[39] • bimbang

14 5 4
                                    

Kirana stress banget.

Mendekati hari Jum'at, dia bingung antara mau datang ke nikahannya Hesa atau tidak. Masalahnya adalah antara dia menyesal atau tidak nantinya.

Ngomong-ngomong, sekarang Jaka sedang dalam wujud Uwon. Untuk memulihkan tenaga katanya. Tiga hari dia menjadi manusia demi merawat mbak crush, begitu mbak crush sembuh, giliran dianya yang lemes.

Tapi gapapa, asal demi mbak crush.

"Kalo dateng, takut makan ati. Terus katanya mempelai wanitanya putri, pasti cantik banget. Ntar gue insecure gimana?"

"Tapi kalo gak dateng, takutnya ini kali terakhir gue bisa liat Mas Hesa. Jangan-jangan dia mau dibawa ke kerajaannya istrinya. AAAA AKU BINGUNG REK!"

Rambutnya dia acak-acak. Lagipula, dengan siapa dia akan pergi kesana?

Jangan sampai dia khilaf ngereog karena tidak terima, lalu tidak ada yang menenangkannya karena datang sendirian.

Pokoknya jangan sampai. Mau ditaruh mana mukanya jika sudah begitu? Terlebih didepan Mas gebetan.

Duh, rumit kali percintaan kalian.
Tapi gapapa, selama ada yang rumit, kenapa harus yang simpel?

Ditengah kalutnya pikiran, dia melirik ke kasur dimana domba kecilnya sedang bobo ciang. Sepintas ide lewat di otaknya.







***

"Gak bisa Kirana, Kak Cahaya itu anak bontot. Tentunya pernikahannya sangat mewah & mengundang banyak tamu, terlebih dari kalangan para bangsawan. Bagaimana jika ada orang Hijau yang melihatku?"

Jaka disekap di kamarnya Kirana.

Pelakunya?
Ya pemilik kamar lah.

"Ya pokoknya cari cara supaya gak ada yang ngenalin lo. Gue gamau tau!"

Jaka memghela napas. Tidak enak sebenarnya dia menolak permintaan Kirana. Kirana itu, memohon seperti seorang remaja yang minta dibelikan sesuatu jikalau tidak dituruti harga dirinya yang menjadi taruhan.

Orangnya gampang overthinking. Mikirnya saja sudah kejauhan. Seperti, "gimana kalo Mas Hesa tau kalo gue suka dia, terus dia ilfil? Atau dia kecewa karena gue gak dateng dimana dia udah capek-capek nganterin undangan buat gue? Gue gamau Mas Hesa kecewa!"

Dia terlalu memikirkan hal-hal yang padahal belum tentu bakalan terjadi.

Kembali ke masalah, yang lebih parah adalah ketika Cahaya mengenali Jaka, lalu memberi tahu lokasinya saat ini?
Bisa gatot rencananya.

Tapi kalo nyamar, terkesan kurang sopan. Disaat semua orang menampakkan jelas wajah dengan raut penuh bahagia karena sebuah pernikahan telah terlaksana, sementara Jaka malah menutup wajahnya.

Sangat mencolok dan mengundang perhatian.

Ini juga bukan pesta topeng seperti yang pernah dia hadiri bersama Kirana.

PLOK!

Disaat Jaka sedang berpikir keras, Kirana tiba-tiba menepuk tangannya sekali, yang membuat Jaka terperanjat kaget.

"Ada apa?" tanyanya. Binar bahagia diwajah Kirana memang patut dipertanyakan.

"Janji dulu lo bakalan nurutin ide gue kalo gue kasih tau?"

Jaka mengedikkan bahu. "Tergantung, kalo aneh-aneh aku gamau."










***
Halo, aku lulus 😃

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now