[55] The Voice

43 9 6
                                    

.

.

.

Dan itu berhenti tepat didepan kakek misterius itu.

———————————————






Ayat kursi dan segala macam do'a Kirana rapalkan dalam hati. Jaga-jaga jikalau ternyata memang bukan manusia.

"Tenang, nduk. Kakek ini manusia. Ndak usah takut. Kakek cuma mau bilang, dia berhasil kembali menjadi wujudnya. Hanya saja, sebagian besar ingatannya hilang karena kutukan itu. Tapi sebentar lagi dia pulih." Kakek itu berujar dengan serius. Tangan kanannya memegangi pundak Kirana. Kirana yang seolah dipaksa untuk mendengarkan tiap kata yang keluar, dan kata itu masuk dengan lancar ke telinganya dan langsung tersimpan rapi ke dalam otaknya.

"Kekuatan cinta itu besar, meskipun kuasa Tuhan tetap segalanya. Berdoalah jika kamu masih ingin bertemu dengannya, dan mewujudkan mimpimu bersamanya. Nganggo kersane Gusti, kabeh bakalan hiso kejadian. Akan ada waktunya buat kalian untuk bertemu lagi, dengan takdir yang memperlihatkan keadaan kalian saat bertemu nanti. Hati-hati dijalan, kakek pamit dulu. Sugeng dalu."

Translate cetak miring :
1. dengan kuasa Tuhan, semuanya bisa terjadi.
2. Selamat malam.

Kirana menatap punggung kakek itu yang semakin menjauh dari pandangan matanya, dengan mata yang mulai berembun. Apa itu? Kirana kurang paham dengan kalimat kakek barusan, tapi hatinya merasakan sebuah perasaan senang yang meledak-ledak. Seperti, inilah yang dia tunggu.

Karena melihat situasi yang sudah sepi, dia kembali mengayuh sepedanya untuk segera sampai ke rumah.

Karena melihat situasi yang sudah sepi, dia kembali mengayuh sepedanya untuk segera sampai ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Lapo¹ nduk, kok wajahmu sumringah². Gajian?"

Trns :
1. Lapo = ada apa
2. Sumringah = bahagia

"Bukan Pak. Tapi, bentar lagi Kirana bakalan ketemu sama ayang!" kata Kirana malu-malu. Tapi dia tetap lanjut dengan kegiatan mengoleskan masker pada wajahnya.

"Lah, punya pacar? Kok gak bilang sama bapak?" Terlihat wajah Ayyub antusias, senang melihat putri tertuanya kini sudah sold out.

"Bukan, Kirana cuma suka aja. Katanya bentar lagi balik. Ya Kirana seneng dong.."

"Oalah, kirain udah pacaran. Yasudah gapapa, asal jangan makan ati aja ya nduk. Kalo bukan jodoh, yowes ikhlas ke. Mesti bakalan ada gantinya yang lebih baik."

"Iya Pak."

"Oh iya, bapak kerja dulu ya. Sebelum berangkat, pintu jangan lupa dikunci, taruh di tempat biasanya. Assalamu'alaikum!"

"Waalaikumsalam..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Hari demi hari, rutinitas Kirana lalui dengan perasaan ringan dan optimis. Setiap selesai sholat, dia selalu memanjatkan do'a untuk keselamatan dirinya, keluarganya, juga untuk keluarga kerajaan. Tak lupa juga,

"Ya Allah, Engkau lebih tau apa yang hamba inginkan. Namun jika itu bukan yang terbaik untuk hamba, berikan hamba keikhlasan. Jika memang dia yang terbaik untuk hamba, tolong dekatkan. Jika bukan, tolong jauhkan. Rabbana aatina..."

Yaiyalah, Kirana gak bakal bohong soal perasaannya ke Tuhannya. Tuhan adalah tempat curhat terbaik, dan teraman.

Dan jangan berhenti berdo'a yang sama. Karena dengan berdo'a terus menerus itu bagaikan mengayuh sepeda, jika dengan telaten kita kayuh, maka akan sampai ke tujuannya.

Ini sudah tiga bulan setelah Kirana bertemu dengan kakek itu.

Malam Jumat.

Kirana yang sedang mengoreksi lembar jawaban milik murid TPQ nya, mengalihkan pandangannya ketika mendapati sebuah nomor asing yang menelpon lewat via WA. Sedikit ragu untuk mengangkat, tapi siapa tau penting. Kirana mengangkatnya.

"Halo, apa benar ini Kirana?"

"Iya?" Kirana merasa pernah mendengar suara orang ini di salah satu media berita online. Terdengar suara grasak-grusuk seperti HP direbut oleh seseorang.

"Kirana?" Suara ini berbeda dari suara yang tadi.

Deg!

Suara ini, suara yang khas, memiliki logat tersendiri, dan terdengar menggemaskan di telinga pendengarnya.

"Jaka?"









***

Jeng jeng jeng

Hayoloh...
Nungguin kan kalian, xixixi
Sorry ya kalo alurnya terkesan kecepetan, aku orangnya bingungan soalnya 😭🙏🏻

Kalo kelamaan, takut ada bab* yg gak penting kayak di awal-awal

Jangan lupa jaga kesehatan, & bahagia selalu!

Dadah!

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang