Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serena mengusap lengannya beberapa kali untuk mengurangi rasa dingin pada kulitnya. Yup, still on the same chapter; chapter kedinginan.
Ini sudah hampir pukul delapan malam dan hujan sejak tadi sore baru berhenti sekitar 10 menit yang lalu, akhirnya, teman-temannya bisa pulang juga tanpa harus terkena basah.
"Mau beli apaan emang?" tanya Serena pada Hanbin yang masih duduk di kursi memasang dua sepatunya. Bertanya ke mana dia dan Yunjin akan singgah setelah pergi dari rumahnya, katanya tadi ingin mencari makan dulu.
"Si Yunjin paling beli martabak," kata Hanbin mudah, karakter Yunjin itu tidak sulit ditebak. "Gue ngikutin dia aja."
Serena mengangguk, melirik Yunjin yang sudah duduk di atas motor siap untuk pergi secepatnya. Cewek itu kontras sekali penuh semangat mencari makanan, membuat Serena hanya bisa tertawa saja saat melihatnya.
"Ngomongin soal makanan," kata Serena membuka percakapan lagi, "lo udah nyobain takoyaki kantin yang baru, Bin?"
"Udah," angguk Hanbin. "B aja rasanya, Ser, nggak wahsama sekali."
"Itu mah selera lo aja yang kadang setinggi langit," cibir Serena karena Hanbin sudah mau merusak penilaiannya sebelum dia mencoba sendiri. "Besok gue mau ngajak Yunjin beli deh, penasaran."
"Kata gue jangan, serius." Hanbin kini sudah selesai dengan sepatunya, bangkit untuk berdiri di samping Serena. "Kalo lo mau takoyaki mending ntar pas weekend aja, bareng sama gue, ke toko baru yang deket stadion. Gue denger-denger katanya enak."
"Gue udah pernah ke situ tau."
Mendengar itu tentu bikin Hanbin lumayan terkejut. Sudah lebih dahulu? Serena? Dari dia?
"Tumben?" tanyanya. "Sama siapa?"
Serena menunjuk ragu ke arah belakangnya, ke arah dalam rumah. Dia sudah pernah ke sana dengan.. Zhanghao, yang kebetulan masih berada di dalam karena masih mengerjakan sesuatu. Makin terkejut lagi lah Hanbin mendengar itu.
"Idih," cibirnya, "bisa bucin ya lo sekarang?"
"Mana ada!" timpal Serena sebal, she took that personally. "Pas itu kebetulan kita lagi lewat sana aja, si Zhanghao yang pengen beli, bukan gue."
"Santai aja kali, Ser," kata Hanbin dilanjut kekehan pelan. "Nggak bakal gue katain kok. Gue malah seneng liat lo akhirnya bisa have fun kayak gini, beda sama lo yang dulu."
Hanbin masih mengingat bagaimana mereka berdua pertama kali kenal saat awal kelas sepuluh dahulu. Saat itu MPLS bagian materi dan di bangkunya yang sementara masih berada di pojok, Serena meringkuk lemah dengan wajahnya yang luar biasa pucat. Saat itu dia sakit lumayan parah dan tidak ada satupun orang yang menyadarinya selain Hanbin yang kebetulan duduk di belakang cewek itu. Akhirnya dia memberanikan diri memberi tahu salah satu senior, untung saja cepat direspon, semuanya sigap mengabari orang tua cewek itu untuk membawanya istirahat dan pulang.