BAB IV

37 6 0
                                    


Benar yang dirasakan Yibo saat akan memasuki portal jikalau di masa lalu telah memasuki musim semi. Mereka terus berjalan hingga matahari mulai merangkak naik dan menjadi terik membuat Yibo merasa sedikit lelah dan kehausan, apalagi mendaki gunung hingga ke puncak. Walaupun banyak pepohonan yang mengelilingi, tak cukup membuatnya terasa sejuk. Yibo merasa heran dengan semangat Shu Yu, tak kelelahan dan mondar-mandir mencari sesuatu. Sesekali Shu Yu melompat kecil berusaha memetik buah berry liar lalu mengantonginya. Tenaga anak kecil yang patut dikagumi. Shuxin memerintah mereka duduk dibawah pohon yang cukup rindang untuk berteduh sekaligus beristirahat sejenak. Yibo seketika merasa lega.

"Mengapa portal itu tidak membawa kita sekalian di puncak? Astaga tidak tahu saja bahwa aku merupakan generasi pemuda jompo."

Shuxin hanya melirik Yibo sekilas yang mengeluh mengenai keadaannya. Dan itu membuat Yibo berdecak kesal akibat tidak dihiraukan. Angin berhembus membuat Yibo terasa sejuk, ia meluruskan kedua kakinya yang terasa pegal.

"Mengapa kau tidak memakai gaun merahmu seperti semalam? Bukannya kau menyukai warna merah?"

"Jika aku memakainya sekarang, maka Nian tidak akan pernah mendekati kita."

Yibo menggangguk memahami, Nian takut dengan warna merah. Apapun yang berwarna merah. Mulai dari lampion, hiasan, pakaian, atau cat rumah. Nian tidak akan berani mendekati atau memporak-porandakan.

Cuaca yang semakin panas membuat Yibo merasa dahaga. Tak jauh dari tempatnya, Yibo melihat seorang pria memakai hanfu putih pula dengan eyeshadow merah muda hampir ke pipi menghiasi wajahnya. Entah itu eyeshadow atau efek karena ia mabuk atau bukan. Karena pria itu tengah menenggak arak dengan cawan kecil. Yibo pun menelan ludah dibuatnya. Yang Yibo herankan, ada setangkai bunga peony pink yang disematkan diantara daun telinganya. Bentuk daun telinga pria itu runcing. Tatapannya begitu tajam seperti rubah ketika membalas tatapan Yibo. Ia tersenyum lebar membuat Yibo bergedik ngeri, seakan ada niat jahat yang hendak ia tujukan.

"Dia adalah Huli Jing. Sebaiknya kau jangan menatapnya terlalu lama, jika perlu tidak berurusan dengannya."

Yibo pun mengedipkan kedua matanya dan segera memalingkan pandangannya atas peringatan yang diberikan Shuxin. Yibo mendapati Shu Yu yang berlarian mendekat sembari membawa potongan bambu menyerupai gelas. Sepertinya jika Shu Yu ditinggal sendirian di hutan pastilah dia dapat bertahan hidup.

"Aku mendengar aliran sungai tadi. Maka dari itu, saat kalian berteduh aku segera kesana."

Shu Yu memberikan gelas bambu itu kepada Yibo. Yibo menoleh kearah Shuxin, sungkan jika meminumnya mendahului para wanita. Namun keduanya meminta Yibo minum terlebih dahulu saja. Dengan rasa sungkan, Yibo menenggak air sungai tersebut yang begitu dingin melegakan kerongkongan.

"Ternyata airnya aman tidak ada racun."

Shuxin pun merebut gelas bambu itu dari Yibo lalu bergantian meminumnya. Niat awal Shuxin rupanya untuk memastikan air tersebut terdapat kandungan racun atau tidak. Yibo tidak menyangka bahwa wanita itu sangat licik kepadanya. Yibo pun mengambil buah berry yang ditempatkan Shu Yu diatas daun, ia memakannya sembari menggerutu di dalam hati. Shu Yu hanya mampu tertawa.

"Kita lanjutkan perjalanan sebelum hari mulai gelap."

Yibo mencari keberadaan Huli Jing namun sosok itu sudah tak berada pada tempatnya. Barangkali telah pergi terlebih dahulu. Shu Yu telah berjalan mendahului, sementara Yibo dan Shuxin berjalan berdua. Terlihat Yibo merasakan canggung yang luar biasa berjalan berdampingan dengan seorang wanita. Ia bersyukur setidaknya ada Shu Yu ikut serta, meskipun anak kecil itu berlarian kesana kemari.

Shu Yu berteriak ketika ia berpapasan dengan seekor babi hutan. Shu Yu berlari sekencang yang dia bisa untuk kembali menuju Shuxin dan Yibo. Tentu saja Yibo terkejut ada babi hutan mendekatinya, ia pun membalikkan badan dan berlari menjauh. Akan tetapi Shuxin tidak sedikit pun bergeming. Babi hutan tersebut berhenti di depan Shuxin dan duduk dengan tenang. Shuxin mengusak kepala babi hutan itu pelan, membuatnya pergi menjauhi mereka. Yibo dan Shu Yu yang bersembunyi diantara ilalang dibuat melongo. Shuxin melototi keduanya sembari berkacak pinggang, berdecak kesal lalu beranjak pergi. Shu Yu dan Yibo segera membuntuti Shuxin dan meminta maaf atas perilaku mereka.

"Aku jadi meragukan kalian."

Past Life for The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang