Chapter 01 : Adik

1.1K 103 4
                                    

3nd POV

Seorang anak bersurai hitam pendek tengah menatap pada bayi yang tengah tertidur lelap di tempat tidurnya. Bayi yang sekilas mirip dengannya itu membuat si anak gemas sendiri melihatnya. Tangan kecil nya men-noel noel pipi tembam adiknya. Merasa terganggu, bayi kecil itu tampak membuka matanya perlahan. Manik silver nya bertabrakan dengan manik hitam kakaknya.

Solar, bayi itu tertawa keras, tangannya terangkat ke atas, mencoba menggapai sang kakak. Si pemilik manik hitam mendekatkan jarinya, dan tentu di sambut dengan gembira oleh si kecil. Senyum kecil terbentuk di wajah yang memang sedari kecil sudah terlihat tampan. Sang kakak kemudian tertawa kecil, gemas dengan tingkah adiknya.

"Ah.. uaaahh.." Bayi yang sebelumnya tertidur di sebelah Solar terbangun, manik merahnya menatap penuh binar pada sang kakak. Tangannya ikut menggapai udara, ikut memegang tangan kakaknya.

Solar yang merasa tangan saudara nya mengganggu mulai merengek. Sedangkan bayi bermanik merah, Halilintar tidak mempedulikannya. Tangannya tetap menggenggam jari [M/n], kakaknya.

[M/n] yang tidak ingin adiknya menangis lantas mengulurkan tangannya yang lain. Akhirnya Solar berhenti merengek, memilih mengalah dan menggenggam tangan kakaknya yang lain.

Bocah 5 tahun itu menghela nafas, dirinya menatap adiknya sejenak sebelum terkekeh.

"Solar dan Hali, aku akan menceritakan hal ini jika kalian besar nanti," katanya dengan senyum menggoda, Solar dan Halilintar hanya menatap bingung kakak mereka. Sama sekali tidak paham dengan apa yang di katakan sosok yang sekarang tengah mereka sandera.

"[M/n]?"

Si sulung menoleh, melihat yang ibunda tengah tersenyum di ambang pintu. Wajahnya kini memerah, dan dengan segera memalingkan muka.

"Bundaa..." Rengeknya melihat sang Bunda tersenyum, senyuman yang berniat menggoda dirinya.

"Kenapa sayang? Tidak usah pedulikan Bunda, Bunda hanya akan melihat dari sini," Bunda tersenyum dengan mata tertutup.

[M/n] kembali mengalihkan pandangannya, menatap adiknya yang kini mengemut jarinya. Kedua bayi itu tampak sibuk dan menikmati dunianya sendiri, mengabaikan air liur yang menetes di dagu mereka.

Dengan perlahan [M/n] menarik tangannya, mendapat rengekan tertahan dari kedua adiknya. Dirinya kemudian mengambil tisu dan membersihkan tangannya. Setelah selesai membersihkan tangannya sendiri [M/n] mengambil tisu lain untuk membersihkan dagu adiknya.

Dari ambang pintu Bunda tersenyum, hatinya menghangat melihat tingkah putranya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..

Published : 22-04-23
Revisi : -

Note : Spesial update hari raya Idul Fitri (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

Dear Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang