"Kata nenek arti dari nama Heeyoung itu 'gadis yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan ke mana pun ia pergi' tapi... Kenapa malah sebaliknya? Heeyoung pembawa sial ya?" -Lee Heeyoung
"Hao gak akan pernah ninggalin Hee sendirian lagi. Hao akan jag...
Ujian telah tiba, seminggu kedepan akan menjadi hari yang menegangkan. Mendekati ujian para orangtua akan menekunkan anak-anaknya untuk belajar keras dengan memasukkan mereka ke hagwon, tempat di mana para pelajar mendapat kelas tambahan.
Sepulang sekolah mereka tak akan langsung pergi menuju rumahnya, melainkan melakukan les terlebih dahulu. Heeyoung hanya akan pergi hagwon di hari-hari tertentu, orangtua nya pun tak terlalu memaksakan. Begitupun kesembilan laki-laki yang selalu muncul di manapun ia berada, mereka bahkan sering absen.
Namun sekarang sudah berubah, tak ada satupun pembolos les saat mendekati ujian. Jika ada yang tak hadir, pasti berhalangan karena sakit. Setelah kelulusan SMP, Heeyoung sudah tak pernah lagi menginjakkan kakinya di tempat tersebut.
Meskipun dilanda kecemasan setiap kali menjalani hagwon, Heeyoung tetap melaksanakannya dengan konsisten. Suatu saat ia pernah dijegat anak-anak geng motor yang pernah merusak mobil milik Ricky, tapi Hao dan teman-temannya selalu datang.
Semenjak bergabung di kelas barunya, Heeyoung mulai jarang mendapatkan kekerasan bullying. Walau terkadang masih ada yang menggunjinginya secara terang-terangan, tapi Zhang Hao dkk selalu ada seperti pahlawan yang melindunginya.
Sudah berkali-kali Heeyoung meminta mereka untuk berhenti berperilaku seperti itu, tapi tetap saja kesembilan laki-laki tersebut masih terus mengikutinya kemanapun ia pergi. "Please, biarin gue sendiri."
"Emang lo siap kalo bunda tau?" tanya Zhang Hao. Setiap kali ia menolak perlindungan dari mereka, pasti Hao selalu mengancamnya seperti itu. Dengan berat hati, Heeyoung hanya bisa pasrah.
"Mulai besok lo kalo pulang hagwon jangan nyelonong sendirian. Gimana kalo tiba-tiba ada begal?" ucap Gyuvin khawatir.
Kalau berangkat masih bisa diikuti, tetapi sepulang dari itu sulit bagi mereka mencari keberadaan Heeyoung. Apalagi jam pulang yang tak konsisten dan keramaian menghalangi mereka untuk mencari keberadaan gadis itu. Hal ini Heeyoung manfaatkan untuk terlepas dari para pengintai tersebut.
Yujin merasa beruntung sekelas bersamanya. Walaupun sering kehilangan jejak, tetapi ia masih dapat menemukan keberadaan gadis itu. "Heeyoung!" Yujin berlari mengejar Heeyoung yang juga sedang berlari menghindarinya.
Mau sampai kapanpun ia berlari, tetap saja laki-laki lebih unggul. Tas yang dikenakannya ditarik begitu kuat sehingga membuatnya terjatuh. "Lo kenapa sih?"
Yujin menahan tubuhnya yang hampir terjatuh. Dengan napas yang berat laki-laki itu berusaha membuatnya tenang. "Gue gak mau kalian terlalu deket sama gue, banyak yang gak suka."
Laki-laki itupun melepas tangannya yang melingkar di pinggang Heeyoung dan manghadapkan wajah gadis itu ke arahnya. "Siapa, hmm? Kasih tau," ucap Yujin dengan lembut.
