Author POV
Lisa tidak pernah sedikitpun membayangkan dirinya akan berakhir bersama seorang gadis yang sangat bengis—namun kemudian gadis itu juga bisa berubah menjadi layaknya seseorang yang paling baik sekali hanya dalam hitungan detik.
Lisa juga sama sekali tidak mengerti mengapa harus dirinya yang malah terjebak di situasi semengerikan ini.
Dulu hari-hari yang Lisa lalui terasa damai-damai saja. Dimana jika jam pagi Lisa akan pergi berkuliah, kemudian sore hari Lisa akan nongkrong bersama tiga orang sahabatnya. Lisa tidak pernah mengganggu siapapun. Apalagi sampai bertengkar dengan orang lain, atau memiliki masalah yang belum selesai dengan orang lain—sama sekali tidak.
Malahan, selama sudah hampir 3 tahun berkuliah. Lisa juga tidak terlihat menonjol di bidang apapun, dalam artian bahwa Lisa benar-benar seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja.
Di sekitar lingkungan rumahnya juga Lisa dikenal sebagai gadis yang baik, murah sekali tersenyum dan lebih banyak pendiam.
Lisa sungguh tak ada membayangkan ternyata hidupnya yang berawal tentram itu kini malah seolah-olah sedang berada di ambang kematian. Seolah-olah Lisa pernah melakukan sesuatu kesalahan sebelumnya.
Jika kemarin Lisa berakhir pingsan karena begitu takut melihat sosok Jennie yang tiba-tiba saja berubah raut mukanya—kali ini Lisa pun nyaris akan pingsan lagi. Namun sepertinya sudah tidak bisa, Lisa malah hanya berakhir tidak sengaja kencing di dalam celana.
Dan tak sampai lima detik setelah sosok Jennie berbicara dengan nada yang begitu dalam, Lisa dengan jelas bisa melihat bahwa kemudian gadis cantik itu langsung kembali lagi pada dirinya yang semula.
Ia langsung tersenyum ke arah Lisa.
Jennie juga bahkan sama sekali tidak marah ketika mengetahui kain kasurnya basah karena Lisa. Gadis itu hanya menyuruh Lisa untuk membersihkan diri ke kamar mandi, biar Jennie saja yang mengurus sisanya.
Lisa sudah tidak bisa berpikir jernih. Yang ia inginkan saat ini hanyalah kembali pulang ke rumah.
Tetapi Lisa benar-benar tidak tahu saat ini dirinya sedang berada di mana. Daerah apa, serta sejauh apa jarak yang harus Lisa tempuh agar bisa keluar sana.
Pada akhirnya yang bisa Lisa putuskan hanyalah; Lisa harus mengikuti apa kemauan Jennie. Jangan sampai membuat gadis itu kembali dengan wujud keduanya. Tidak lagi. Lisa sudah sangat jera.
Setelah selesai membersihkan diri dan juga sudah berganti pakaian. Lisa pun kemudian keluar dari dalam kamar mandi milik Jennie.
Meski sang pemiliknya terlihat sangat menakutkan, namun Lisa perlu mengakui bahwa gadis itu ternyata benar-benar seorang yang pembersih dalam hal apapun.
Selain pembersih, Jennie juga begitu wangi. Semua barang-barang yang ada di kamarnya tersusun rapi, dan gadis cantik itu sama sekali tidak mendatangkan curiga sedikitpun jika dilihat dari penampilannya.
"Jennie.."
Lisa lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Kini kamar Jennie terlihat kosong. Selimut di kasurnya juga sudah tidak ada lagi. Lisa bisa menebak pasti gadis itu sedang keluar kamar.
Kemudian Lisa memberanikan diri untuk menjelajah ke setiap sudut-sudutnya.
Bersusah payah Lisa tetap harus menjaga air muka. Karena biarpun suasana saat ini sudah kembali membaik seperti semula, namun rasa was-was dalam dirinya masih sangat terasa.
Jika diibaratkan, siapa saja yang tiba-tiba mengagetkan Lisa. Mungkin Lisa akan langsung berteriak sekuat tenaga.
Kedua mata Lisa kini menelisik. Memandangi setiap dinding-dinding kamar yang didominasi oleh cat warna merah. Ada beberapa foto terpasang, yang bisa Lisa tebak foto itu semua pasti adalah foto-foto Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBFUSCATE - JENLISA ✔
Фанфик❝ Ga sedikit hubungan yang berakhir putus cuma karena ngeliat gimana cantiknya seorang Jennie. ❞