Chapter 13

11 4 0
                                    

Hi sahabat senja!!

Bagaimana nich kabar kalian??
Aku bakalan tetap up walaupun ga banyak yang baca hehe...

Cuss langsung baca!

Cuss langsung baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Bagaikan malam yang tidak ada kehidupan, semua benda yang berada di ruangan gelap itu terus menjadi benda mati.. Tidak ada kehidupan yang bisa dirasakan seorang perempuan yang meringkuk sendiri menahan segala perasaan yang berkecamuk di pikirannya.

Ia benar-benar sendiri, ia tidak punya seseorang untuk dijadikan bahu sebagai tempat bersandar.. Dia sendiri benar-benar sendiri..
Bulan di malam itu menemani, namun bintangnya tidak kunjung datang untuk menerangi..

Perlahan dia bergerak dari tempat tidurnya, ia perlahan berjalan untuk menuju sebuah jendela yang berada di ruangan tersebut.
Ia tersenyum sembari melihat bulan yang dengan indahnya memancarkan cahaya, ia telah menjadi cahaya di hidup seorang perempuan yang tidak ada arti kehidupannya ini.

Alettha membuka jendelanya secara perlahan, dengan cepat sinar bulan itu langsung masuk dan menerangi ruangan itu, terbitlah sebuah senyum dari bibir seorang Alettaha, dia tersenyum kemudian mendongak melihat langit malam yang gelap tanpa ada satupun bintang yang menghiasinya.

"Kemana bintang bintang itu pergi" Gumam Alettha
Karna Alettha pernah mendengar jika malam tanpa bintang biasanya langit sedang mendung, Alettha berpikir seperti nya sebentar lagi hujan akan segera turun.

Beberapa saat bulan sudah mulai ditutupi awan hitam, Alettha sudah memastikan bahwa hujan akan segera turun dari langit gelap itu.
Seperkian menit rintik-rintik hujan sudah mulai berjatuhan, Alettha mengulurkan tangan kanannya keluar jendela dan merasakan anak-anak hujan itu menetesi tangan kanannya.

"El, hujan selalu datang ketika aku merindukan mu" Alettha kembali bergumam, bagaikan selimut yang melilit seluruh tubuhnya Alettha merasakan kehangatan hingga beberapa saat ia menutup kedua matanya, dengan diikuti oleh buliran air yang keluar dari kedua pelupuk matanya.

Alettha menangis, ia merasa hidupnya benar-benar berantakan, ia tidak bisa hidup dengan terus mengandalkan masa lalu nya, ia tidak bisa hidup tanpa dunianya.

"El, mama sama papa beneran udah pisah" Ucapnya kembali, "aku sendiri" Lanjutnya. Tanpa disadari dia mengatakan itu sambil terisak dengan air mata yang sudah mulai mengalir di kedua pipinya.

Flashback on<<

Dua orang remaja yang sedang dimabuk asmara, dua insan yang sedang merasa bahagia.
Mereka adalah sepasang kekasih yang satu sama lain takut akan kata kehilangan

Satu kata yang selalu mereka hindari ketika mengobrol atau sedang menikmati kebahagiaan diwaktu luang mereka.

Dia adalah Alettha gadis SMA yang sedang menjalin kekasih dengan kakak tingkatnya, yaitu Elfan Fatih Prayoga nama yang gagah begitupun dengan orangnya, dia cukup famous di sekolahnya dan dia tentunya satu sekolah dengan Alettha. Dan nya lagi Elfan ini sudah menduduki bangku kelas 12.

Itu kenapa Alettha merasa sangat beruntung bisa mendapatkan Elfan karna begitu banyak fans bahkan pengagum rahasia seorang Elfan.
Alettha awalnya tidak yakin dengan hubungannya, namun karna Elfan selalu meyakinkannya dan selalu berkata akan disamping Alettha untuk selamanya.

"El, aku bahagia bisa kenal kamu" Ucap Alettha sembari memakan sebuah permen lolipop warna-warni yang berada di tangannya.

Elfan menoleh "aku lebih bahagia lagi Al" Elfan tersenyum kemudian meraih tangan kiri Alettha kemudian ia menggenggam nya dengan lembut.

Alettha bisa merasakan ketulusan dari dalam diri seorang Elfan, ia bisa merasakan kenyamanan yang luar biasa ketika berada di samping Elfan.

Keduanya duduk di kursi panjang yang berada di sebuah taman (taman yang Alettha kunjungi) itu adalah taman yang mereka sering kunjungi ketika jalan berdua atau bahkan membolos dari sekolah.

"El, bentar lagi kamu lulus terus kita gak akan bisa ketemu tiep hari di sekolah" Dengan wajah murung Alettha mengeluarkan kata-kata tersebut.

Elfan memegang kedua pipi Alettha lalu menghadapkan nya ke arah wajah nya "Walaupun aku udah lulus, aku bakalan tetep temuin kamu" Ujar Elfan dengan penuh keyakinan kepada Alettha.

"Tapi El, kamu harus kuliah ke luar negeri dan itu gak bisa kamu bantah" Balas Alettha, ia mengetahui bahwa pacarnya ini akan segera lulus dan akan melanjutkan kuliahnya di Jerman, dan itu membuat Alettha merasakan hari harinya terasa berat.

Elfan tersenyum "Aku gak akan kemana-mana Al, aku bakalan tetep disini, aku bakalan stay di indo" Ujar Elfan, namun entah kenapa Alettha tidak yakin dengan ucapan Elfan kali ini.

Namun karna tidak mau terlalu memikirkan nya, Alettha memilih mengangguk saja dan kemudian memberikan senyuman manisnya pada Elfan, dan begitupun sebaliknya dengan Elfan.

𓃠𓃠

Hari demi hari dan bahkan hari ini adalah hari yang tidak diharapkan oleh seorang Alettha, namun berbeda dengan seluruh manusia yang berada di lapangan luas itu, mereka terlihat tertawa dan bersenang-senang merayakan hari ini.

Ya.. Hari ini adalah hari kelulusan seluruh kelas 12 dan sudah pasti termasuk pacarnya yakni Elfan, Alettha sekarang sedang menghadiri acara kelulusan Elfan dengan ditemani oleh kedua orang tua dari Elfan.

Alettha berjalan dengan berat dan sampai saat ini belum bisa ia Terima bahwa Elfan pacarnya akan segera lulus dan meninggalkannya keluar negeri.

"Lettha, Elfan setelah ini akan kuliah di Jerman seperti yang sudah bunda sampaikan beberapa bulan lalu" Ujar bunda dari Elfan yang sedang menggandeng tangan kanan Alettha sambil berjalan ke arah acara.

Deg

Alettha merasakan sesak di saluran pernapasan nya, ia merasakan sakit yang tidak bisa ia utarakan.

Mengenai ucapan bunda dari Elfan, Alettha hanya menanggapi nya dengan senyum tipis. Dan tidak menghiraukan itu semua.
Ia masih mengingat ucapan demi ucapan yang selalu ia dengar dari mulut Elfan, ia tidak akan pernah sendiri dan Elfan tidak akan pernah meninggal kan nya.

"El, aku mau denger kamu ngomong sekali lagi kalau kamu gak akan keluar negeri dan ninggalin aku" Ucap Alettha di dalam hatinya, ia benar-benar merasakan ketakutan akan ditinggal kan oleh Elfan.
Elfan adalah segalanya bagi Alettha, Elfan adalah dunianya dan jika Elfan sampai pergi maka siapa yang bisa membuat senyum terbit di bibir Alettha.

Setelah sampai di tempat acara Alettha melihat ke arah kiri dan kanan, kemudian mendapati keberadaan Elfan, dia kembali melihat ke arah bunda Elfan "Bun, aku mau ke Elfan dulu ya, aku mau manggil dia kesini" Ujar Alettha dan langsung diangguki setuju oleh Bunda dari Elfan.

Alettha langsung saja berjalan menuju ke arah Elfan yang sedang berdiri dengan beberapa teman laki-laki nya, sebelum sampai di tempat Elfan Alettha menghentikan langkahnya ketika mendengar obrolan Elfan dengan teman-teman nya itu.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Kita sudah sampai di ujung, dan chapter ini isinya emang full Alettha hehe seperti yang udah aku bilang di chapter sebelumnyaa!!

"Kita punya harapan, tapi dunia punya kenyataan"
-Alettha

-

-

-

Bye bye sampai ketemu di chapter selanjutnya!!!

LUKA AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang