Sebelum baca jangan lupa follow!
Kalau sudah baca jangan lupa vote and komen･ᴗ･
*:..｡o○ ○o｡..:*
Ini kisah tentang seorang bocah hingga dewasa yang kehidupannya penuh dengan luka.
Sejak dia kehilangan sosok pahlawan di hidupnya yaitu sosok Ibu dium...
Kayaknya kalian bakalan ada support system deh, tunggu aja ya sampek turun dari planet lain.
Kalian masih punya orang-orang yang hebat dan sayang sama kalian, sama kayak aku juga hehe..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⋇⋆✦⋆⋇
Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, dan Alettha masih berada di gerbang sekolah menunggu jemputannya, sudah berapa jam Alettha menunggu namun Papanya belum juga menjemput, Alettha sudah bingung harus pulang dengan siapa, dia pasrah dia harus menunggu Papanya sampai datang menjemput.
Alettha yang masih duduk di bawah pohon depan sekolahnya menunggu jemputan yang tak kunjung datang, hari sudah mulai sore namun dia belum juga pulang.
Dia terus menunggu tanpa ada kepastian, kalau kalian bertanya Kenapa Alettha tidak memesan taxi? Jawaban nya karna Alettha tidak bawa uang sepeser pun, hari ini memang hari sial yang Alettha dapatkan, dompet nya hilang sejak pulang dari kantin tadi, baru hari pertama nya ia bersekolah disekolah ini malah sudah mendapatkan sial.
Tidak ada pilihan lain kecuali dia harus menunggu jemputan yang entah kapan akan datang.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 namun Alettha tak kunjung dijemput, sungguh apakah papa Alettha sesibuk itu? Sampai-sampai tidak bisa menjemput Alettha.
Tidak lama setelah itu suara dering handphone milik Alettha berbunyi, Alettha langsung mengambil HP nya di kantong jaket yang ia kenakan.
Papa is calling
Alettha langsung menekan tombol hijau setelah melihat siapa yang menelpon nya di layar handphonenya.
"Hallo pa" Ucap Alettha "Kamu masih di sekolah?"Tanya papa Alettha "Masih, papa kapan jemput Lettha" Ujar Alettha "Ini papa bentar lagi nyampe di sekolah kamu" Jawab papa Alettha di sebrang sana. "YaudahLettha tunggu" Balas Alettha, kemudian sambungan telpon mereka terputus.
Alettha akan menunggu papanya menjemput, dia sudah lelah menunggu sejak tadi karna papanya sangat sibuk mungkin hari ini.
Alettha yang masih berdiri kini terduduk karna merasa kakinya akan patah akibat terlalu lama berdiri.
Pada waktu itu juga Aksara yang sedang mengendarai motornya melewati depan sekolahnya melihat Alettha yang terduduk sendiri, dia menyerngitkan sebelah alisnya bertanya kenapa perempuan itu masih di sekolah pada jam segini? Aksara langsung menghentikan motornya, ia berniat menghampiri Alettha namun dia masih ragu, dia terus melihat Alettha dari sebrang jalan tanpa disadari oleh Alettha.
