Author POV
"Will you be mine, pretty?"
Ruby Jane mengibaskan rambut cantiknya ke belakang dengan raut muka angkuh. Lalu kemudian ia bersedekap dada, sorot matanya begitu intensif menatap raut wajah Lisa.
Tak kenal tempat. Ruby Jane bahkan tidak memberikan akses jalan apapun untuk Lisa bisa pergi dengan cuma-cuma, sebelum gadis itu akan melanjutkan ucapan kalimat selanjutnya.
Sebuah penjelasan.
"Coba ngomong lagi kaya gitu. Liat mata aku, jangan cuma ke Jennie."
Berbeda dengan Lisa yang merasakan takut luar biasa, namun Jennie justru sebaliknya. Ia malah sedang menahan tawa. Jennie sudah tahu sekali bahwa hal ini pasti akan terjadi. Dan Jennie sama sekali tidak merasa terintimidasi, karena biar bagaimanapun. Mereka berdua memang menyukai orang yang sama.
Walau akhirnya nanti mereka harus berbagi dua, Jennie benar-benar rela. Lagi pula mereka beda dunia, dan Lisa tentunya tidak bisa hidup kekal abadi tanpa lebih dulu harus menikahi Jennie.
Tadinya, Jennie dan Lisa memang masih berduaan saja.
Namun ketika kalimat ajakan Lisa untuk menjalin hubungan itu keluar dari belah bibirnya, Ruby Jane dengan mendadak langsung muncul tepat di samping Jennie.
Tubuh Lisa tentu sangat terkejut. Melihat raut muka Ruby Jane yang menatapnya penuh dengan rasa kecemburuan.
Sehingga sekarang, Lisa hanya bisa terdiam. Mengulum bibirnya ke dalam, menunduk. Kepala Lisa tidak berani mengangkat pandangan.
"Jelasin sayang, atau kamu mau kita berdua ngehajar kamu di sini? Hm?"
Lekas-lekas kepala Lisa menggeleng. Ruby Jane sungguh luar biasa menyeramkan. Namun jika boleh jujur, aura itulah yang Lisa sukai darinya. Mendominasi, angkuh, agresif, serta begitu percaya diri.
Sangat berbanding terbalik dengan saudaranya yang cenderung lemah lembut.
Setelah terdiam cukup lama, Lisa akhirnya memberanikan diri untuk menghela nafas sambil ia melengkungkan bibirnya ke bawah. Menatap Ruby Jane serta Jennie secara bergantian.
Lisa tidak bisa berhenti di tengah jalan seperti ini. Lagi pula, perasaan Lisa memang telah berdebar untuk mereka berdua.
"Gue—"
"Aku." Koreksi Jennie. Mengingat bahwa gadis itu beberapa menit yang lalu telah mengubah kosa kata untuk penyebutan dirinya sendiri.
"Ah iya, maksudnya aku." Lisa lantas menganggukkan kepalanya sekilas.
"Aku ga bisa milih salah satu di antara kalian berdua." Kata Lisa, yang kemudian justru membuat Ruby Jane terkekeh mendengarnya.
Gadis itu masih bersedekap tangan di bawah dada. Mengambil seluruh atensi yang ada di antara mereka.
"Siapa juga yang nyuruh kamu milih?" Ruby Jane menaikkan satu alisnya.
"Tapi, Jennie—"
"Aku ga ada minta kamu buat milih, berbagi pun aku mau-mau aja. Tapi cuma buat kamu." Jennie membalas sambil tersenyum ke arah Lisa.
"Tuh? Denger?"
"I-iya.. denger.." Kepala Lisa lantas kembali menunduk karena takut.
"Kenapa berani ngajak Jennie jadian lebih dulu dari pada sama aku?" Sekali lagi suara dalam Ruby Jane mengintimidasi.
"Tadi aku udah nyariin kamu kok, tapi kamunya ga ada nongol-nongol. Kalo ga percaya, tanya aja Jennie." Cicit Lisa.
"Terus kalo aku ga ada, kamu jadi boleh seenaknya mau ngambil kembaran aku, gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OBFUSCATE - JENLISA ✔
Fanfiction❝ Ga sedikit hubungan yang berakhir putus cuma karena ngeliat gimana cantiknya seorang Jennie. ❞