13. Telur mentah, melati, dan mantra

5.3K 1.2K 319
                                    

⚠️ little bit disgusting ⚠️



•••••
Author POV

"Woah.. it's so beautiful."

Jennie tersenyum mendengar suara Lisa memujinya dengan raut muka penuh kekaguman.

Omong-omong, Jennie saat ini sedang mencoba kebaya khas pengantin yang dibelikan oleh Irene. Mereka berdua juga sedang berada di rumah Irene.

Gadis itu setelah selesai berbelanja di hypermart tadi, ia langsung mengajak Jennie dan Lisa untuk mampir dulu ke rumahnya. Sekalian katanya ingin membahas tentang rencana ritual pernikahan mereka.

"Kamu suka?"

Tak menjawab dengan suara, Lisa kemudian langsung mengangguk sambil menatap Jennie penuh cinta. Ia mengacungkan dua jempolnya.

"Nah, udah. Kalo si pihak pelamarnya suka, kamu udah ga perlu ribet-ribet mikirin soal baju lagi. Jadi tinggal yang ini aja, bahannya bagus banget. Bakal awet untuk kamu bawa ke sana." Kata Irene.

Sambil mendekat kepada Jennie dan membantu gadis itu untuk melepaskan kebayanya yang ia pakai. Irene pun terdengar berucap lagi.

"Aku sih yakin ritual kalian ga bakal ribet. Kalian bisa sama-sama saling ngertiin gini, pasti lancar sampe empat puluh harian."

Sudut bibir Jennie terus tersenyum. Tidak bisa menyembunyikan raut wajah malunya.

Jatuh cinta dengan sesosok Lisa itu memanglah sangat menyenangkan, apalagi jika sebentar lagi Jennie akan menyandang marga belakangnya. Lisa akan berperan menjadi kekasih Jennie untuk seumur hidup semati. Adalah hal yang luar biasa. Kehidupan Jennie benar-benar akan berubah secara drastis setelah ritualnya ini.

Ketika Irene selesai merapikan pakaian Jennie—sekarang Jennie sudah kembali berpakaian seperti semula—pada detik berikutnya gadis itu langsung berlarian kecil untuk mendudukkan dirinya tepat di samping eksistensi Lisa.

Jennie lalu mengambil tangan kekasihnya. Ia genggam penuh sayang sambil menyandarkan tubuhnya dengan nyaman pada bahu Lisa di sana.

"Kerjaannya Ruby Jane ya? Kok bisa kalian berinteraksi secara langsung gitu?" Tanya Irene. Namun fokusnya tengah merapikan beberapa pakaian yang telah ia keluarkan tadi.

"Iya, dia yang sengaja bikin Lisa jadi bisa buat nyentuh aku."

"Terus kalian berdua juga sama-sama pacaran sama Lisa?"

Sekali lagi Jennie lantas mengiyakan.

Lalu mendengar Irene yang kemudian terkekeh geli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sudah tidak membuat Jennie heran lagi. Respon yang diberikan oleh gadis itu memang wajar jika merasa lucu.

"Sayang."

Jennie lekas menoleh, "kenapa sayang?"

"I love you." Bisik Lisa teramat pelan.

"Astaga, kirain kenapa. I love you too."

Sejenak Lisa terpaku. Memandangi bagaimana manisnya raut muka Jennie dalam keadaan apapun yang sedang gadis itu lakukan. Entah saat tersenyum, tertawa, atau hanya sekedar diam saja. Jennie tetap terlihat sungguh sangat cantik luar biasa di mata Lisa.

Dan Lisa, benar-benar telah begitu jatuh cinta kepadanya.

"Kalo nanti kamu udah masuk ke dunia aku, tolong jangan jauh-jauh dari aku ya? Aku mau gunain kesempatan itu dengan sebaik mungkin untuk ngebahagiain kamu." Ucap Lisa.

OBFUSCATE - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang