[54] betmut

23 9 3
                                    

.

.

.

“또 보자요!”

————————————————







Kirana badmood parah.

Bukan karena lapar, uang habis, ataupun gara-gara tugas. Melainkan, ini semua gara-gara dua orang cowok yang gak bertanggungjawab seenaknya meninggalkan dia tanpa perpisahan. Apalagi yang satunya, tiba-tiba ngilang aja. Satunya lagi izin, tapi gak bisa disusul.

Ck, rasanya kayak mau nyekik orang.

"Nduk."

"Apa?" Kirana menyahut dengan ngegas.

Ayyub— yang baru saja memanggil langsung melotot. "Heh! Berani kamu sama bapak! Bapak sembelih kamu!"

"Hah. Iyaiyaa maaf, Kirana lagi betmut!" sahut Kirana dengan sedikit pelan.

Bapaknya menghela napas. Susah juga punya anak perempuan, dikit-dikit betmut, dikit-dikit baper, dikit-dikit minta uang. Gak pernah aja gitu, dikit-dikit rajin?

"Kenapa? Sini sini, cerita sama bapakmu yang paling sabar sedunia ini." Ayyub duduk disamping putrinya.

Kirana langsung merespon, "pret!" Begitu mendengar ucapan bapaknya itu.

"Gini loh, Sean tiba-tiba pergi. Kirana kan jadi ndak punya temen lagi."

"Gitu? Cari lagi lah! Gitu kok repot?" komentar bapaknya santai. Sepertinya permasalahan putrinya ini sama saja, tidak jauh-jauh dari kata pertemanan.

"Dih, sendirinya juga gaada temen kok. Lagian ya Pak ya, gausah punya temen banyak-banyak, asal nyaman aja udah cukup. Daripada punya banyak tapi palsu!" kata Kirana dengan sewot. Sungguh, mencari teman– bagi Kirana, itu sangat sulit. Beda lagi kalo milih suami idaman, cukup kayak Jaka aja udah. :D

"Ya udah sih, gak usah punya temen. Gitu kok repot!"

"Ih, gamau. Ntar gak bisa jalan-jalan. Aku gamau jalan-jalan sama bapak. Terakhir kali jalan-jalan bareng malah dikira istri mudanya bapak. Gamau! Emang mukaku setua itu?"

"Itu berarti muka bapak awet muda, hahaha!" Ayyub tertawa senang. Perut buncitnya sampai bergetar.

Kirana julid. "Dih."

"Udah ah, bapak kesini tuh mau pinjem uang kamu. Pinjam lima belas ribu, buat beli bensin, sama beli dedak buat anak-anakku tercinta. Nanti bapak ganti hari Jum'at!"

Kirana mengambilkan uang di dompetnya, dan menyodorkan uang itu ke bapaknya dengan muka songong. "Jum'at kalo gak balikin, gantinya pokoknya beliin seblak komplit satu!"

"Iya."

Bapak sama anak emang suka gitu.

Aku sendiri gak paham sama mereka 😭

Aku sendiri gak paham sama mereka 😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Hari-hari Kirana jalani. Kesepian, sendiri, mulai menjadi teman akrabnya kembali. Kirana mulai menyibukkan diri dengan menekuni pekerjaannya sebagai guru TPQ, atau les privat untuk anak-anak SD.

Malam Selasa, pukul 9.00

Kirana sedang dalam perjalanan pulang menuju rumahnya setelah pergi ke rumah seorang siswa untuk les. Sambil menyetel lagu Wonder - Beomgyu cover, dia mengayuh sepedanya dengan santai. Sesekali juga dia menyanyikan liriknya dengan lirih.

Saat melewati jalan yang biasa digunakan untuk pasar malam, Kirana melihat ada seorang kakek-kakek yang berdiri dipinggir jalan, tangannya melambai-lambai, seolah menunggu Kirana untuk berhenti didepannya.

Kirana sudah was-was. Jalan ini sepi karena bukan malam minggu, bagaimana jika ternyata dia penjahat? Atau lebih parahnya lagi, bukan manusia?

Kirana fokus melihat kedepan, mencoba abai dengan keberadaan kakek itu. Namun, baru saja hendak menambah kecepatan kayuhan sepedanya saat hampir melewati kakek itu, tiba-tiba kakinya secara otomatis berhenti mengayuh, tangannya bergerak mengerem sepeda. Dan itu berhenti tepat didepan kakek misterius itu.












***
Serem amat berhenti otomatis

Apa kabar?
Jaga kesehatan & bahagia selalu ya!

Sampai jumpa bab depan!
Dadah!

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now