Dahulu, aku hanyalah kanvas lusuh
dengan sketsa berwarna kelabu.
Namun tuhan terlalu baik.
Menghadirkan warna baru dalam wujud dirimu.
Dahulu, aku hanyalah tanah kering kerontang yang
tak ada kehidupan di sekitarnya.
Namun lagi-lagi tuhan terlalu baik.
Menghadirkan sebagai rinai hujan yang mampu
membuatku kembali menciptakan kehidupan.
di iringi aroma ketenangan sebab tanah yang
terlalu merindukan hujan.
Maka kita tak perlu banyak pengaindaian
bagaimana kau membuatku seutuhnya.
Walaupun aku tau kamu hanya ada
untuk sebutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...