebak macet di jalan tadi." tangan Daffa pun ingin mengusap pipi Risha, namun Risha sedikit menolak.
"Hari ini gak ada jatah ngocok ya." ucap Risha agak ketus.
Daffa yang memahami kesalahan nya pun segera memacu mobil nya ke jalanan. Dia juga berusaha menawari apapun agar Risha sedikit mereda. Dan Risha pun ingin segera mengetahui tentang hubungan mereka, dia tidak ingin hanya menjadi peliharaan dari Daffa.
"Sabar cantik. Kan aku masih sibuk banyak kerjaan. Kamu tau sendiri kan hm? Nanti deh aku kasih sesuatu yang bikin kamu seneng, oke?" ucap Daffa sambil memegang tangan Risha dan mengusapnya penuh kasih sayang.
Risha hanya mengangguk dan merebahkan kepala nya ke bahu Daffa. Dan kemudian, Daffa semakin melajukan mobil nya dengan cepat, agar mereka sampai di rumah Risha dengan segera.
Kemudian Daffa melesatkan mobil nya agar mereka segera sampai dirumah Risha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Istri mu, Bukan Pelacur
RomanceRisha adalah seorang wanita dari keluarga yang cukup kaya. Kemudian ada seorang pria yang menurut nya baik dan cocok menjadi suami nya. Beberapa tahun berlalu hingga akhirnya mereka berdua kini telah resmi menjadi sepasang suami istri. Daffa, suami...