Four

3.5K 317 4
                                    

Sehari setelahnya, Gaara dan Temari kembali ke desa Suna. Naruto yang menyadari perubahan sikap Gaara terhadap Rin, mencoba menanyakan hal itu pada Rin.

"Hei, Naruto. Makan malam sudah siap. Aku tunggu di meja makan." Teriak Rin menunggu Naruto selesai mandi.

"Iya.. aku juga sudah selesai." Ujar Naruto keluar dari kamar mandi.

"Waahhh.. ini keliatan nya enak sekaliii..." lanjut Naruto menuju meja makan.

"Ayolah.. aku sudah mulai lapar." Bujuk Rin.

"Iyaa.. oiya Rin, ada yang ingin aku katakan." Kata Naruto sambil menarik kursi nya dan duduk.

"Kau sudah siap berlatih jutsu segel? Aku selalu menunggu waktu mu luang. Tapi kau selalu menggunakan nya untuk pacaran. Itu benar benar menyebalkan!" Ujar Rin sebal.

"Aahh.. maaf Rin, tapi aku selalu rindu dengan Hinata..." jawab Naruto senyam senyum malu.

"Kalau begitu buatlah keturunan! Akan aku ajarkan pada anakmu saja! Huh!" Kata Rin menggebu gebu penuh emosi.

"Heeyyy.. apa apaan bicara mu itu. Aku sedang mempersiapkan uang untuk menikah, aku juga belum buru buru membuat keturunaaaannn! Kau saja duluan sanaa!" Jawab Naruto menggebu.

"Sudahlah, jangan mengejek ku. Aku belum pernah pacaran.." ngedrop.

"He-hei.. bu-bukan begitu maksudku.." kata Naruto menenangkan Rin.

"Mu-mungkin... ada seseorang yang menyukaimu." Lanjut Naruto.

"Tidak usah berusaha menghiburku, Narutooo..." masih ngedrop.

"Bukankah kau sedang dekat dengan seseorang?" Tanya Naruto. "Dekat dengan perasaan khusus maksudku..." lanjut Naruto.

"Hmm.. tidak ada. Tapi aku bisa merasakan beberapa laki laki mempunyai perasaan khusus dengan ku..." jelas Rin.

"Siapa siapa? Apa aku mengenalnya?" Tanya Naruto penasaran.

"Kau Naruto." Ujar Rin.

"Hah!" Kata Naruto kaget.

"Yaa.. tapi sebagai saudara. Perasaan mu benar benar tulus, aku senang sekali bisa bertemu dengan mu." Jelas Rin.

"Oh.. uummh.. kalau itu, aku juga tau. Aku juga senang. Akhirnya aku bisa hidup dengan keluarga. Aku akan melindungi mu seumur hidup!" Jelas Naruto semangat.

"Huh, aku tidak mau. Kau selalu mengingkari janji akan berlatih jutsu segel. Bagaimana dengan melindungi ku seumur hidup." Ujar Rin.

"Eeh, kalau itu. Aku akan usahakan. Minggu depan yaa..." jawab Naruto cengengesan.

"Huu.. terserah. Tapi ada orang lain sebelum kau yang memiliki perasaan seperti mu?" Ujar Rin.

"Haa? Siapa?" Tanya Naruto penasaran.

"Hmm.. Ada 2 orang. Yang pertama, orang berambut merah dari Sunagakure, Gaara... dia seperti bisa membaca perasaanku. Sebenarnya dia tidak menangkapku saat di Sunagkure. Tapi dia menyelamatkanku." Jelas Rin sambil mengingat kejadian.

"Aha! Sudah kutebak. Kau pasti menyukai nya kan...!" Kata Naruto bersemangat.

"Dengarkan cerita ku dulu Narutooooo!" Ujar Rin penuh emosi.

"Baiklah ._." Jawab Naruto singkat ketakutan.

"Dan orang ke 2 itu. Seseorang bernama Uciha Sasuke..." lanjut Rin. Naruto kaget mendengar Rin bertemu Sasuke.

"Jujur saja, dia itu orang yang sangat dingin. Aku bertemu dengan nya setelah keluar dari Sunagakure. Walaupun dia terlihat cuek, tapi dia begitu perhatian denganku. Dia selalu membantuku dan menjagaku. Tapi... karna tujuan kita berbeda, aku memutuskan untuk berpisah sebelum aku memasuki kawasan Kumogakure." Jelas Rin. "Sebenarnya, aku tidak di perbolehkan menceritakan hal ini pada mu, Naruto. Yaah.. tapi aku tidak bisa berbohong pada mu kaan." Lanjut Rin.

"Jangan katakan hal ini pada Sakura." Ujar Naruto serius.

"Kenapa?" Jawab Rin bingung.

"Sakura mencintai Sasuke, jika dia mendengar berita tentang Sasuke, aku takut dia akan mencarinya." Jelas Naruto.

"Oh, begitu. Baiklah. Aku akan diam." Jawab Rin. "Sudah cerita nya nanti lagi. Cepat habiskan makanan mu." Ujar Naruto

*

Di Sunagakure, saat Gaara Temari dan Kankuro sedang berkumpul bersama diatap rumah. Temari mencoba menanyakan hal yang sama seperti Naruto pada Gaara.

"Gaara, sebaiknya kau tidak usah selalu ikut untuk urusan ke Konoha. Masih banyak urusan mu sebagai Kazekage kan." Ujar Kankuro.

"Tidak apa apa. Aku butuh berpergian supaya tidak jenuh." Jawab Gaara.

"Bukan karna kau ingin menemui Rin kan?" Tanya Temari menggoda Gaara.

"Eh? Ti-tidak! Tentu saja tidak." Jawab Gaara sesikit gugup.

"Rin, saudara Naruto itu kan? Jadi kau menjalin hubungan dengannya?" Tanya Kankuro kaget.

"Tidak. Aku tidak ada apa apa dengannya." Jawab Gaara dengan wajah merah.

"Tidak usah kau sembunyikan, aku bisa merasakan perubahan sikapmu sejak pertama kau bertemu dengannya." ujar Temari.

"Benar juga. Saat di Suna, kau tidak menangkapnya, tapi menyelamatkannya. Pasti ada sesuatu yang menarik dari gadis itu." Kata Kankuro menambah penjelasan Temari.

"Aku bisa merasakannya, dia mirip sekali dengan Naruto. Saat chakra ku terhubung dengan nya, sekilas aku merasakan tekanan yang sama di masa lalu." Jelas Gaara.

"Hmm.. sebagai kakak, aku akan membantu mengejar cinta mu, Gaara." Ujar Kankuro sambil menepuk bahu Gaara.

"Yaah.. kau boleh ikut ke Konoha seperti mau mu. Aku akan ikut membantu." Tambah Temari. Gaara terdiam menyembunyikan rasa malu nya.

***

Hari demi hari telah Rin lewati bersama Naruto dan yang lainnya. Sesikit demi sedikit, Naruto belajar jutsu segel dari Rin. Suatu hari, seseorang bernama Yuya mendatangi mimpi Rin. Dia mengingatkan tujuan nya mencari Naruto.

(Dalam mimpi Rin)


"Rin.. kau terlalu terbawa suasana. Apa kau ingat tujuan kita? Aku tunggu sebelum bulan purnama datang." Ujar Yuya sekilas dalam mimpi Rin.

Seketika itu juga, Rin terbangun dari mimpi nya. Merenungi perkataan Yuya, memperhatikan Naruto yang tidur lelap di kasur sebelah. "Aku tidak mungkin bisa melakukan nya." Batin Rin.

Tunggu kelanjutannya yaa... :D

Maaf jika ada kesalahan/keanehan kata. :)

I Will Always Love You (Thank You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang