kakak

1.4K 90 1
                                    

Tobio menyukai kakak kandungnya, Shouyo yang usianya tiga tahun lebih tua darinya. Ia duduk di bangku SMP tahun terakhir sementara Shouyo juga ada di SMA tahun akhirnya. Ia memendam perasaan terlarangnya ini sendirian, tak berani mengungkapkan. Apalagi perlakukan Shouyo dikatakan normal untuk adiknya sendiri. Tapi ia saja yang baperan, jadi ia tak meminta lebih, diperhatikan saja sudah cukup.

Tapi kadang kala ia merasakan seolah hatinya tersayat ketika melihat Shouyo pulang dengan membawa teman wanitanya. Mereka berdua mengobrol di depan televisi mengabaikan Tobio yang ada disamping mereka juga, ia melihat secara langsung bagaimana perlakuan lembut Shouyo sebagai seorang pria pada wanita.

Ya, Tobio juga menginginkannya.

Bukan artinya Shouyo tak pernah perhatian padanya. Hanya saja ia tau benar perbedaan antara padanya dan pada wanita. Sangat berbeda, jika padanya itu jelas dan murni memperlakukan saudara kandung, tapi pada wanita... Itu berbeda, sangat lembut dan tampak manis. Karena itulah ia menyukai kakak kandungnya itu, menginginkan perhatian itu juga untuknya.

Shouyo beberapa kali membawa wanita ke rumah mereka. Orang tua mereka sudah meninggal, karena itulah Tobio kadang kesepian jika tidak ada Shouyo di rumah. Dan berakhir Shouyo membawa teman wanitanya yang Tobio secara perlahan pahami bahwa mereka berpacaran.

Tapi mereka kadang hanya sebatas berbicara, tertawa, di depan televisi, lalu wanita itu pulang dengan kecupan ringan dan manis dari Shouyo. Hanya saja hari ini... Keduanya berakhir di dalam kamar Shouyo...

Tobio menatap pintu kamar kakaknya itu dalam diam, ia tau menguping itu adalah tindakan tidak sopan karena selama ini Shouyo mengajarinya dengan baik. Tapi siapa juga yang bisa tahan untuk tidak menguping? Tobio tidak.

Karena itulah, dia secara perlahan, tanpa suara, mendekati telinganya ke pintu, mendengar keduanya tertawa dan saling menggoda. Hingga beberapa lama kemudian, ia mendengar suara aneh yang tidak ia tau apa itu. Manik birunya penasaran, mengintip pada lubang kunci dan melihat kakaknya dan pacarnya sedang berciuman.

Hatinya sakit, tapi ia siapa? Hanya adiknya, kandung pula tuh.

Tobio memilih -menyakiti dirinya sendiri- duduk di samping pintu, bersandar pada dinding dan mendengar semua suara itu. Tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipi bulatnya. Menahan diri untuk tak mengeluarkan suara yang dapat menganggu kegiatan panas itu.

Kakinya terlalu lemas untuk berdiri, tapi ia mencoba, berusaha untuk bangkit dan pergi dari depan pintu itu.

Pada akhirnya Tobio sampai di kamarnya sendiri dalam waktu yang cukup lama. Nafasnya tersendat-sendat, wajah mungil dan cantiknya penuh dengan air mata. Karena kamarnya dan kamar Shouyo memiliki jarak yang lumayan jauh, ia berani mengeluarkan suara tangisnya walaupun pelan. Melemparkan dirinya sendiri ke atas kasur dalam posisi telungkup, membenamkan wajah basahnya pada bantalnya, membuat bantal empuknya pun ikut basah.

Lalu tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan suara benturan pada dinding yang cukup keras. Tubuh Tobio tersentak kecil, cepat-cepat menghapus air matanya saat pintunya kembali tertutup menyisakan suara langkah kaki yang mendekat padanya. Tanpa berbalik pun ia tau itu Shouyo, kakaknya. Tapi ia memilih memperbaiki tampilan wajahnya dari pada melihatnya.

Lalu ia dapat merasakan gerakan pada kasurnya yang menandakan ada orang yang menaikinya, setelah itu Tobio dapat merasakan kedua tangan kekar yang melilit tubuhnya. Tobio merinding saat nafas kakaknya mengenai leher belakangnya, dan ia pun dapat merasakan punggungnya menjadi penutup wajah Shouyo yang awalnya mengecup tengkuknya.

"Kak? Ada apa?" Tobio kaget tentu saja, saat pria yang disukainya memeluknya secara tiba-tiba dan mengecup tengkuknya.

"Rasanya aneh" Gumam Shouyo di belakang punggung Tobio.

Oneshoot HinaKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang