11

1K 93 15
                                    


.

.

.

Restoran WangXiao...

Wang Yibo membawa Xiao Zhan masuk kedalam restoran keluarga mereka.

Xiao Zhan menatap kagum pada hamparan bunga mawar dan lilin yang terdapat di mana-mana ternyata Wang Yibo telah menyiapkan segalanya.

Wang Yibo menuntun istrinya menuju meja yang telah ia siapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wang Yibo menuntun istrinya menuju meja yang telah ia siapkan. Hari ini ia sengaja menutup restorannya dan ingin merayakan hari pernikahan mereka yang ke-5 bulan.

Meskipun pernikahan mereka baru beberapa bulan, namun ia ingin merayakannya dan ingin membuat pria di hadapannya ini bahagia serta membuat begitu banyak kenangan manis tentang mereka.

"Apa gege yang menyiapkan semua ini?" tanya Xiao Zhan tersenyum manis.

"Ehmm,, aku ingin merayakan hari pernikahan kita yang ke lima bulan!" jawab Yibo lembut. "Kau menyukai nya?" lanjut nya lagi.

"Ehmm" Angguk Xiao Zhan antusias.

"Aku ingin menciptakan begitu banyak kenangan manis tentang kita dan menunjukkannya pada putra-putri kita kelak" ucap Yibo menyentuh tangan Xiao Zhan.

Xiao Zhan tidak bisa tak merasa terharu, pria yang berada di hadapannya ini benar-benar romantis. Ia merasa sangat beruntung memiliki suami seperti Wang Yibo yang begitu mencintainya.

"Berjanjilah padaku! Kau akan sembuh dan kita akan merawat serta membesarkan anak-anak kita" ucap Yibo penuh harap.

Xiao Zhan mengangguk berusaha memasang senyum manisnya. Sebenarnya ia juga menginginkannya namun ia sadar itu tak mungkin terjadi.

Semakin hari penyakitnya semakin menjadi bahkan untuk beranjak dari tempat tidur pun ia harus memaksakan diri agar terlihat semuanya baik baik saja. Ia tidak ingin merepotkan Wang Yibo dan keluarganya.

Xiao Zhan mengusap perutnya yang sudah membesar lalu tersenyum getir.

"Kalian harus kuat, mommy membutuhkan kalian untuk menemani dan menjaga daddy kalian. Jaga daddy kalian untuk mommy, jangan biarkan dia bersedih" Xiao Zhan bermonolog.

Kemudian ia mengangkat wajahnya menatap sang suami lekat.

"Wǒ... ài nǐ" ucap Xiao Zhan pelan.

Setelah sekian lama bersama ini pertama kalinya ia mengatakan cinta pada suaminya itu.

Wang Yibo yang mendengar pernyataan cinta dari pria manis di hadapannya ini menggenggam tangan Xiao Zhan membalas ungkapan cinta dari istrinya tersebut.

"Wǒ yě ài nǐ" balas Yibo.

Menarik Xiao Zhan kedalam pelukannya serta melumat bibir semerah ceri itu lembut.

Beberapa menit kemudian Yibo melepaskan tautan bibir mereka, kemudian menyuapi Xiao Zhan dengan telaten.

Xiao Zhan membuka mulutnya menerima suapan dari sang suami dengan senang hati. Dengan di temani alunan musik yang  terdengar romantis keduanya makan dengan khidmat. Untuk sementara ia melupakan kesedihannya.

Kemudian Wang Yibo beranjak membawa Xiao Zhan menuju lantai dansa yang terdapat di restoran tersebut.

Meletakkan tangan Xiao Zhan di pundaknya lalu menarik pinggang itu agar lebih dekat dengannya kemudian mulai bergerak perlahan.

"Terimakasih sudah hadir dan menjadi bagian dari hidupku. Seumur hidupku aku hanya mencintaimu seorang tak akan tergantikan" ucap Yibo menatap tepat pada mata Xiao Zhan.

"Seharusnya aku yang berterima kasih padamu, karena telah menerima dan mencintaiku yang penyakitan ini" jawab Xiao Zhan tersenyum getir.

