Jika memang seorang manusia ditakdirkan untuk tidak memiliki seseorang untuk berada di sampingnya. Jika memang bahwa sebuah takdir mutlak telah ditulis di atas buku takdir, maka apa yang dapat dilakukan
Pada akhirnya manusia tersebut hanyalah ciptaan yang tidak berdaya. Tetapi kita berteriak pada takdir. Ubahlah, tolong kasihani ciptaan mu ini. Seolah olah kita adalah seorang penting yang bahwasanya dapat diperhatikan oleh Tuhan
Tapi kita bukan. Lalu jika di akhir jalan ini yang menanti adalah kesendirian, yang dapat dilakukan hanya menerima. Memberontak, akannya adalah tindakan bodoh yang tidak dapat ditolerir
Saat saat dimana aku mencoba melepaskan diri dari benang takdir ini sepertinya tidak akan ada. Karena aku hanyalah seorang ciptaan lemah yang tunduk pada penciptanya
Lalu orang orang yang setidaknya pernah berada di samping ku, menghilang satu demi satu. Menyeret ku masuk ke dalam jurang tanpa dasar. Takut, putus asa, menghantuiku akan banyak hal
Mereka bilang penderitaan mencintai kebersamaan. Mungkin benar pada awalnya, tetapi sekarang menjadi sebuah fakta yang tak dapat diindahkan. Berjuanglah untuk hidup ini. Kita tidak mengetahui kapan kita harus pergi menuju gerbang neraka nantinya
Tapi saat itu kau berkata pada ku, dunia itu tidak kejam kepada para makhluknya. Hanya saja para makhluknya yang tidak ingin mencoba. Mereka menyalahkan dunia seakan akan dunialah akar dari semua permasalahan
Kau membawa segala kehangatan baru yang tidak pernah dibayangkan. Saat itu, aku meraih tangan mu tanpa ragu
•∆∆•
"Yeojong-ah, apakah kau sudah makan siang?"suara itu hangat, lembut. Membawa lantunan melodi halus yang sangat perhatian
"Mn sudah"jawab ku
Anak laki laki yang lebih besar mengusap rambut hitam milik anak perempuan yang lebih pendek. Senyum anak laki laki itu sangat cerah, seolah olah dapat mencerahkan hari yang suram sekalipun
Itulah yang aku pikirkan
"Hyung, apakah kau mencintai seseorang?"
Pertanyaan keluar entah darimana dari mulut seorang anak yang baru berumur 7 tahun
Di hari yang sunyi, kedua anak kecil duduk di pinggir jalan yang sepi. Mengamati bagaimana serangga serangga malam terbang dan bersinar dalam kegelapan
"Hmm, aku tidak tahu. Apakah punya ya? Sepertinya tidak, tapi sepetinya iya"anak laki laki itu bingung dengan perkataannya sendiri
"Lalu bagaimana dengan Yojeong? Apakah ada anak laki laki yang kau sukai?"topik tiba tiba saja beralih
Anak perempuan itu tiba tiba saja memerah. Ia malu tiba tiba saja diberi pertanyaan seperti itu
"Aku tidak tahu. Seperti apa rasanya mempunyai seseorang yang Hyung sukai itu?"
Anak laki laki tersebut tersenyum. Ia memegang pucuk kepala yang lain, dan memandang bintang bintang yang bertaburan dengan indah di atas sana "Mempunyai seseorang yang kau cinta itu, seperti kau selalu ingin berada di samping nya. Dan juga, menghabiskan sisa hidup mu bersama orang itu"
"Tapi yang paling penting, kau harus berbahagia untuk orang itu. Melihatnya orang yang kita cintai bahagia, bukankah sesuatu yang indah untuk dipandang?"
Ah, begitu ternyata
Aku mencintai nya
Pikiran murni seorang anak perempuan di usia nya
.
Di depan sana, sebuah bingkai dengan foto seorang anak laki laki yang tersenyum cerah terpampang. Bingkai itu terbalut hitam, tetapi tidak mengurangi bagaimana hangatnya sang anak tersenyum
Payung hitam seolah menutupi langit gelap. Rintik hujan perlahan turun sedikit demi sedikit. Lingkungan tersebut sepi, hanya ada beberapa orang di sekitar tempat itu
Kadang kadang tangisan terdengar sangat memilukan, membuat hati ku bergetar karenanya. Sakit, entah mengapa
Jadi inilah cinta. Cinta di saat kita tidak dapat melihat seseorang yang kita cintai bahagia. Hanya sakit dan mati rasa yang dapat terasa di saat cinta seperti itu terjadi
Kau berkata bahwa cinta adalah saat aku ingin orang itu berada di samping ku, dan aku menghabiskan sisa hidup ku dengan orang itu. Saat ini kau sudah tidak berada disini lagi, orang yang aku cintai
Apakah aku harus menghabiskan sisa hidup ku tanpa mu? Atau aku harus mempertahan kan ego ku untuk berada di samping mu?
Aku tidak tahu
Tetapi saat itulah aku sadar, bahwa peran cinta sesungguhnya adalah untuk menghancurkan kebahagian seseorang. Seperti..
Ah, jadi seperti inilah cinta. Menyakitkan
Hari ini pun aku menangis
Tapi kau tidak disini
Perasaan cinta itu telah mati rasa. Sulit untuk dirasakan kembali
Saat itu musim dingin. Di tengah tengah gelapnya malam, salju putih yang lembut turun. Mewarnai gelapnya dunia dengan warna nya yang cantik. Suhu dingin seolah olah mencekik ku dari ujung kaki hingga kepala. Aku tidak dapat menahan untuk tidak gemetar.
Titik titik air membekas di atas salju yang menumpuk. Menodai keindahan suci yang halus. Jejak kaki kecil perlahan lahan tertutup oleh salju yang jatuh, mencoba menghilangkan keberadaan sesuatu yang tidak seharusnya ada
Saat itu yang hanya dapat aku pegang adalah sebuah bingkai besar yang memenuhi lengan ku. Rasanya hanya benda itulah satu satunya hal yang dapat aku pegang untuk menjadi api unggun hangat
Apakah cinta memang seharusnya seperti ini?
To be continued.....
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name Of Love[Kim Dokja]
FanficBisakah saya masuk ke dalam jejeran kamus cinta anda, Kim Dokja? [SHORT STORY]-Completed ! Karakter sepenuh nya milik SING N SONG cerita ini hanya meminjam karakter milik nya Karakter tambahan berasal dari pikiran author !