Lelah? Kecewa? Tentu, itu yang di rasakan seorang remaja beranjak dewasa saat melihat papan pengumuman tentang siapa yang menjadi peringkat pertama paralel di sekolahnya semester ini.
"Haaaah kedua lagi" gumam di sertai helaan nafas keluar dari mulutnya, memijit pelipisnya pelan.
Pemuda itu.. lebih tepatnya Muichiro menatap namanya yang berada di urutan kedua setelah tentu saja Aka Tanjiro dengan urutan pertamanya seperti biasa. Karena dalam keadaan mood yang buruk, dia perlahan menjauh dari Mading tidak mempedulikan beberapa murid yang masih sibuk melihat-lihat.
Yuichiro yang ikut untuk melihat mendapati dirinya berada di urutan ke-10, berbeda dengan Mui- Yuichiro malah mengelus dadanya menghela nafas lega sedikit tersenyum, dalam batinnya 'setidaknya masih 10 besar.. haha'
Yui menoleh tidak mendapati adiknya yang tadi berada samping, lantas memperhatikan sekeliling menaikan alisnya, "Muichiro mana?" Kata dia bergegas ikut menjauh dari kerumunan untuk menemukan adeknya.
...
"Aaah sial, kenapa harus Tanjiro? Kemarin kak shinobu... saat dia sudah lulus malah Tanjiro. Aku... Kenapa aku selalu menjadi yang ke-2?"
Muichiro berjalan di taman sekolah dengan tatapan kosong, sesekali menendang kerikil kecil meluapkan kekesalannya, sampai...-
"Heh dude ngapain di sini sendirian?" Seseorang bersurai biru tiba-tiba saja merangkul tubuh dia dengan kasar, membuat si empu meringis.
"Lu kira? Punya mata gak?" Balas Mui kasar menepis rangkulan tangan si surai biru, aka Inosuke. Yang di kasari malah memasang wajah ingin di tumbuk.
"Wow wow, santai bung daripada itu... mending kita ngopi-ngopi dulu ya gak? Lo traktir"
"Dih? Gak salah? Pergi sana, ganggu saja" usir Muichiro secara terang-terangan. Dia mungkin tau jika Inosuke atau bisa di bilang kakak kelas sekaligus teman baiknya ini sedang berusaha untuk menghiburnya, tapi jika boleh jujur.. mood Mui benar-benar sedang hancur sekarang, dan dia tidak ingin di ganggu sana sekali.
Inosuke yang udah kesal sendiri dengan kasar dia seret Muichiro ke salah satu warung nongkrong, ya dia juga tau sih kalo adek kelasnya ini memang gila akan nilai. Makanya pas ngeliat papan pengumuman karena hanya 'penasaran' dia gk sengaja nemu kalo si Mui ini jadi yang kedua 'lagi' membuat dia berencana untuk sekiranya sedikit menghibur walau caranya bisa di bilang 'agak' bar-bar.
Muichiro yang awalnya ingin memberontak hanya bisa pasrah saat melihat tatapan tajam dari Inosuke, jadinya dia ikut saja deh. Toh nanti Inosuke juga yang di geplak Yui, wkwk.
Sesampainya di warkop, Inosuke melepaskan genggamannya. Mengancam Mui dengan menunjuk sambil berkata "awas aja lu sampe kabur, gw rontokin pala rumput laut lu itu" Inosuke kemudian pergi untuk memesan minuman.
"Aaaah mau pulang, mau belajar" rengek Muichiro membenamkan wajahnya di antara kedua tangan.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Inosuke untuk kembali, sekembalinya dia pun melihat Mui yang tertunduk lesu langsung menggebrak meja, berakhir dengan Mui yang kaget bukan main.
"Dude WTF?? why you're so freaking!"
Inosuke menyerngit, "freaka freiking bcot Jing, gk bisa basa enggres" dia melipat tangannya di dada.
"Lagian lu ngapain sih galau gitu?? Punya cewek aja kagak"
"Sorry gw galau bukan buat cewek kayak Lo, gw galau buat masa depan gw sendiri! Lo mana ngerti coba?" Geram Mui sedikit menggebrak mejanya, sehingga Inosuke terlonjak kaget.
"Woi santai dong bung, gitu doang marah" Muichiro merotasikan matanya tidak peduli.
"Bodo amat" merasa muak, Muichiro lebih memilih untuk pergi dari tempat tongkrongan. Di bandingkan dengan meladeni Inosuke yang pasti tidak akan ada habisnya.
"Dia kenapa bro?" Tanya penjaga warung kepada Inosuke yang termenung.
Inosuke yang menyadari keberadaannya hanya menghela nafas dan menggedikkan bahu tidak tahu, "terserah lah mau pergi kemana dia, pesen mie rebus satu bro!"
18/02/24
577 kata
Maaf kalo dikit bgt, sibuk nugas+kerkom
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokito & Tsugikuni
Fanfiction{modernAU} Di Karenakan orang tua Muichiro dan Yuichiro pergi dinas keluar daerah selama satu bulan, membuat mereka harus dititipkan oleh dua Tsugikuni bersaudara. Hal yang paling di hindari oleh Tokito twins saat orang tua mereka pergi keluar kota...