Yibo dan Shuxin telah kembali ke asalnya. Salju telah hilang dari Desa Huangshan, mereka dapat melihat beberapa orang berpakaian tipis namun memakai pakaian serba merah. Di rumah-rumah maupun jalanan terhias serba merah atau kuning keemasan mulai dari lampion, kaligrafi ala China, dan lukisan tahun baru. Ada pula pertunjukan barongsai membuat anak-anak kecil hingga dewasa merasa antusias."Sepertinya ini malam Imlek. Kita datang tepat waktu."
Yibo mengangguk menanggapi, pandangannya tetap fokus melihat barongsai. Tak lama kemudian, langit malam terhiasi oleh kembang api. Entah kenapa dalam benak Yibo merasa kacau. Rasanya ia tetap tidak dapat menolong seorang pun. Ia masih menjadi orang yang dahulu.
"Aku ingin tahu, hal apa yang membuatmu ingin menebus masa lalu?"
"Saat itu aku di tingkat menengah atas. Waktu itu pengumuman mahasiswa baru, aku diterima di sebuah universitas sesuai keinginan. Sementara temanku gagal masuk di universitas pilihan orangtuanya, membuatnya frustasi dan ingin bunuh diri daripada menanggung malu dan beban orangtua. Aku telah mencoba membujuk dan menahannya. Tetapi usaha ku gagal karena ia ditemukan tewas tenggelam di sungai. Aku tak menolongnya dengan benar. Seharusnya aku selalu menemani dan membantu menghadapi orangtuanya. Hal itu terkadang terlintas kembali dan membuatku merasa menyesal."
"Tapi kau sudah berhasil menolong Xiaoming, menolongku juga. Kejadian yang lalu jadikanlah sebagai pembelajaran dan kau telah membuktikan bahwasanya dirimu mampu membantu orang lain. Janganlah terlalu terpikirkan dengan masa lalu, kau terbilang masih muda dan berpotensi."
Mendengar perkataan Shuxin dapat menenangkan Yibo. Ada bersyukurnya dapat mengenal Shuxin walaupun ia membuat Yibo dapat melihat roh maupun makhluk. Ataupun membuat Yibo bertarung pula. Untungnya Yibo dahulu pernah menguasai bela diri.
Seekor kelinci keluar dari terowongan yang berada dibawah Pohon Bodhi. Shuxin menyadarinya, ia dan kelinci itu saling beradu pandang. Kelinci tersebut segera kembali ke terowongan ketika anak kecil melintas sembari menyalakan petasan. Kemudian Shuxin beralih memandangi Pohon Bodhi, ia mengembangkan senyuman yang tulus.
"Aku akan selalu menjagamu."
"Kau bilang apa?"
"Ah itu, semoga di tahun shio kelinci ini kita mendapatkan umur yang panjang, kedamaian, dan kesehatan."
"Semoga.."
"Aku akan berganti pakaian dan mengambil sesuatu. Kau pergilah terlebih dahulu menuju kediaman keluarga Liu. Mungkin Liu Xiaoming sudah berada disana."
Shuxin menepuk pundak Yibo dan bergegas pergi meninggalkan pria tersebut yang kebingungan.
"Astaga, rumahnya di sebelah sana apa sebelah sana ya?"
Yibo bergantian menunjuk gang sebelah kanan dan kiri. Kelinci yang tadi muncul keluar kembali, menunjukkan arah ke sebelah kanan. Yibo mengacungkan jempol kepada kelinci tersebut dan bergegas pergi sebelum Shuxin datang terlebih dahulu daripadanya.
"Sebentar, tadi itu kelinci bukan?"
