01

3.4K 185 28
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang pria berusia hampir kepala 6 berjalan memasuki area pemakaman, meskipun usianya tidak muda lagi namun tak mengurangi ketampanannya.

Dibalik wajah tampan dan dinginnya ada seseorang yang telah merajai hati dan jiwanya. Seseorang yang telah lama pergi meninggalkannya.

Meninggalkan luka dan kerinduan yang teramat mendalam terhadap sosok sang istri tercinta.

"Bunny... Aku datang... Happy wedding day" ucapnya tersenyum getir meletakkan seikat bunga Lily putih diatas makam sang istri.

"Bagaimana kabarmu sayang? Apa kau bahagia disana? Bunny... Aku merindukanmu" ucapnya tercekat serta air mata yang mengalir menuruni pipi tirusnya.

Ia berbaring di sebelah makam sang istri dan membelai nissan tersebut.

"Aku mencintaimu" bisiknya.

Kemudian ia berbalik telentang menatap langit-langit yang terlihat begitu cerah pikirannya melayang mengenang awal pertemuan pertama mereka.

34 tahun yang lalu

Seorang pemuda manis dan cantik berjalan menyusuri trotoar yang tidak jauh dari cafe sang bibi.

Sesekali ia mengambil gambar dengan kamera yang selalu ia bawa serta mencatat hal hal yang ia alami dalam sebuah buku yang selalu ia bawa bersama dengan kamera tersebut.

Ia terus melangkah dan sesekali bersenandung ria dan tersenyum manis menyapa setiap orang yang berpas-pasan dengannya.

Saat akan menyebrangi jalan, Tiba-tiba sebuah mobil dari arah lain melaju dengan kecepatan sedang hampir menabraknya.

Aaaaaaaaaaaaaaa

Ckiittt

Suara decitan mobil terdengar begitu keras mengalihkan atensi seluruh orang pejalan kaki.

Disisi lain sang bibi aka Xuan Lu segera berlari setelah mendengar teriakan sang keponakan.

"Zhanzhan" ucapnya begitu tiba dan menarik pemuda yang bernama Xiao Zhan tersebut kedalam pelukannya.

Mengusap pelan punggung bergetar tersebut.

"Hiks... Baba... Mama... Hiks... Tolong Zhanzhan..." racau Xiao Zhan yang kembali teringat dengan masa lalunya.

"Zhanzhan bibi disini sayang tenanglah" ucap Xuan Lu seraya mengusap punggung Xiao Zhan pelan.

"Bibi... Hiks..." panggil Xiao Zhan menatap orang yang tengah memeluknya.

Sementara itu Wang Yibo yang dari tadi memperhatikan interaksi keduanya tertegun sesaat, saat melihat wajah sembab dan hidung merah milik Xiao Zhan yang menurutnya sangat menggemaskan.

Ia memegangi dadanya saat merasakan debaran aneh masuk kedalam hatinya.

Tak berselang lama Xuan Lu beranjak dari posisinya dan membungkuk minta maaf pada Wang Yibo.

Alzheimer ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang