Waktu, aliran yang tak terbendung, Seperti sungai yang meliuk-liuk, Merangkai kenangan yang terkubur dalam kabut, Mengalir ke masa lalu yang tak kembali.
Dalam detik-detik yang hampa, Kita berjalan di antara bayang-bayang, Mencoba menggenggam saat-saat berharga, Yang selalu meluncur dari genggaman tangan.
Namun, waktu terus berlari, Seolah-olah tak peduli dengan kita, Membawa kita ke ujung perjalanan, Di mana akhirnya kita semua berpisah.
Mengapa waktu begitu misterius, Seolah-olah menjadi penghakiman terakhir, Tapi dalam dirinya juga terdapat keajaiban, Kita bisa menciptakan kenangan yang abadi.
Jadi, jangan biarkan waktu memudar, Biarkan kita memeluknya dengan erat, Kita tak bisa menghentikan aliran waktu, Namun kita bisa menjadikannya abadi dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diksi Rapuh
PoésieDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...