"Sstt... Jangan berkata seperti itu. Kau adalah hadiah terindah yang Tuhan kirimkan untukku, menjaga serta membahagiakanmu adalah tugasku" ucap Yibo lembut.

Xiao Zhan hanya tersenyum menanggapi ucapan suaminya itu. Ia merasa sangat bersyukur.

"Jika bisa memilih aku ingin hidup lebih lama bersama kalian"  Xiao Zhan membatin.

Keduanya berdansa hingga musik yang dimainkan berakhir.

Setelah acara makan malam serta berdansa selesai, Wang Yibo membawa Xiao Zhan kembali ke kediamannya.

Setelah tiba ia menggendong Xiao Zhan dan membawanya menuju kamar mereka.

*
*
*

Beberapa bulan berlalu, kini keadaan Xiao Zhan semakin memprihatinkan, tubuhnya terlihat makin kurus tulang pipinya pun sudah terlihat.

Saat ini usia kandungan Xiao Zhan sudah berusia 7 bulan.

Zhuocheng yang mengetahui keadaan Xiao Zhan memburuk pun menghentikan terapi yang ia gunakan sejak sebulan yang lalu.

Kondisi Xiao Zhan saat ini hanya mampu terbaring lemas di tempat tidur.

Wang Yibo merasa sangat khawatir, ia sudah beberapa kali meminta Zhuocheng untuk menggugurkan kandungan Xiao Zhan. Karena baginya keselamatan Xiao Zhan jauh lebih penting. Meskipun ia merasa berat untuk melepaskan kedua calon bayi-nya.

Wang Zhuocheng sebagai dokter Xiao Zhan dan sepupu Wang Yibo merasa sangat pusing. Di satu sisi Xiao Zhan berusaha mempertahankan anak-anaknya, dan di sisi lain Wang Yibo berusaha mempertahankan Xiao Zhan.

"A-cheng... Apa pun yang terjadi aku akan tetap mempertahankan anak ini. Mereka adalah harapanku satu-satunya sebelum aku pergi meninggalkan dunia ini, aku ingin memberikan hadiah terindah untuk Yibo ge dan yang lainnya" ucap Xiao Zhan mengusap perut buncitnya.

Sebelum Zhuocheng berbicara Xiao Zhan kembali berucap.

"Aku tau ini sangat berat bagimu untuk menentukan pilihanku dan pilihan Yibo. Tapi daripada menyelamatkan ku, lebih baik menyelamatkan anak-anakku. Aku yakin kelak jika mereka dewasa nanti mereka akan terlihat sangat tampan dan manis. Meskipun aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, namun cinta dan sayang ku pada Yibo ge tetap ada. Mereka adalah perwujudan dari cintaku padanya. Dan aku sudah memiliki nama untuk mereka, yang laki-laki ku beri nama Wang Yizhan dan yang perempuan Wang Zhanie" ucap Xiao Zhan panjang lebar.

Sementara itu Wang Yibo yang mendengar semua ocehan istrinya merasa bersalah. Xiao Zhan sudah berjuang selama ini mempertahankan kandungannya demi dirinya namun ia dengan teganya meminta Zhuocheng untuk menggugurkan anak-anak mereka.

"Tapi bagaimana denganku Zhan? Aku juga membutuhkan mu" ucapnya pelan dari balik pintu.

Tak berselang lama, terdengar jeritan dari dalam kamar, Wang Yibo segera melangkah masuk.

"Yibo! Bantu aku sepertinya kita harus segera membawanya ke rumah sakit dan mengeluarkan bayi nya. Karena kondisi Xiao Zhan semakin melemah" ucap Zhuocheng.

Wang Yibo dan Zhuocheng segera memindahkan Xiao Zhan menuju kursi roda lalu beranjak turun menggunakan lift.

Wang Yibo dan Zhuocheng segera membawa Xiao Zhan ke mobil dan melajukan mobil tersebut meninggalkan kediaman Wang.

"Bertahanlah sayang" ucap Yibo menggenggam serta mengecup punggung tangan tersebut.

"Lebih cepat lagi A-cheng" ucap Wang Yibo khawatir.

Lalu kembali menoleh ke arah Xiao Zhan yang terbaring lemah di atas paha-nya.

__________________

See u guys...

Alzheimer ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang