Part 11 : Sayang

2.2K 115 3
                                    

Enjoy and Vomment
Happy Reading :)

Rated M (21+)

Jaemin menatap tubuh Winter yang tergolek pasrah di atas tempat tidur. Ia tersenyum menggoda sambil merangkak menyusul Winter. Dalam sekejap, bibir pemuda itu mulai menyerang. Membuat Winter melenguh pelan—merefleksikan kenikmatan saat bibir Jaemin menyentuh titik kelemahannya.

"Jaemin-ahh..."

"Hmm."

"Don't leave marks on my neck, please." pinta Winter sambil terengah-engah.

Pria itu melepas ciumannya. "Bagaimana cara melepas gaunmu?."

"Resletingnya ada di belakang."

"Okay." buru-buru Jaemin menelusupkan tangannya di balik punggung Winter. Meloloskan gaun tersebut dari atas melewati kepala gadis itu.

"Karena di leher tak boleh, jadi aku akan buat di sini saja." gumam Jaemin—lebih kepada dirinya sendiri.

Setelah berhasil melepas bra milik Winter, Jaemin langsung menyelipkan benda tersebut di balik selimut, sengaja menyembunyikannya.

Winter meremas ujung bantal yang ia gunakan untuk membaringkan kepalanya, begitu bibir Jaemin bergerak mengulum kedua payudaranya secara bergantian. Sementara tangan pemuda itu tak tinggal diam. Sibuk bekerja di bawah sana. Menelusupkan jari-jari kokohnya, mengusap inti Winter yang sudah basah dari balik underwear yang dikenakannya.

Drrtt...

Ditengah pergumulan hebat itu, satu panggilan masuk dari ponsel Jaemin menginterupsi kegiatan mereka.

"Jaemin, ponsel...mhh... "

Pemuda itu menghentikan ocehan Winter. Membungkam bibir gadis itu dengan ciuman panjang nan dalam.

"Emhh... Abaikan saja." potong Jaemin tanpa niat melepas pangutan mereka.

"Tapihh... Ihh." omel Winter kesal. Tangannya menjambak pelan rambut Jaemin meminta atensi pria itu.

"Angkat dulu teleponnya, Jaemin. Mungkin saja itu penting."

"Okay."

Dengan berat hati Jaemin pun menghentikan cumbuannya. Ia berbalik menatap nakas kemudian menarik ponselnya yang tergeletak di sana.

Jaemin mendesah frustasi setelah melihat sebuah nama yang tak bisa ia abaikan tertera di layar ponsel. Sebelum menjawab panggilan tersebut, Jaemin beralih melirik sebentar ke arah Winter.

"Sayang, tunggu aku di sini dan jangan kemana-mana. Aku tidak akan lama."

"Hmm."

Winter hanya bergumam singkat. Tangannya sibuk bergerak mencari keberadaan gaun yang 'entah di mana' dibuang Jaemin.

"Minjeongiee..."

Melihat Jaemin menggeram pelan, Winter buru-buru menyunggingkan senyuman sembari menganggukkan kepalanya. Winter cukup tahu kalau jawaban itu-lah yang diinginkan lelaki itu darinya.

"Good. Tutup tubuhmu dengan ini."

Jaemin meraih sebuah bathrobe yang masih terlipat rapi di atas bantal dan menyerahkannya pada Winter.

"Jangan memakai apapun di balik bathrobe itu, okay?. Urusan kita belum selesai."

Setelahnya, Jaemin berlalu meninggalkan Winter sembari mengarahkan ponsel ke telinganya, menjawab panggilan telepon.

"Yeoboseo... Iya ibu, aku sedang lembur. Jangan ganggu aku."

***

Jaemin menyandarkan tubuhnya pada railing balkon. Pemuda itu asyik menatap pemandangan sungai Han dengan air biru jernih yang menjadi view balkon kamarnya.

What Makes You DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang