05: Abian Prayogi
Demi topi natal Santa Klaus, hari lagi terik-teriknya dan Akira direpotkan oleh Michelle yang dompetnya tiba-tiba menghilang dari saku.
Mana Michelle orangnya gampang banget panik. Meski udah disuruh diem, itu anak tetep nyari dompetnya sambil merengek-rengek kayak anak kecil.
"Kalo mama gue marah gimana," Ucapnya bergetar.
Akira menepuk keningnya, "Berapa emang uangnya?"
"Cuma enam ribu sih heheh, yang lainnya belum sempet gue masukin," jawab Michelle, "Tapi kan ada kartu pelajarnya Kiraaaa! Sama kartu vaksin. Sama kartu VIP hello kitty gue!"
Akira melengos. Nggak habis thinking sama sahabatnya.
"Yaudah ayo cari lagi. Coba inget-inget tadi lo kemana aja?"
Jadi gini pemirsa, beberapa menit sebelum istirahat kedua, Michelle pergi jajan ke kantin sama circlenya. Karena jam kosong jadi bebas. Waktu istirahat kedua, Michelle baru sadar dompetnya nggak ada. Baru lah dia panik. Lagi panik gitu, malah manggil Akira yang beda kelas. Bisa aja minta bantuin ke circlenya, tapi katanya biar dompetnya cepet ketemu harus sama Akira.
Apa pengaruhnya juga Akira nggak paham.
"Tadi tuh, sempet lewat belakang sekolah. Soalnya banyak cowok jadi pada males lewat jalan biasa," Jawab Michelle.
"Yaudah gini deh, gue cari ke kantin, lo cari di belakang sekolah—"
"Kok misah!?"
"Biar cepet dodol,"
"Ah nggak ah! Lo aja ke belakang sekolah, gue mau ke kantin. Sekalian mau beli jajan. Lo beli apa?"
Akira terdiam sebentar, "burger deh. Sama teh pucuk,"
"Sip. Inget ya, dompet gue kecil warnanya putih. Ada gambar teddy bear warna coklat." ujar Michelle sebelum berpisah.
"Iya."
Akira pun membelokkan diri ke belakang sekolah. Sebenarnya, jalan belakang ini jarang banget dilewatin karena terdapat banyak barang yang udah nggak kepakai, terus rumput ilalangnya juga lumayan tinggi. Makanya serem. Bukan serem hantu sih, takut ada binatang aja.
Dari sini, Akira harus menajamkan pandangannya. Sayangnya dia nggak bawa kacamatanya di kelas karena tadi buru-buru ditarik Michelle dengan rusuh.
Asap rokok terlihat mengepul. Baunya sukses membuat Akira terbatuk-batuk.
"Gila. Siapa yang ngerokok di sekolah nih," gumamnya.
Akira sebenarnya nggak peduli soal siapa yang ngerokok di sekolah. Jadi ia terus mencari dompetnya Michelle biar bisa cepet-cepet balik ke kelas dan makan.
Kalau aja dia nggak liat sosok cowok dengan seragam berantakan sedang berjongkok dengan rokok dijarinya.
'Anjir,' batin Akira.
Ini Abian Prayogi.
Cowok itu asik mengisap batang rokok sambil melamun.
"Permisi kak," Akira buru-buru pergi. Dipikir-pikir serem juga kalau harus berdua di belakang sekolah gini sama Yogi. Mukanya itu mirip pembunuh kalau di film thriller. Kan serem yak apalagi belakang sekolah sepi begini.
Yogi menoleh. Menatap Akira dengan ekspresi datarnya.
"Lo nyari ini?"
Yogi mengangkat dompet kecil putih ditangannya.