Part:21

20.4K 2.6K 161
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Arthayasa masuk kedalam kamar menyusul Ryana, dan kini tampak Arthayasa dengan panik mencoba menghampiri Ryana.

"Yana..." Panggil Arthayasa sambil memegang lengan Ryana.

"Ada apa, kau ingin menyalahkan ku?! Kau ingin mengatakan tindakan ku berlebihan, kau ingin membela ibumu itu! Silahkan saja!" Marah Ryana sembari menghempas tangannya yang di genggam oleh Arthayasa.

Mendengar hal itu Arthayasa menatap Ryana dalam sembari menggelengkan kepalanya.

"Yana aku tidak -"

"Aku sudah mengatakan jika kita menikah maka semuanya akan seperti ini Arthayasa, tapi kau selalu saja berkata bahwa kau akan melindungi ku, menjaga ku, dan menjauhkan mereka dariku. Persetan dengan semua ucapan bualan mu itu!" Potong Ryana kini menatap Arthayasa tajam.

"Katakan, kau membawaku ketempat ini sebagai apa? Sebagai istri apa pembantu untuk ibumu, katakan!"

"Yana kenapa kamu sampai semarah ini sayang, apa yang dia katakan padamu hmm?" Tanya Arthayasa lembut dan kini berusaha memegang tangan Ryana.

Ryana menghindarkan tangannya dari Arthayasa.

"Kau tidak menjawab pertanyaan ku?"

"Yana..."

"Cukup! Aku butuh istrihat, aku tidak ingin melihat mu Arthayasa. Kamu yang pergi atau aku yang pergi dari-"

"Aku akan pergi, kamu istrihatlah yaa. Maaf membuat mu marah, aku mencintaimu Yana." Ucap Arthayasa sambil kini mengelus rambut lalu pergi melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Ryana menatap kepergian Arthayasa hingga pintu kamar tertutup kini.

Sedangkan di luar pintu kamar, kini Arthayasa berdiri dengan mata menyorot tajam. Tangannya terkepal dengan erat, bahkan kini rahangnya tampak sudah mengeras.

Arthayasa melangkahkan kakinya dengan langkah panjang, entah ke mana tujuannya yang pasti kini Arthayasa tampak menuruni tangga.

Di ruang keluarga tampak Arthayasa menghentikan langkahnya, mata Arthayasa tampak menatap seorang wanita tua yang kulitnya hampir keriput dengan tubuh yang berisi terlihat di bagian perutnya terdapat belahan lemak tapi wanita ini masih percaya diri memakai baju yang ketat. Rambut wanita itu pirang terang dengan bibir berwarna merah, usia wanita ini memang sudah tua tapi penampilannya seakan menolak untuk tua.

Kembali melanjutkan langkahnya,kini Arthayasa mendekati wanita tua itu yang tak lain adalah Gina.

Gina yang menyadari seseorang menghampirinya, langsung tersenyum lembut saat melihat Arthayasa datang ke arahnya.

"Nak Artha, ada a- AKHHHH!" Teriak Gina keras saat merasakan tangan Arthayasa kini sudah mencekik lehernya dengan keras.

Arthayasa mengeratkan cekikikan tangannya pada leher Gina yang masih terduduk di sofa, membuat wajah Gina kini pucat pasi.

"A-artha a-apa ya-"

"MAMA!" teriak Ayu yang baru saja datang langsung berlari cepat.

"Mas Artha lepasin mama, mama tidak bisa bernafas." Ucap Ayu panik sambil coba ingin memegang punggung Arthayasa tapi tangannya mengapung di udara saat Arthayasa kini menatapnya tajam seakan menolak kontak fisik yang akan Ayu berikan padanya.

Antagonis Mawar Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang