002

472 84 12
                                    

Papers, Books, and Malan.

━━━ It's bitter but sweet also addicting.



.

.

.

Mentioning cheating kind of talks in very smooth ways also unedited.

.

.

.





























Malan, katanya kalau orang jatuh cinta itu tak bisa mengenal mana baik, mana buruk, dan mana yang harus ditinggalkan.

Malan, katanya kalau sudah sangat menyayangi seseorang dan level terakhir dari itu akan mengikhlaskan apa yang ia sayangi dengan orang lain.

Malan, katanya lagi jika sudah berpasrah itu berarti tak lagi menyayangi.

Tapi, Malan.

Apa aku belum begitu menyayangimu ya? Kenapa sesusah itu mengikhlaskanmu bersama dengannya?

Padahal dulu aku kira kalau kita akan bersama tanpa harus bersusah payah.

Nyatanya, kita masih harus disini.

Dilingkaran kelabu yang tak jelas dengan kemana kita akan berlabuh nantinya.

Malan.

Kalau nanti, di kemudian hari, aku berhenti berjuang dan menyayangimu, aku minta maaf, karna itu semua bukan kuasaku juga.

































...

Papers, Books, and Malan.

...

KASIH ingat betul sewaktu Malan dan dirinya berada di bangku SMA.

Malan dan salah seorang teman sekelasnya si senior, dikatakan berkencan setelah Maudy memutuskan menyatakan perasaannya.

Oh, dirinya bahkan tak sanggup melihat Malan kala itu dan selalu menghindari sosoknya jika mereka berpapasan.

Ia tak menyangka.

Kalau perasaannya kepada Malan membuatnya tak pernah berpikir sekali pun untuk mengatakan, atau paling tidak mengode ke sosoknya.

"Kamu Kasih, ya?"

Dirinya bahkan ingat saat secara diam-diam Maudy mendatanginya.

"Aku minta tolong sama kamu, Kasih, biarin aku jadi pacarnya Malan sampai kita lulus kuliah,"

Itu merupakan kalimat penutup yang dikatakan oleh Maudy sebelum keduanya saling berpamitan, Kasih bahkan sampai tak tidur semalaman atas perkataan tersebut.

Sampai akhirnya Malan memaksa.

Iya, senior kesayangannya itu memaksa untuk bertemu setelah dirinya diabaikan oleh Kasih selama dua minggu.

"Kamu kenapa deh, aneh banget,"

Gaya bicara Malan juga agak berbeda setelah Kasih bertemu dengan Maudy, yang tentu saja, tak dikatakan secara langsung oleh gadis manis berparas ayu ini kepada seniornya tersebut.

"Gapapa, cuma capek aja,"

Capek aku mikirin kamu sama Maudy maunya gimana.

Alis Malan mengerit heran.

Tapi setelahnya, ia tak kembali bertanya atau melontarkan pertanyaan yang sama kepadanya.

Malan lebih memilih untuk menjabarkan menu makanan favoritenya selama Kasih mengabaikannya, dari mulai ayam gepuk yang dijual dekat kampus impiannya, lalu ada mie pedas, dan berbagai macam jajanan kuliner lainnya.

Ocean Of Tears.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang