Chapter 11

14 4 0
                                    

Hai Hai bestiee senja!

Senja itu indah namun senja juga tidak bisa menjadi kalian, dan kalian tidak bisa menjadi senja, semuanya akan berputar sesuai apa yang sudah ditetapkan..

Begitupun rintangan di hidup kalian, jangan pernah menyerah walaupun sudah terluka berkali-kali..

Namun jangan lupa juga untuk beristirahat sejenak sebelum kembali berlari.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⋇⋆✦⋆⋇ 

Kembali dengan ketika orang yang masih duduk itu, setelah beberapa saat akhirnya mereka keluar dari ruangan itu, dengan perasaan amarah Wira menarik lengan Aksara.

Aksara yang tidak bisa memberontak hanya pasrah mengikuti kemana ia akan dibawa oleh Ayahnya.

Dan dia kini sudah berada di area halaman depan sekolah dimana mobil Wira terparkir, Wira menyentak lengan Aksara dengan keras.

Menarik kerah seragam Aksara "Segera kamu pulang saya tunggu di rumah" Ujarnya, Aksara tersenyum kecil mendengar ucapan ayahnya.

Ia menyingkirkan tangan ayah nya dari kerah bajunya, ia melihat ayahnya sekilas sebelum berbalik badan meninggalkan ayahnya yang sedang meggerutui dirinya.

"Dasar anak sialan!! "

Semua umpatan kini Aksara dapatkan, namun itu tidak masalah baginya asal kan semuanya bisa meredakan emosi ayahnya, ia tidak berniat melawan karna lawannya bukan ayahnya namun rasa benci itu.

(Offf)

"Bunda kapan Aksa bahagia kayak yang Bunda bilang? " Aksara bergumam melihat matahari yang sebentar lagi akan menghilang dan akan digantikan dengan gelapnya malam.

Ia berusaha untuk menyemangati dirinya, ia akan selalu berfikir bahwa ini salah satu ujian nya untuk menuju bahagia yang dikatakan Bunda nya, ia akan segera bertemu dengan sang Bunda jika ia sedikit sabar.

Aksara akan bersabar mulai sekarang, bersabar dengan segala yang dia alami, entah itu kebahagiaan atau penderitaan.

Sedari pulang sekolah ia menunggu orang yang menyuruhnya pulang awal, namun orang itu tak kunjung pulang.

Aksara sempat mengira setibanya di rumah ia tidak akan sempat melihat matahari tenggelam lagi, ia sudah berfikir kali ini adalah akhir.

Beberapa saat Aksara menikmati udara yang sudah terasa dingin ini,

Sampai tiba-tiba terdengar suara deruman mobil memasuki area perumahan rumah Aksara.

Aksara tidak peduli, ia masih setia memejamkan kedua matanya berharap hatinya bisa merasakan kehadiran sosok yang ia rindukan.

Perlahan namun pasti suara langkah kaki terdengar yang bersumber dari luar kamar, Aksara membuka kedua matanya ia menoleh ke arah pintu tersebut, bisa ia lihat pintu itu masih tertutup.

LUKA AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang