5

1.1K 97 14
                                    

"AAAAAA!!!!"teriak Yibo dengan nafas yang tergesa gesa.

"Hei kenapa kau berteriak begitu?" Tanya Xiao Zhan pada mahasiswanya itu.

Yibo menoleh dan mendapati dosen kejamnya itu tegah berdiri di samping nya dan menatapnya, ia merasa takut dan berusaha menyembunyikan dirinya.

"To-tolong jangan sakiti aku lagi pak hiks hiks, tolong jangan hiks huuaaa, aku tak pernah menyinggungmu pak, jadi jangan sakiti aku lagi hiks tolong jangan" ucapnya takut menatap sang dosen.

Sedangkan yang di maksud mengangkat satu alisnya bingung, kapan ia pernah menyakiti mahasiswanya ini, justru dialah yang menolong manusia di depannya yang tengah berbaring di brankar rumah sakit ini.

"Apa kau bermimpi buruk dan akulah pelaku kejahatan dalam mimpimu??" Tanya sang dominan membuat yang lebih kecil menoleh dengan masih sesegukan.

"Hiks hiks mimpi buruk??, Aku ber - bermimpi buruk??" Lirihnya bertanya yang di jawab anggukan oleh Xiao Zhan.

Menarik ingusnya yang hampir keluar, Yibo pemuda manis namun cupu itu melirik ke sekitar tempat ia berbaring, dan betapa kagetnya ia saat menyadari bahwa ternyata sekarang ia tengah di rumah sakit, dengan dosennya inilah yang menjaganya.

"A-ap apa yang terjadi pak, ke-kenapa saya di sini"ucapnya memberanikan diri untuk bertanya.

Menatap lembut manusia manis di depannya Xiao Zhan menjawab dengan pelan "tiga hari yang lalu saya melihat beberapa mahasiswa yang terlihat bermain di kolam kampus dan seperti ada yang menarik di dalam kolam, dan ternyata itu adalah kau yang berusaha mereka tenggelamkan dan menahannya dengan sapu, saya menolongmu dan membawamu ke rumah sakit, dan kau pingsan selama tiga hari" jelas Xiao Zhan.

"Dan untuk para mahasiswi itu sudah di keluarkan dari kampus dengan bukti cctv sekitar kolam" lanjutnya.

"Jadi..... Bapak yang menolongku, bukan menyekapku memaksaku dan menggugurkan anakku?" Tanya yang lebih kecil dengan polosnya membuat sang dominan bingung.

"Menyekap, memaksa dan mengugurkan??, Apakah aku di mimpimu seperti itu??" Tanya Xiao Zhan dan di balas lagi dengan anggukan polos dari yang lebih kecil.

Xiao Zhan merasa geli dengan kepolosan makluk manis di depannya ini "untuk apa saya menyekapmu jika saya bisa mengajakmu tinggal di rumah saya dengan baik baik, untuk apa saya memaksamu jika seandainya saya bisa menikahimu dan melakukannya dengan sama sama suka, dan bodohnya saya jika menggugurkan darah daging saya sendiri, hahaha sudahlah, sekarang kau istirahat saja tak perlu memikirkan mimpi bodohmu itu lagi" jelasnya dan membantu Yibo berbaring dengan nyaman dan memperbaiki selimutnya.

Xiao Zhan memerintahkannya untuk istirahat tanpa bantahan "terima kasih pak dan maaf"ucapnya dengan pelan.

Sang dominan mengangguk dan tersenyum "sudah lupakan dan tidurlah, saya ingin keluar mencari makan sebentar" Yibo mengangguk memejamkan mata untuk tidur.

Setelah melihat mahasiswanya itu sudah tertidur, Xiao Zhan segera beranjak dari sana untuk mencari segelas kopi dan makanan untuk dirinya sendiri, kalau untuk Yibo nanti di antar pihak rumah sakit.

..

..

..

"Pa mintak uang dong, aku mau jalan jalan sama temanku sekalian nanti ngerjain tugas" ucap gadis cantik pada ayahnya.

Sang ayah menggelengkan kepala mendengar ucapan sang putri "kamu ini ya, seharusnya tu ngerjain tuga dulu baru jalan jalan, ini malah kebalikannya, nanti kalau lelah habis main trus malas ngerjain tugasnya gimana??'

"Papa tenang saja, untuk tugasnya ngak terlalu susah kok hehe"

Menghela napas pelan, Lei mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan beberapa lembar uang pada anaknya, bukannya pelit atau bagaimana, meskipun ia pengusaha besar dan sukses, Lei tak ingin anaknya boros dan menghamburkan uang dengan sia sia, makanya ia tak memberikan kartu tanpa limit pada putri satu satunya itu.

Setelah mendapatkan uangnya, putri Lei itu berterima kasih, mencium pipi sang papa dan segera pamit keluar rumah.

Setelah kepergian anaknya itu, Lei beranjak menuju kamarnya, setelah membuka pintu ia menemukan sang istri yang duduk di atas ranjang dengan memeluk sebuah bingkai foto dan menangis.

Ia mendekati ranjang dan ikut naik ke atas dan duduk di samping istri tercintanya itu.

"Sayang hei, sudah jangan sedih lagi, sudah sekian tahun berlalu dan sekarang kita sudah memiliki Yanli, kita do'akan saja semoga dia disana bahagia, jika Yanli tau kamu sedih begini, putri kita itu akan ikut sedih nanti, sudah ya" ucapnya menenangkan dan mendekap pujaan hatinya itu.

"Aku merindukannya ge, kenapa tuhan mengambilnya dariku ge, putuh perjuangan besar untuk kita memilikinya, tapi kenapa tuhan tak adil padaku dan mengambilnya ge, dia anakku, buah hatiku, namun dengan mudahnya dia pergi begitu saja ge hiks hiks"ucap Sisi dengan menyedihkan.

Lei terus mendekap pujaan hatinya itu hingga tertidur dalam pelukannya, ia mengecup kening sang kekasih dan ikut masuk ke alam mimpi bersama, berharap mereka bisa bertemu dengan buah hati mereka meskipun hanya dalam mimpi.

T
B
C

killer (Zhanyi) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang