𝟑. 𝐋𝐚𝐭𝐞 𝐀𝐫𝐫𝐢𝐯𝐚𝐥

496 91 2
                                    


"Who could i trust? Needed a shoulder to cry on"

3. Late Arrival

 Late Arrival

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Name] menatap lumat langit di atasnya, spektrum langit perlahan berubah menjadi warna abu-abu, padahal ia ingat betul tadi pagi langit masih berwarna biru terang. Gadis itu mengeratkan tas ranselnya sembari menunggu bus yang sering ia tumpangi untuk datang, biasanya sih 5 menit setelah menunggu di halte bus itu akan datang, namun sudah 5 menit lebih kendaraan beroda 4 itu tak kunjung hadir, [Name] sih santai saja, ya . . . siapa tahu hanya telat sedikit. Ia mencoba memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosan karena tak ada orang lagi yang menemaninya, kalaupun ada pasti tidak akrab. Kemana Seung Chu? lelaki itu pastinya sudah pulang lebih dulu, memang tidak setia kawan.

10 menit pun terlewat, entah sesabar apa [Name] namun ia tetap berpikir positif, menurutnya hal ini memang normal untuk terjadi karena macet atau ada sesuatu yang terjadi kepada bus-nya. Hingga rintik hujan pun mulai turun, langit kian menggelap serta angin mulai berhembus kencang, seluruh badan [Name] terasa dingin lantaran rok yang ia pakai berada di atas lutut, bahkan jaketnya tidak membantu untuk sekarang. Ia mengeratkan genggamannya terhadap jaket merah yang ia kenakan walau hal itu tak terlalu membantu. Matanya melirik ke kanan dan kiri melihat apakah ada bantuan atau tidak, ia lalu melihat ponselnya untuk mencari rute bus-nya hari ini. 

Sontak [Name] melebarkan matanya, pantas saja tidak ada bus yang lewat tadi, rute untuk hari ini saja tidak ada! Si gadis merutuki kebodohan yang tiada akhirnya itu, rasanya ia ingin marah dan menangis, namun kalau ingin marah-marah pun ingin marah ke siapa? Hingga akhirnya mau tak mau pun ia harus menunggu di halte hingga hujan reda, walau pasti . . . akan memerlukan waktu yang agak lama

 . . 。°。°。°。✧ . .

"Adikmu mana?" suara seorang lelaki tua menggema di dalam rumah, sang empu yang ditanya pun menggidikkan bahu tanda tak tahu. Hanseo menghela nafasnya secara kasar, anak gadisnya tak kunjung pulang, padahal sudah hampir 30 menit sejak jam pulang sekolah [Name]. Ia lalu menoleh ke jendela melihat keadaan Gangbuk yang dilanda hujan, jalanan hanya dilewati oleh sedikit orang karena tak ada yang nekat untuk keluar dengan cuaca yang seperti ini, "Coba kau chat dia" suruh Hanseo pada Taehoon, "Aku sibuk" jawabnya. Namun itu hanyalah kebohongan, sebenarnya Taehoon hanya asik bermain game di nintendo switch nya itu.

hingga akhirnya sebuah sepatu berhasil melayang ke sebelah lelaki itu membuatnya mengernyit ngeri, "Iya-iya sabar!" Taehoon menghentikan permainannya sebentar untuk mencoba menghubungi adik semata wayangnya itu.

Tak butuh waktu lama pesan Taehoon langsung dibalas oleh [Name], "[Name] masih di halte" ujar Taehoon lalu kembali memainkan game-nya yang sempat tertunda, "Kau jemput sana adikmu, kesian dia menunggu di sana dari tadi"

𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐒𝐞𝐨𝐧𝐠 || 𝐒𝐮𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐞𝐡𝐨𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang