LIMA🏡

167 19 3
                                    

“Mi besok tolong bawain Yujin bekal ya.” Begitu pinta si bungsu selepas makan malam usai, sang ibu yang tengah membereskan meja makan menoleh sebentar sebelum mengiyakan permintaan putranya tak lupa menanyakan makanan apa yang ingin dibawa Yujin esok hari ke sekolah.

“Terserah mami aja mau bekalin apa.” Selen mengangguk paham, otak nya mulai memutar ide menu apa yang mudah namun bergizi untuk anak bungsunya.

Jarang jarang Yujin mau repot repot membawa bekal, biasanya saat ditawari anak itu akan menolak dengan alasan tidak ingin menambah berat tas sekolahnya.

Makan malam sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu namun kedua putra Selen belum ada satu pun yang beranjak dari meja makan, si bungsu duduk berpangku tanggan sembari mengamati kegiatan ibunya sementara Keita berkutat dengan hp ditangan nya.

“Kakak mau dibekalin juga?” Tawar Selena pada putranya yang lain.

Mendengar nama nya disebut Keita mendonggak tatapan nya bertemu dengan tatapan teduh sang ibu, sebelum mengeleng pelan, “Nggak usah mi.” jawab nya sembari mengantongi ponsel.

Melihat piring piring kotor yang sudah memenuhi bak cuci piring pemuda itu bangkit menuju wastafel sembari menggulung lengan hoodie nya sampai sebatas siku.

“Biar Keita aja yang cuci piring.” Ujar nya pada sang ibu, salah satu tangan nya menekan kran air lalu memulai kegiatan nya membersihkan tumpukan beling tersebut.

“Makasih kak.” Selen tersenyum manis melihat putranya berinisiatif membantu meringankan pekerjaan nya.
Ia tak pernah terang terangan menyuruh anak nya mengerjakan pekerjaan rumah, meskipun begitu Selen bangga anak anak nya selalu menawarkan diri membantu pekerjaam orang tuanya tanpa di minta.

Meskipun pikiran nya tak sepenuhnya berada disana, Keita berusaha tetap focus menyelesaikan pekerjaan nya.

Jangan tanya kenapa, tentu saja karna bayang bayang perempuan beramput pendek yang ia lihat tadi pagi di depan rumah nya.

Pemuda itu sempat melirik beberapa kali dari balkon kamar nya, jika sewaktu waktu perempuan itu keluar ia bisa memastikan kembali, meskipun Keita sudah yakin seratus persen bahwa yang ia lihat benar benar Winter.

Harapan nya pupus begitu matahari tenggelam pun perempuan itu tak juga keluar dari rumah itu, semakin meyakinkan dugaan nya bahwa Winter kini resmi menjadi tetangga nya.

Membuat proses move on nya akan semakin sulit, atau mungkin terancam gagal.

Melihat kakak laki laki nya mencuci piring, hati si bungsu ikut tergerak, Yujin bangkit dari meja makan menyusul kakak nya, mengeser tubuh yang lebih pendek darinya agar memberinya ruang disebelahnya.

“Sini adek bantu bilasin.” Kalimat itu membawa kekehan dibibir ibu nya.

“Makasih adek.”




Besok nya Yujin benar benar membawa bekal ke sekolah, dan yang lebih menarik adalah menu yang dibuat ibunya, Selen membuatkan Kimbab untuk Yujin bawa ke sekolah, makanan khas negeri gingseng dengan kearifan local itu kini sudah memenuhi tempat makan siang nya, lima gulung kimbab yang sudah di potong potong sedang, dengan isian telur, bayam, wortel dan juga irisan daging rendang didalamnya. Iya rendang, masakan khas Indonesia itu di ubah menjadi isian kimbab oleh ibunda Yujin, aneh namun patut dicoba karna ternyata rasanya cukup enak saat digabungkan.

Selepas berganti pakaian setelah jam pelajaran olahraga Yujin langsung kembali ke kelas nya, meninggalkan teman teman nya yang sempat mengajak nya ke kantin, sampai di kelas ruangan itu masih kosong, teman teman kelasnya sebagian masih berganti pakaian di toilet dan sebagian nya lagi memilih mengisi perut dikantin karna kebetulan sekarang sudah jam istirahat.

F4 ROYAL GARDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang