01: Terlambat

19 1 1
                                    

01: Terlambat


Sebenarnya, telat itu bukan hal yang Akira sukai. Malah, gadis itu sudah dicap orang yang selalu on time. Apapun situasinya.

Namun pagi ini, dikarenakan rumahnya yang kosong dan tidak ada yang membangunkannya, Akira harus rela terlambat. Gadis itu juga melewati banyak rintangan yang seakan malah sengaja mengujinya di hari senin yang kurang menyenangkan ini.

Belum lagi ia tak bisa menghubungi sahabatnya karena handphone yang ia charge semalaman ternyata tidak terisi. Sisa batrenya kini 3%. Lengkap sudah rasa kesalnya.

Jalanan sudah agak sepi. Sepertinya para siswa kini sedang melaksanakan upacara bendera.

Hal yang harusnya sedang Akira ikuti saat ini!

Akira kesal kalau macet. Namun gadis itu lebih panik jika jalanan sudah mulai sepi begini. Tak ada tanda-tanda ia memiliki teman terlambat. Sekarang rasanya gadis itu ingin putar balik ke rumah tapi takut dengan akibatnya jika ia melakukan hal itu.

Berkali-kali umpatan keluar dari mulut cantiknya. Namun begitu hatinya terus berdoa.

Akira turun dari ojek online yang ia naiki. Membayar jasa bapak-bapak driver yang sepertinya sedang mengantuk parah.

Setelah selesai, Akira berlari kecil menuju gerbang sekolahnya. Yang sudah ditutup. Dan dijaga oleh sekumpulan siswa beralmamater yang Akira ketahui pasti itu adalah OSIS.

Yap benar! Upacara sudah dimulai. Sudah pada urutan pembacaan Pembukaan Undang-Undang. Itu berarti, gadis ini SANGAT terlambat.

Jantung Akira berdebar kencang sedemikian rupa. Ia menghela napas lega saat ternyata tak terlambat sendirian.

Seorang pemuda meraih pagar gerbang. Memegangnya seakan tak mau membukakan pintu untuk gadis malang ini.

"Nama kamu siapa?"

Akira mengerjap. Bisa dirasakan beberapa orang menoleh kearahnya. Akira segera menguasai diri.

"Akira..." Jawab gadis itu pelan.

"Sebut sekalian sama kelasnya!"

Akira hampir mendelik. Lah kan tadi cuma nanya nama!!

"X-1," jawabnya lagi. Dalam hati meminta maaf pada kelasnya karena merasa telah mencoreng nama baik X-1 yang jarang sekali (bahkan bisa dibilang tidak pernah) membuat masalah.

"Push up dulu sebelum masuk!"

"Hah? Saya?" Akira melongo tak percaya.

"Ya iya. Masa saya," kata cowok itu jutek.

"Kalau cewek mah squat jump, Vi," Temannya memberitahu.

Pemuda itu merapatkan bibir. Lalu berbalik lagi pada Akira.

"Denger kan? Squat jump!"

Akira langsung melakukannya tanpa menyahut. Gadis itu merasa pegal setelah ia hitung sudah 15 kali.

"Sampai berapa kak?" tanya Akira.

"Baru juga 15," kata cowok itu. Akira diam-diam melengos.

"Udah aja," Seorang cowok lain berjalan mendekat.

Blue RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang