15. Bikin Lisa kecil

10.3K 1.3K 286
                                    

Author POV

Udara dingin di alam ghaib ternyata terasa sangat jauh berbeda dengan udara yang biasa Jennie rasakan saat di dunia nyata.

Jika di sana rasa sejuknya begitu menusuk hingga sampai ke kulit, namun di sini justru sebaliknya. Lebih nyaman, tidak berlebihan dan Jennie sungguh betah jika hanya sekedar berdiam diri demi menikmati ketenangannya.

Jennie lalu menghembuskan nafasnya pelan. Kini ia sedang berada di kamar milik Ruby Jane—yang akan Jennie jadikan tempat peristirahatan selama dua hari ke depan bersama Lisa.

Suaminya.

Begitulah sebutan yang harus Jennie ucapkan sementara.

Ada peraturan-peraturan tertentu yang mengharuskan Jennie berlaku selayaknya dia seorang istri dan Lisa menjadi sosok suami. Mungkin terdengar aneh bagi orang awam. Sebab Lisa adalah perempuan, tetapi ini hanyalah untuk sementara. Nanti, setelah Jennie kembali ke dunia nyata maka peraturan itu sudah boleh Jennie lupakan.

Saat sedang terdiam, Lisa kemudian muncul di ambang pintu kamar mereka.

Rambut sebahunya masih terlihat basah karena gadis itu baru saja selesai mandi. Ia melempar senyum, Jennie pun segera menghampirinya.

Jennie lalu menyuruh Lisa untuk duduk pada meja rias. Ia mengambil handuk kecil, berniat untuk mengeringkan rambut Lisa sambil mengusap-usapnya.

Dan dari posisi ini, mereka berdua juga dapat saling berpandangan lewat cermin besar yang terpampang jelas tepat pada meja.

"Are you ready for tonight?"

Mengerti akan tatapan mata Lisa yang tiba-tiba berubah menggoda, Jennie sontak terkekeh pelan. Ia lalu mencubit pipi Lisa dengan main-main.

"Mesum." Ucapnya.

"Tapi siap kan?"

"Ga tau, aku malu."

Lisa tersenyum lembut. Kemudian Lisa ambil kedua tangan Jennie yang sedari tadi masih mengusap-usap kepalanya, kini tangan itu Lisa sengaja lingkarkan pada lehernya.

Membuat Jennie dengan otomatis beralih memeluk leher Lisa dari arah belakang. Mereka lalu sama-sama saling tersenyum ketika bertemu tatap di depan cermin.

"Ga perlu malu sama aku, kita kan udah sah sekarang." Kata Lisa, masih dengan suara lembutnya.

"Enak banget ngomong gitu yang tinggal maju mundur doang."

Refleks Lisa tertawa, "heh? Tumben ngomongnya langsung blak-blakan."

Kemudian Jennie menyandarkan kepalanya pada bahu Lisa di sana. Jennie mengarahkan wajahnya langsung kepada pipi Lisa, dengan gemas Jennie lalu mencium sekilas pipi itu.

Tak perduli jika Lisa terlihat sangat salah tingkah karena perlakuannya, Jennie pun setelahnya kembali lagi menatap raut wajah Lisa pada sebuah cermin yang ada di hadapan mereka.

"I love you, honey."

"I love you more, baby."

"Oh iya, kamu tadi ada dikasih jejamuan gitu ga sih?" Jennie bertanya.

"Ga ada, emangnya kenapa? Kamu ada dikasih?"

"Iya, terus disuruh langsung minum pas selesai ritual terakhir kita, jadinya ya langsung aku minum aja. Ga tau itu jamu buat apa."

"Jamu kuat kali."

"Hush, ngomongnya. Aku ga nanyain sih tadi itu jamu buat apa, aku ga bisa bahasa aksara Jawa."

OBFUSCATE - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang