🔔Vote vote vote✨✨✨
✨ Happy Reading ✨
Kriiing....kriiing... kriiing
Bunyi lonceng untuk istirahat pertama. Buru-buru Adel menyimpan semua barang-barangnya dan menunggu Alana siap membereskan barang-barangnya juga. "Kita ke kantin yah Al!"
Alana mengangguk dan merasa bahagia karena di hari pertama ini dia sudah menemukan teman yang sebaik dan seramah Adel. Tipycal Adel adalah friendly yang pasti sangat gampang berteman dengan orang baru yang berbanding terbalik dengan Alana.
Kalau saja tadi Adel tidak mengajak Alana berbicara sudah bisa ditebak kalau Alana hanya akan terdiam dan bahkan tidak akan keluar kemana-mana. Alana adalah gadis yang introvent dan susah terbuka kepada semua orang. Mungkin karena masa kecil yang suram.
"Yaudah, let's go!" Adel merangkul Alana keluar dari kelas.
Gadis yang dirangkul hanya bisa mengikuti dengan pasrah kemana Adel akan membawanya. Mereka berjalan ke satu kelas di sebelah kelas mereka dan berdiri disana sebentar sebelum tiga gadis keluar dari sana.
"Hai gue bawa teman baru dong," kata Adel kepada ketiga gadis yang menurut Alana sangat cantik-cantik. Mereka cantik seperti Adel dan terlihat sebagai gadis-gadis yang berkelas dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda.
"Siapa?" tanya gadis yang sedikit tersenyum menatap Alana.
Alana hanya mampu tersenyum sebelum menoleh kepada Adel. "Ok gue kenalin. Dia Alana murid baru di kelas gue pindahan dari Sumatera dan Alana, dia Brigitta pacarnya Altair yang gue ceritain sama Lo."
Gadis yang bernama Brigitta itu langsung melotot menatap Adel. "Lo bicarain pacar gue?" Wajah gadis itu tak terima mengenai Adel yang menceritakan tentang pacarnya.
Adel hanya mengedipkan bahunya acuh. "Biar Alana tau aja siapa setan sekolah ini," kata Adel dengan santainya membuat Alana deg-degan sendiri.
Tiba-tiba satu gadis lainnya menimpali perkataan Adel. "Iya gue setuju Lo bicarain Altair sama Alana. Kalau aja Alana gak tau siapa Altair pasti bisa-bisa Alana gak jaga diri dari tuh cowok dan Alana sendiri yang bakal kena masalah. Lo tau sendiri pacar Lo gimana." Cewe itu menatap malas kepada Brigitta.
Adel hanya mengangguk setuju atas perkataan cewek itu. "Dan dia Difya." Jadi gadis yang berbicara panjang lebar tadi adalah Difya. Berwajah cantik dan friendly sama seperti Adel dan Brigitta.
"Yang terakhir namanya Ceyra." Adel memperkenalkan cewe yang terakhir yang berwajah sedikit datar berbeda dari gadis lainnya.
"Lumayan, boleh juga," kata gadis yang bernama Ceyra itu. Dia memperhatikan Alana dari bawah sampai atas. Perkataannya yang ambigu membuat Alana merasa bingung sekaligus was-was.
"Ini salah satu dari sekolah kita, anak-anak muridnya sedikit berotak kotor dan Vulgar, gue harap Lo bisa membiasakan diri dan gak usah heran dengan perkataan Ceyra!" kata Adel dan Brigitta ikut mengangguk.
"Udah pada kenal 'kan? Sekarang kita ke Kantin!" Difya langsung merangkul Alana dan membawa gadis itu terdahulu menelusuri koridor menuju kantin. "Alasan Lo pindah ke sini apa?" tanya Difya di tengah-tengah perjalanan mereka.
"Em dua bulan yang lalu nenek aku meninggal jadi aku gak punya siapa-siapa lagi di sana jadi pindah aja ke Jakarta dan tinggal bareng sama Abang."
Difya mengangguk. "Jadi Lo gak tinggal bareng sama keluarga Lo, papah mamah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Altair So Badboy || END
Romansa"Cinta itu bukan berarti harus sudah memiliki atau harus memiliki, dan kisah perjalanan hidup adalah bukti bisu yang dapat menjelaskan."---Altair Walter Arkatama Kita memandang dan menilai seseorang itu buruk, padahal kita hanya melihat dari sudut p...