Chapter 1

47 10 0
                                    

Hai Hai bestiee senja

Semoga kalian suka!!

Buat kalian yang baca Semoga hari kalian bahagia terus ya, jangan lupa tersenyum untuk semua orang.

Kamu orang baik dan akan selalu seperti itu, jangan lupa menjadi senja hehe...

⋇⋆✦⋆⋇ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⋇⋆✦⋆⋇ 

Anak kecil yang sedang duduk selonjoran di atas sofa depan tv di rumah nya itu sedang asyik dengan kartun favorit nya.

Samar dia sesekali mendengar suara lemparan benda yang begitu nyaring yang menembus Indra pendengarannya.

Tidak ada yang paling di benci anak itu selain keadaan yang sedang seperti ini, rasanya dia ingin meninggalkan bangunan yang ditempati nya ini, dia merasa hidup di neraka.

Bangunan yang indah dan megah namun tidak dengan penghuni nya yang baik-baik saja, bahkan setiap harinya rumah itu selalu ramai dengan suara-suara nyaring yang entah itu bersumber dari mana.

Anak kecil yang sejak tadi menonton film kartun favorit nya itu mulai meringkuk diatas sofanya dengan lirih dia bergumam "Nda" Gumamnya dengan suara yang bergetar, dia kini sudah bangkit dari duduknya dan mulai menuruni sofa itu dan mulai melangkah ke arah pintu bercat putih di samping ruang tamu, dengan kaki yang gemetaran dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu itu.
Dengan ragu dia mulai memanggil 'Bunda'nya, tidak ada keberanian di diri seorang anak kecil yang di usianya masih terbilang belia, "Nda" Panggilnya lagi dengan suara yang masih gemetaran, ya dia Aksara sosok bocah berusia 10 tahun yang tumbuh dengan penekanan dan rasa takut sehari-harinya.

Semesta tau lukanya, namun semesta membiarkannya dan semesta sudah berjanji akan membalas nya dengan sejuta kebahagiaan, namun kalau bisa bolehkan sosok tokoh utama ini mati? Dia sudah lelah Tuhan..

Sementara kebahagian menyapanya lalu apakah luka akan selamanya terus menggores hatinya, bahkan untuk sekedar bahagia itu susah baginya, karna luka yang tak kunjung berhenti mereka ukir dihatinya.

Dia mungkin masih bocah namun mentalnya sudah seperti baja, bahkan sudah berapa kali dia mengeluh namun tidak mengurangi tekadnya untuk mencapai bahagia yang semesta janjikan.

Aksara kamu adalah karakter Tuhan yang begitu sempurna, Tuhan pun tau bahu siapa yang kuat dan itu adalah bahumu Aksara..

Dengan tangannya yang mungil bocah itu kembali mengetuk pintu itu, tidak lama setelah itu dibuka lah pintu itu oleh seorang laki-laki berperawakan besar dan tinggi, yang biasa bocah itu panggil 'Ayah' ya dia ayah dari Aksara.
Dengan wajahnya yang sudah merah serta mata nya yang sudah mengeluarkan cairan bening bocah itu lalu mendongak ke arah peria di depannya itu, belum sempat bocah itu mengeluarkan kata-kata tangannya sudah ditarik olek laki-laki itu dengan keras.

Aksara merasakan pergelangan tangannya yang sudah mulai sakit kini memberontak untuk dilepaskan, namun itu tidak dihiraukan oleh laki-laki yang terus menyeret bocah itu hingga ke salah satu ruangan di rumah itu, ruangan dengan suhu sangat dingin dan yang ada hanya kegelapan.

LUKA AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang