"GAPSH!!!!" Law bangun dari tidurnya seolah baru saja selamat dari ajal, dirinya terdiam mengatur nafasnya yang sempit.
"hh hhh hhh huhh" Terengah-engah menenangkan dirinya. keringat bercucuran meski udara saat ini dingin menusuk.
Law masih terduduk memandangi kedua tangannya bolak balik lalu meraba tubuhnya seolah merasa terkejut akan sesuatu.
rzzz zzz rzzzz telphone disampingnya bergetar. diraihnya benda itu dan dirinya menatap layar kosong tanpa pangilan karna ia terlambat menjawab.
"Tahun ini?" gumam Law
"LAW!"
"Hah?!"
"astaga!" orang yang membuka pintu kamar tanpa mengetuk ikut terkejut. "ada apa denganmu?"
"Co-corazon?" Law melompat dari tempat tidur melempar diri lalu memeluk pria yang bernama corazon.
"kau kenapa hey.. hey! lepas" pelukan erat itu berhasil dilepas. "kau tidak salah minum obat kan? sudahlah teman-temanmu menelphone cepat jemput sanji dia mabuk lagi"
"San-ji?"
"iyah sanji... ada apa denganmu sih.. cepat sebelum dia merendahkan dirinya lagi... anak itu tidak tau arti kata menyerah" Corazon mendumel dan perlahan suaranya melemah seiring menjauh dari kamar Law.
"Sanji? jika ini corazon pasti sanji...!" Law mengambil jaket, memakai celana panjang dan memakai topi. memasukan hanphone dan dompet pada saku lalu bergegas keluar secepat cahaya. Memakai sepatunya sambil berlari ia menutup pintu dengan sembarang.
Mengintip dari ruang utama rumah, mata corazon menyipit.
"ada yang salah dengan otaknya, kurasa test kedokteran membuatnya frustasi" corazon merasa aneh dengan tingkah Law.
berlari dengan cepat, Law memaksakan kedua kakinya melangkah sepanjang yang bisa dilakukan. meski tak perlu berlari, dia bergerak impulsif terburu-buru.
cling! "huh...huh...huh" pria itu sampai dengan napas terpingkal keringat didahinya terlihat. wajah tampannya merah karna lelah dan butuh oksigen.
"Oyy Law" Law melihat asal suara yang memanggil.
Ada 3 orang duduk disana dengan satu yang terlihat sudah tumbang. mata law tak memperhatikan sekitar, fokus pada seseorang yang tak bisa minum lagi sampai menjadikan meja bar sebagai bantal.
menarik keras lengan itu. "Law kau kenapa?!" kedua orang disana panik, Law menarik paksa pria mabuk dengan satu tangan dengan kasar menyeretnya keluar dari bar.
"Hey Law dia Sanji sedang mabuk... hey kau jangan terlalu kasar" ucapan itu tak digubris seiring menghilangnya law dan sanji dari bar.
Sanji yang mabuk merasa terusik dari tidurnya, kakinya dipaksaa melangkah dengan tarikan pada satu lengannya. kepalanya masih berputar tak terlalu jelas dapat mencerna apa yang terjadi.
dug! dahinya keras membentur sesuatu, wajahnya masih linglung mendongkrak keatas melihat apa yang ditabraknya.
seketika kesadarannya kembali, tepat dimatanya Pria dewasa menangis, matanya dalam akan kerinduan, air matanya menetas tanpa permisi membasahi pipinya. tubuh sanji dihimpit dipaksa dalam pelukan erat.
"Law..law...law" panggilannya tak digubris,
"Heu hiks..hiks arghh" Law menangis dan meraung.
"Law..law ada apa?" suaranya semakin lama mendesir seolah ikut merasakan kesedihan pria didepannya. "hey hiks kenapa kau menangis law hiks heu jangan menangis aaa Haaaa" Ikut menangis bahkan lebih keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread (Law x Sanji) - EndS1 - Ongoing
FanficOrang yang ditakdirkan bersama akan terhubung dengan benang merah yang melampaui jiwa mereka. Tak peduli berapa kali reinkarnasi berputar mereka akan bertemu kembali. Kecuali mereka sendiri yang memutus benang itu. ~~~~~~ "Memutuskan benang?? ...