Hari ke-1

435 42 15
                                    

"Tiada hari tanpa tidak damai, dan ke toxican apalagi pas main emel"

...

Pagi menyelimuti perumahan kimetsu tak terkecuali rumah keluarga Tokito, Muichiro bangun lebih awal mengingat bahwa sekarang ibu dan ayahnya akan pergi keluar daerah selama satu bulan ini.

Muichiro membangunkan kakaknya yang biasanya bangun lebih cepat darinya. Tapi tetap saja Yuichiro tidak ingin bangun, dan justru semakin terlelap pada bunga mimpinya. Membuat Muichiro keheranan.

"Buset, ini serius udah jam segini dia belum bangun? Mimpi apaan lu kak?" gimana gk heran coba, kakaknya yang biasa bangun jam 5 atau gk jam 6, sekarang sudah lewat jam 7 susah banget di bangunin. Kan mustahil gitu.

"Yahh mungkin efek gara-gara kakek mau dateng" pikir Mui mengedikkan bahu, tanpa memikirkan lebih panjang lebar kali tinggi. Mui memutuskan untuk mandi saja di banding membangunkan kakaknya yang notabenenya sekarang udah tidur kek kebo.

Selesai mandi kurang lebih setengah jam, Muichiro terkaget-kaget melihat kakaknya yang sudah bangun dan main hp di atas futon. Lantas dia bertanya, "tumben lu jam segini baru bangun, kerasukan apaan lu?" Pertanyaan dari Mui, sukses membuat Yui menatapnya jengkel penuh kekesalan.

Dia ambil bantal, lalu melemparnya pada Mui yang dengan cekatan Mui berhasil menangkapnya, "Halah banyak emeng, gw baru sekali telat aja di kira kerasukan. Apa kabar lu yang selalu bangun jam 9? Dapet hidayah apaan lu jam segini udah bangun? Udah mandi pula"

"Apaan sih, bangun lambat salah bangun cepet salah. Emng gw selalu salah ya di mata lo" ketus Mui tidak kalah jengkelnya.

"Ohhh pasti"

Mereka terus beradu argumen, hingga satu suara menggelegar memberhentikan pertengkaran kedua saudara kembar trap kita satu ini.

"Yui-Mui! Kakek kalian sudah datang" panggil ayah dari lantai bawah.

"Yah gk asik, masa cepet banget sih tu kakek tua dateng"

"Mungkin kangen sama kita,"

"Kita? Lo doang kale" dan mereka kembali melanjutkan pertengkaran mereka yang sempat terhenti.

"Ah udah ah, capek gw ribut sama lu, mending turu" selesai Yui membetulkan kembali posisi selimut untuk menyelimuti badannya.

"Lahh, kok tidur lagi? Bangun dong!masa gw doang yang turun" ucap Mui menarik paksa selimut yang di pakai Yui, dan yah terjadilah sesi tarik menarik antar keduanya.

"Bangun gk?!!"

"Gk mau!, sana ke bawah sendiri!!" mereka terus saling menarik sampai_____

"Anak-anak ay-

*Srett

o kita_"

Yup, selimutnya robek saudara-saudara. Tepat di hadapan ibunda ratu tercinta.

"Waduh gawat nih" merasakan hal tidak mengenakkan, bapak bermarga tokito ini segera meninggalkan ruangan. Tidak ingin melihat sang istri marah, dan berakhir memarahinya juga. Emang pada dasarnya suami takut istri:)

Mendengar suara robekkan dari selimut, sesegera mungkin Mui melepas dan menjauhi selimut itu. Dengan cepat Mui menunjuk Yuichiro dan berkata, "bukan salah ku bunda, kakak tidak mau bangun jadi ku paksa dia. Tapi dianya tetap tidak mau, membuatku terpaksa"

Merasa akan di korbankan, lantas Yuichiro mengelak, "apa-apaan kau! Aku akan mau jika kau tidak memaksa!"

"Lah?!! Kan tadi lu gw ajakin tetep gk mau, gimana sih abangku tercyntahhh" tidak terima Muichiro. Lagi dan lagi, mereka kembali berdebat karena tidak ingin di salahkan satu sama lain.

Tokito & Tsugikuni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang