ENAM🏡

47 4 0
                                    

Hari senin, bagi pelajar kata ini sangat identik dengan upacara bendera, setiap Senin pagi semua sekolah mewajibkan siswa nya mengikuti upacara bendera begitu juga sekolah Keita.

Setelah upacara selesai ada jeda beberapa menit sebelum pelajaran pertama dimulai, biasanya digunakan anak anak untuk meredakan dahaga di kantin setelah satu jam setengah di jemur dibawah sinar matahari, Keita yang baru sampai dikelas setelah kembali dari kantin bersama teman teman nya tiba tiba dihadang oleh Sieun tepat didepan pintu kelas.

"Apa nih?" Keita pun menghentikan langkah nya begitu juga Jaehyuk disebelahnya.

"Balik balik!" gadis berambut panjang itu membalikan tubuh Keita dan mendorong nya keluar.

"Hah?"

"Sana ke TU ambil kertas absen, bisa mampus kita kalau Sir Brian datang tuh kertas belum ada di atas meja." Ujar Sieun masih setia mendorong tubuh Keita agar cepat berjalan.

"Kok gue sih, lo ambil sendiri sana." Tolak Keita malas jika harus ke ruang tata usaha yang berada di gedung depan sedangkan kelas nya berada gedung C.

Sieun yang merangkap sebagai ketua kelas 12 IPA 2 mendelik tajam, "Apa gunanya lo jadi wakil ketua kelas kalau ambil absen aja nggak mau."

"Udah sana cepetan keburu bell!" ucap Sieun sembari berkacak pinggang.

Keita menghembuskan nafas sabar, begini lah nasib nya sebagai wakil ketua kelas "Iya udah." Ujar nya pasrah.

Mengingat raut wajah Sir Brian saja sudah membuat nya bergidik ngeri, laki laki setengah baya itu sangat sensitive dengan banyak hal, pernah suatu hari saat menggajar di kelas Keita guru lain mengintrupsi karena ada keperluan dengan salah satu siswa, Sir Brian yang merasa kegiatan belajar mengajar nya diganggu seketika murka dan menendang meja guru hinggi membuat seluruh penghuni kelas kaget.

"Jae ayo temenin." Keita baru saja akan mengeret lengan seragam Jaehyuk namun si empu lebih dulu menghindar dan langsung ngibrit kedalam kelas.

"Sorry Kei gue belum ngerjain PR, lo pergi sendiri aja hehehe." Ujar Jehyuk dengan senyum tanpa dosa, sontak mengundang makian keluar dari mulut teman nya.

"Alesan lo monyet." Mau tak mau Keita pun pergi sendiri menuju ruang tata usaha, saat melewati lorong lorong kelas masih terlihat ramai, namun begitu sampai di gedung A yang di isi ruang TU dan ruang kepala sekolah beserta beberapa ruang staf suasana lobby berubah senyap.

Pemuda itu mengeser pintu kaca yang memisahkan lobby gedung A dan halaman sekolah, saat melewati meja resepsionis Keita melihat seorang gadis berseragam putih abu abu tengah duduk di kursi tunggu di depan ruangan TU, pandangan mereka bertemu sesaat sebelum Keita lebih dulu memutus tautan mata mereka dan melanjutkan langkah nya, dengan santai Keita menuju ruangan Pak Yasin yang berada disebelah ruang kepala sekolah, setelah mengetuk beberapa kali Keita pun masuk kedalam menyampaikan keperluan nya.

Tak butuh waktu lama Keita pun keluar dengan membawa selembar kertas absensi kelas nya, pandangan nya kembali melirik gadis yang ia lihat beberapa saat lalu kini tak lagi duduk di kursi tunggu dan malah mondar mandiri didepan pintu kaca.

Anak sulung Jiwoong dan Selena itu mengernyitkan dahinya, karena penasaran Keita pun menghentikan langkah nya di depan gadis berambut panjang tersebut.

"Ada yang bisa dibantu?" tatapan mereka kembali bertemu, gadis bermata sipit itu tampak gugup tiba tiba didatangi orang tidak dikenal.

"Em... itu anu, yang nama nya Ibu Rina yang mana ya? Eh maksudnya ruangan Bu Rina yang mana ya kak?" sembari mendengarkan Keita pun menelisik penampilan gadis tersebut, kemeja putih bersih tanpa bet nama, kelas maupun organisasi dan sepatu hitam mengkilat seperti baru keluar dari toko, tas sekolah yang masih ada digendongan serta kalimat gadis itu yang menanyakan keberadaan Ibu Rina, tidak salah lagi gadis ini pasti murid baru di sekolah nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

F4 ROYAL GARDEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang