4. We meet again and again

809 31 10
                                    

Happy Reading for u

      Alfan Clint Federico, orang yang mendengar namanya pertama kali pasti menebak Alfan adalah keturuan Italia atau orang-orang yang ada di benua Eropa. tapi kalian salah, Alfan hanyalah seseorang yang terlahir dari keluarga China-indonesia, atau biasa di sebut Chindo, darah China berasalah dari Mamahnya dan Papahnya adalah asli orang jakarta. untuk masalah nama, Mamahnya sangat tergila-gila film action yang berasal dari negara eropa, jadi memutuskan menamai anaknya dengan aksen kebarat-baratan.

"Fan, dedek gemoy bukan sih?" tanya Anrez dengan tangan yang menujuk ke arah yang menjadi objek penglihatannya.

Alfan, Rio, dan yang lainnya pun melihat ke arah objek yang sama seperti Anrez.

"Dia duduk di bangku kita Fan." Rio bersuara setelah beberapa detik terdiam.

Alfan masih diam, melihat satu cewek yang tadi pagi masih mengurai rambutnya, tapi seakrang cewek itu menguncir rambutnya, terlihat semakin menggemaskan di mata Alfan.

"Woy! seterkesima itu sama dedek gemes?" Anrez menyenggol lengan Alfan membuat sang empunya mendengus tak suka.

"samperin gak Fan?" tanya Rio.

Belum Alfan menjawab, Anrez sudah lebih dulu berjalan di depan mereka.
"Brengsek." umpat Alfan lalu ikut menyusul Anrez.

"Permisi."  Sapa Anrez pertama, Lea pun langsung menengok kearah sang suara.

"Ya?"

"Maaf ya dedek gemes, ini tempat gak boleh dedek gemes tempatin, karena—" belum selesai melanjutkan omongannya, Alfan lebih dulu menarik kerah kemeja Anrez membuat dia tercekik.

"Gue–"

"Lea! kita pindah aja yuk makannya." Alis Lea mengkerut.

"Kenapa? disini adem, tadi lo yang maksa buat makan disini." ucap Lea.

"Ini gengan si Alfan yang pernah gue ceritain Lea!" bisik Lara.

"Ya terus kenapa? lo takut sama mereka?" jawab Lea.

"Ayok ah kita pindah aja," tidak ada waktu menjawab pertanyaan Lea, dia hanya ingin pindah tempat duduk dan sekolah dengan tentram, bukan soal Alfannya tapi soal kekasih cowok itu yang seperti serigala kelaparan.

Lara segera menarik lengan Lea, tapi Alfan lebih dulu menarik lengan cewek itu.
"Kalian makan disini aja, gua sama yang lain gak akan ganggu."

matilah

Lara yakin pasti ada penyebar gosip di antara anak-anak yang pura-pura tidak melihat adegan barusan, pasti berita ini segera masuk ke telinga nenek lampir itu.

tuhan selamatkan Lea

Alfan dan Lea saling menatap, entah apa yang mereka pancarkan dari tatapan itu, Lea segera menarik  tangannya yang dari Alfan.

"Tuh boleh kan.. gak usah takut, yuk duduk." Lea segera menarik tangan Lara, dan dengan terpaksa Lara menuruti, walapun dalam hati dia merapalkan banyak doa untuk mereka berdua.

"Dedek gemes, lo yang dianterin bos kita kan?" nunjuk ke ara Lea.

Lea yang ditunjuk hampir saja terselak batagor yang masuk ke mulutnya. Alfan menggeser minuman cewek itu,  Lea segera meminum air itu. Setelahnya Lea langsung melihat ke arah Lara yang sudah menghunuskan tatapan tajam soal meminta penjelasan.

"Nanti gua jelasin." cengir Lea.

Anrez yang tidak melihat situasi tetap saja menyerocos tanpa tahu malu, "Pantes, secakep ini dedek gemesnya Alfan." Alfan langsung melempar kulit kacang ke arah Anrez.

"Kompor banget sih lu." ucap Rio.

"Gak usah ngawur lo." Alfan melirik Lea "Lanjut makan aja, gak usah di anggap serius orang gila ini."

Lea dan Lara menghabiskan makanan mereka dengan perasan tidak nyaman tentunya. bagaimana tidak, diantara 6 orang cowok, hanya mereka cewek disini, apa yang bakal orang lain omongin tentang mereka.

"Gua sama Lara udah selesai makan, makasih untuk tempatnya, kita duluan." Ucap Lea kepada yang lainnya.

Lea melirik Alfan dan cowok itu mengangguk pertanda mengucapkan sama-sama untuknya.

Setelah kepergian Lea dan Lara, Alfan mengambil rokok dan menyalakannya.

"Uhuy banget ya fan, baru tadi pagi ketemu dedek gemes, eh ketemu lagi, dan apa tadi gue liat? dedek gemes makan disini tiga puluh menit dan lo nahan ngerokok selama itu? gila rekor seorang Alfan." ucap Anrez.

"Keren lo fan, baru kali ini gua liat ada orang yang bisa berpengaruh buat lo." ucap Rio.

Alfan diam, tidak mengelak atau menanggapi ucapkan dari dua sahabatnya.

___

Hellow im back
enjoy this chapcter and jangan lupa follow akun aku, komen dan bintangin ya, biar aku semakin semangat buat updatenya.

btw gimana sama part ini? kurang panjang? kalian puas ga? dan gimana perasaan kalian tentang karakter Alfan dan Lea?
Komen ya, semua komenan kalian aku baca semua kok,
Terima kasih

see you in next part...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DucibellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang